https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/issue/feedJurnal Bahari Papadak2025-12-23T11:59:31+00:00Dr. Ir. Yahyah, M.Siyahyahrachim@gmail.comOpen Journal Systems<p>Jurnal Bahari Papadak adalah sebuah jurnal nasional dalam bidang ilmu-ilmu kelautan dan perikanan yang di kelolah oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana. Tujuan utamanya adalah menyajikan artikel-artikel hasil riset atau penelitian yang berkualitas yang meliputi semua sub-bidang kajian dalam lingkup ilmu kelautan dan perikanan. Jurnal ini menyediakan ruang publikasi bagi akademisi, peneliti, mahasiswa dan kalangan professional lainnya. Artikel ilmiah yang diajukan untuk diterbitkan dalam jurnal ini harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, merupakan paper asli (bebas plagiarisme), tidak dipublikasikan atau tidak sedang diajukan ke jurnal lain. Lingkup topik Jurnal Bahari Papadak meliputi manajemen sumberdaya perairan, perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan, sosial ekonomi perikanan, ilmu kelautan, bioteknologi perikanan, biologi dan ekologi biota perairan, serta penilaian dan pengelolaan ekosistem perairan.</p> <p>ISSN Online : <strong>2723-6536</strong></p> <p>Waktu Terbit : Bulan April dan Oktober</p> <p>Email : baharipapadak@gmail.com</p>https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/25574TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI DESA OENGGAE, KECAMATAN PANTAI BARU, KABUPATEN ROTE NDAO2025-10-28T02:32:44+00:00Ayu Soinbalaayusoinbala@gmail.comLady Cindy Soewarlancindysoewarlan@staf.undana.ac.idLebrina Ivantry Boikhlebrina@staf.undana.ac.id<p><strong>Abstrak-</strong> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kesejahteraan Masyarakat nelayan di Desa Oenggae, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao. Berdasarkan Badan Pusat Statistik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu obervasi, wawancara dan dokumentasi. Analisi yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan adalah menggunakan indikator kesejahteraan keluarga berdasarkan BPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Oenggae, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, berada dalam tingkat kesejahteraan sedang yang di wakili oleh 8 indikator yaitu: kondisi tempat tinggal, dengan status rumah yang di tempati adalah milik sendiri yang menggunakan atas seng, dinding permanen, dan lantai dasar rumah keramik dan plester semen. fasilitas tempat tinggal yang dimiliki tergolong cukup lengkap. pelayanan kesehatan mudah dijangkau dikarenakan memiliki BPJS, jenjang pendidikan yang di tempuh adalah pendidikan formal, jenis transportasi yang digunakan nelayan yaitu kendaraan bermotor,jenis alat Teknologi Informasi dan Komunikasi yang paling umum digunakan adalah HP, untuk pendapatan dan pengeluaran masyarakat nelayan Desa Oenggae yaitu Rp < 2.000.000 – Rp > 3.000.000 perbulannya </p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Tingkat Kesejahteraan, Nelayan Pancing Ulur, Desa Oenggae</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract- </em></strong><em>The purpose of this research is to determine the level of welfare of fishing communities in Oenggae Village, Pantai Baru District, Rote Ndao Regency. Based on the Central Statistics Agency (BPS). The data collection methods used in this study are observation, interviews, and documentation. The analysis used to measure the level of welfare of fishermen is using family welfare indicators based on BPS. The results of this study indicate that the level of welfare of the community in Oenggae Village, Pantai Baru District, Rote Ndao Regency, is at a moderate level of welfare, which is represented by 8 indicators, namely: residential conditions, with the status of the house occupied being owned by using zinc roofs, permanent walls, and ceramic and cement plaster floors. The residential facilities owned are quite complete. Health services are easily accessible because they have BPJS, the education level pursued is formal education, the type of transportation used by fishermen is motorized vehicles, the type of Information and Communication Technology tools most commonly used is mobile phones, for income and expenditure of fishing communities in Oenggae Village, which is Rp < 2,000,000 - Rp > 3,000,000 / month.