STATUS RESISTENSI VEKTOR FILARIASIS ASAL KABUPATEN SIKKA TERHADAP INSEKTISIDA PERMETHRIN

  • Julianty Almet(1*)
    Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
  • Diana A. Wuri(2)
    Laboratorium Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
  • Annytha Ina Rohi Detha(3)
    Laboratorium Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
  • Dionesia A. Mogi(4)
    Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
  • (*) Corresponding Author
Keywords: Aedes sp., Anopheles sp., insektisida, permethrin, resistensi, Sikka

Abstract

Pengendalian nyamuk yang berperan sebagai vektor  merupakan tindakan terpenting dalam penanggulangan penyakit seperti filariasis.Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelen­jar getah bening yang ditularkan oleh berba­gai jenis nyamuk. Kasus filariasis di Kabupaten Sikka tahun 2015- 2017 setiap tahunnya meningkat. Penggunaan insektisida menjadi pilihan utama masyarakat dalam pengendalian vektor nyamuk. Insektisida yang digunakan secara terus-menerus dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status resistensi vektor filariasis terhadap insektisida permethrin 0,75%  di Kabupaten Sikka tahun 2018. Penelitian ini diawali dengan survei lokasi dan pengambilan sampel di Kabupaten Sikka dan dilanjutkan dengan pemeliharaan nyamuk serta uji resistensi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah nyamuk Aedes sp. dan Anopheles sp., impregnated paper permethrin 0,75%.  Hasil uji resistensi menggunakan metode susceptibility test dengan impregnated paper permethrin 0,75% adalah kematian nyamuk uji terhadap permethrin adalah 21,3% sehingga disimpulkan bahwa vektor filariasis di Kabupaten Sikka dinyatakan telah resisten tinggi terhadap insektisida permethrin 0,75% karena kematian nyamuk uji <90%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah MN. 2014. Efek Knockdown Ekstrak Daun Mint (Mentha piperita) sebagai Insektisida Alami dengan Metode Semprot untuk Stadium Dewasa Nyamuk Aedes sp. dan Culex sp. [Skripsi]. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Arasy AA, Nurwidayati A. 2017. Status Resistensi Anopheles barbirotris terhadap Perimetrin 0,75% Desa Wawosangula, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Vektora Penyakit, 11(1) : 27-32.
Astari S, Ahmad I, Rahayu R, Hariani N. 2009. Status Kerjalanan Aedes aegypti (Diptera : Culicidae) Pada Tahun 2006-2007 Terhadap Malasi di Bandung, Jakarta, Palembang, Surabaya dan Palu. Biosfera 26 (2):85-89.
Daniel, BA. 2007.MonitorinLymphatic Filariasis Interventions: Adult Mosquito Sampling, And Improved Pcr – Based Pool Screening Method For Wuchereria Bancrofti Infection In Anopheles Mosquitoes. Filaria Journal, 6: 13.
[Dinkes NTT] Dinas Kesehatan. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015. Kupang: Dinas Kesehatan Propinsi NTT.
[Ditjen PP dan PL] Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2013. Pedoman Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kemenkes RI.
Hadi UK, Gunandini DJ, Soviana S, Sigit SH. 2008. Panduan Identifikasi Ektoparasit:Bidang Medis dan Veteriner.Edisi ke 2.Bogor : IPB Press.
Hoedojo R. 2006. Parasitologi Kedokteran. Edisi Ke-2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Jaya I. 2017. Uji Efektifitas Serbuk Alang-Alang (Imperta cylindrica) Sebagai Anti Nyamuk Elektrik Terhadap Nyamuk Aedes aegypti [Skripsi]. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.
Joharina, Alfiah S. 2011. Analisis Deskriptif Insektisida Rumah Tangga Yang Beredar Di Masyarakat, Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Vektor Dan Reservoir Penyakit. Jurnal Vektora, 4(1): 23 – 32.
[Kemenkes] Kementrian Kesehatan. 2016. Situasi Filariasis di Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Naswir. 2012. Fauna dan Status Kerentanan Nyamuk Anopheles sp. Terhadap Insektisida Golongan Sintetik Piretroid di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Palumbo J. 2011. Knockdown and Residual Control of Bagrada Bugs with Foliar Insecticides; Greenhouse Evaluations.
Semidi K. 2018. Resistensi Aedes sp. sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) Terhadap Insektisida Permethrin 0,25 % di Kota Kupang [Skripsi]. Kupang: Universitas Nusa Cendana.
Sunaryo, Bina I, Rahmawati, Dyah W. 2014. Status Resistensi Vektor Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti)
Terhadap Malathion 0,8% Dan Permethrin 0,25% Di Provinsi Jawa Tengah.Jurnal Ekologi Kesehatan, 13(2): 146 – 152.
Tuti S, Armedy RH, dan Ryanti E. 2009. Masalah Filariasis Di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).Buletin Penelitian Kesehatan, 37(4): 169 – 179.
[WHO] World Health Organization. 2009.Dengue: Guidelines for Diagnosis,Treatment,Prevention and Control. New Edition. Geneva, (WHO/HTM/NTD/DEN/2009.1).
[WHO] World Health Organization. 2016,Monitoring and Managing Insecticide Resistance in Aedes Mosquito Population,Geneva, Switzerland.

PlumX Metrics

Published
2020-02-14
How to Cite
Almet, J., Wuri, D., Detha, A., & Mogi, D. (2020). STATUS RESISTENSI VEKTOR FILARIASIS ASAL KABUPATEN SIKKA TERHADAP INSEKTISIDA PERMETHRIN. JURNAL KAJIAN VETERINER, 7(2), 121-127. https://doi.org/10.35508/jkv.v7i2.1984

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.