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Socioeconomic Welfare<strong>, </strong>Hand Line Fisdhermen Oenggae Village.</em></p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/25577INFORMASI PAPARAN MERKURI (Hg) DALAM DAGING TERIPANG HITAM (Holothuria edulis) KERING DARI PERAIRAN NUSA TENGGARA TIMUR2025-10-28T02:46:09+00:00Antoni Abi Manucindysoewarlan@staf.undana.ac.idLady Cindy Soewarlancindysoewarlan@staf.undana.ac.idLebrina Ivantry Boikhlebrina@staf.undana.ac.id<p><strong>Abstrak <em>- </em></strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai paparan merkuri (Hg) pada <em>Holothuria edulis </em>kering yang berasal dari berbagai wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta membandingkan dengan ambang batas yang telah ditetapkan oleh BPOM (2018) dan FAO (2012). Sampel dikumpulkan menggunakan metode purposive dan random sampling, kemudian dianalisis dengan teknik <em>Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry </em>(ICP-MS). Hasil penelitian yang disandingkan dengan perairan lain menunjukkan bahwa paparan kandungan merkuri di Perairan NTT masih sangat rendah atau dibawah ambang batas yaitu sebesar 0,1 mg/kg. Rendahnya kadar merkuri pada Perairan NTT dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa <em>H. edulis </em>dari Perairan NTT tergolong aman untuk dikonsumsi dan dapat dijadikan indikator bioakumulasi logam berat dalam sistem perairan bentik.</p> <p><strong>Kata kunci: Teripang hitam kering, merkuri, Perairan Nusa Tenggara Timur</strong></p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/26424GENUS SERTA BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAN ASOSIASINYA PADA WILAYAH TAMAN WISATA ALAM LAUT TELUK KUPANG DAN SEKITARNYA2025-12-06T22:29:13+00:00Ardy Rion Ledohardyledoh@gmail.comLumban N. L. Toruanlumbannauli@staf.undana.ac.idAlexander L. Kangkanalexanderkangkan@staf.undana.ac.id<p><strong>Abstrak - </strong>Terumbu karang adalah hewan bentik yang umumnya hidup berkoloni yang tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3) sebagai hasil sekresi dari Zooxanthellae. TWAL Teluk Kupang meliputi hampir seluruh perairan teluk yang terletak di sebelah barat Pulau Timor termasuk pulau kecil yang tercakup didalamnya seperti Pulau Kera. Salah satu potensi yang dimiliki oleh TWAL Teluk Kupang adalah terumbu karang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji genus-genus karang beserta bentuk pertumbuhannya di perairan TWAL Teluk Kupang dan Sekitarnya. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober 2023. Pengambilan sampel menggunakan transek sepanjang 50 m dan pemotretan dilakukan dengan interval 1 meter. Hasil penelitian mengidentifikasi sebanyak delapan bentuk pertumbuhan karang yaitu <em>Acropora Branching, Coral Branching, Coral Encrusting, Coral Foliose, Coral Massive, Coral Mushroom</em><em>, </em><em>Coral Submassive</em> dan <em>Soft Coral</em>. Terdapat sembilan belas genus karang yang ditemukan yaitu <em>Acropora sp, Astreopora sp, Diploastrea sp, Echinopora sp, Favia sp, Favites sp, Fungia sp, Goniastrea sp, Montastrea sp, Montipora sp, Pachyseris sp, Pavona sp, Pectinia sp, Platygyra sp, Pocillopora speciosa, Porites sp, Psammocora sp, Seriatopora sp, Stylophora sp.</em> <em> </em> </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Bentuk pertumbuhan, Genus, Teluk Kupang, Terumbu karang</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract - </em></strong><em>Coral reefs are benthic animals that generally live in colonies composed of calcium carbonate (CaCO3) as a result of secretions from Zooxanthellae. The Kupang Bay TWAL covers almost all bay waters located on the west side of Timor Island, including small islands such as Kera Island. One of the potentials of the Kupang Bay TWAL is coral reefs. The purpose of this study was to assess the genus of corals and their growth forms in the waters of TWAL Teluk Kupang and its surroundings. This research was conducted in October 2023. Sampling used 50 m transect and photographing was done at 1 meter intervals. The results identified eight forms of coral growth, namely Acropora Branching, Coral Branching, Coral Encrusting, Coral Foliose, Coral Massive, Coral Mushroom, Coral Submassive and Soft Coral. There are nineteen coral genus found, namely Acropora sp, Astreopora sp, Diploastrea sp, Echinopora sp, Favia sp, Favites sp, Fungia sp, Goniastrea sp, Montastrea sp, Montipora sp, Pachyseris sp, Pavona sp, Pectinia sp, Platygyra sp, Pocillopora speciosa, Porites sp, Psammocora sp, Seriatopora sp, Stylophora sp. </em></p> <p><strong><em>Keywords :</em></strong><em> Life form, Genus, Kupang Bay, Coral reefs</em></p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/26427ANALISIS TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI DESA SAKUBATUN BERDASARKAN KRITERIA CCRF FAO2025-12-06T14:45:49+00:00Alexius A. J. Poualexiuspou17@gmail.comAlexander L. Kangkanalexanderkangkan@staf.undana.ac.idKiik G. Sinekiik.sine@staf.undana.ac.id<p><strong>Abstrak - </strong>Perikanan tangkap yang ramah lingkungan baiknya memiliki selektivitas alat tangkap yang tinggi untuk mendapat kan hasil tangkapan utama, tentunya hal ini akan berpengaruh pada keberlanjutan populasi ikan di perairan Desa Sakubatun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keramahan alat tangkap pancing ulur berdasarkan 9 kriteria CCRF yang ditetapkan oleh FAO (1995) terhadap alat tangkap ramah lingkungan. Sampel ditentukan berdasarkan metode sensus dengan responden yang terpilih 34 orang. Teknik pengumpulan data dikumpulkan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi pada 34 sampel yang dipilih secara acak pada periode bulan Juli-Agustus 2024. Penentuan skor akhir keramahan alat tangkap menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Keramahan alat tangkap pancing ulur dinilai melalui skoring pada 9 kriteria CCRF dengan total 34 orang. Berdasarkan wawancara dengan 34 orang, yakni nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing ulur di Desa Sakubatun, diperoleh skor keramahan lingkungan alatsebesar 31,35. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat tangkap pancing ulur termasuk dalam kategori alat tangkap yang sangat ramah lingkungan.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Alat Tangkap, CCRF, Tingkat Keramahan</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstrak - </em></strong><em>Environmentally friendly fishing should have a high selectivity of fishing gear to get the main catch, of course this will affect the sustainability of fish populations in the waters of Sakubatun Village. This study aims to determine the friendliness of longline fishing gear based on 9 CCRF criteria set by FAO (1995) for environmentally friendly fishing gear. The sample was determined based on the census method with 34 respondents selected. Data collection techniques were collected using observation, interviews and documentation on 34 randomly selected samples in the July-August 2024 period. Determination of the final score of fishing gear friendliness using qualitative and quantitative descriptive analysis. The friendliness of handline fishing gear was assessed through scoring on 9 CCRF criteria with a total of 34 people. Based on interviews with 34 people, namely fishermen using longline fishing gear in Sakubatun Village, an environmental friendliness score of 31.35 was obtained. These results indicate that handline fishing gear is included in the category of fishing gear that is very environmentally friendly. </em></p> <p><strong><em>Keywords : </em></strong><em>Fishing Gear, CCRF, Level of Friendliness </em></p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/26431PENGELOLAAN PERIKANAN PELAGIS BESAR BERBASIS PENDEKATAN EKOSISTEM PADA DOMAIN EKONOMI DI PPI OEBA, KOTA KUPANG2025-12-06T21:13:45+00:00Irene Tefbanairenetefbana13@gmail.comIsmawan Talloismawantallo@staf.undana.ac.idChaterina A. Pauluschatepaulus@undana.ac.id<p><strong>Abstrak</strong>- Pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan, yang dikenal sebagai <em>Ecosystem Approach to Fisheries Management</em> (EAFM), bertujuan untuk menilai status terkini pengelolaan perikanan pelagis besar di PPI Oeba, Kota Kupang. Penilaian ini dilakukan melalui analisis indikator-indikator dalam domain EAFM. Indikator yang dianalisis dalam domain ekonomi antara lain kepemilikan aset, pendapatan rumah tangga, rasio tabungan (<em>saving rate)</em> dan nilai tukar nelayan (NTN). Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Sampel yang digunakan sebanyak 37 responden, yang dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka merupakan nelayan pengguna armada penangkapan pancing ulur tuna. Data dari setiap indikator dalam domain ekonomi dianalisis berdasarkan hasil skoring. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan status masing-masing indikator, dengan ketentuan bahwa semakin tinggi nilai indikator, maka semakin baik pula status pengelolaan perikanan. Sebaliknya, semakin rendah nilai indikator, maka semakin buruk pula status pengelolaannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa status terkini pengelolaan perikanan pelagis besar berbasis pendekatan ekosistem (EAFM) pada domain ekonomi di PPI Oeba, Kota Kupang, berada pada kategori baik, dengan nilai agregat sebesar 234. Hasil ini divisualisasikan melalui model bendera berwarna hijau muda.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Pengelolaan Perikanan, Pelagis Besar, Domain Ekonomi, EAFM, PPI Oeba</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract -</em></strong><em> Fisheries management with an ecosystem approach, known as the Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM), aims to determine the current status of large pelagic fisheries management at the Oeba Fish Landing Site (PPI), Kupang City, based on an ecosystem approach by analyzing indicators in the economic domain. The economic domain indicators analyzed include asset ownership, household income, saving rate, and fishermen’s terms of trade (NTN). The method used in this research was observation and interviews using questionnaires. The research sample consisted of 37 respondents, selected as fishermen using tuna handline fishing gear. Data from each economic domain indicator were analyzed based on scoring obtained from interviews and surveys to determine the value and status of each indicator. The rule is that the higher the indicator value, the better the fisheries management status, and conversely, the lower the indicator value, the worse the management status. The results of this study indicate that the current status of large pelagic fisheries management based on the ecosystem approach in the economic domains at PPI Oeba, Kupang City, the economic domain is in a good status in implementing EAFM, with an aggregate value of 234 and a light green flag visualization. </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Fisheries Management, Large Pelagic,Economic Domain, EAFM, Fishery Port Oeba</em>.</p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/26447RENDEMEN PRODUK SEKUNDER PADAT PENGOLAHAN FILLET IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp) DI PT. MATSYARAJA ARNAWA STAMBHAPURA KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR2025-12-08T00:42:32+00:00Eufrasia Putri Toreeufrasiatore@gmail.comLady Cindy Soewarlaneufrasiatore@gmail.comLumban N. L. Toruanlumbannauli@staf.undana.ac.id<p><strong>Abstrak</strong> – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan fillet Kakap Merah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi pada 100 sampel yang diambil secara acak periode bulan Juli-Agustus 2024. Informasi yang dikumpulkan mencakup penanganan sisa samping olahan, berat total ikan utuh, berat fillet, dan berat limbah padat (meliputi kepala, tulang, sirip, sisik, tetelan, dan jeroan). Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan disajikan dalam persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil fillet adalah 40,54%, dengan proporsi limbah padat sebagai berikut: kepala 30,65%, tulang 13,39%, sirip 4,58%, sisik 2,64%, tetelan 4,26%, dan jeroan 3,91%. Dari total limbah padat, PT. MAS memanfaatkan bagian kepala dan tetelan sebesar 34,91%, sehingga total produksi yang bernilai ekonomi dan sosial mencapai 75,45%, sementara 24,52% sisanya dibuang. Sesuai dengan tujuan SDGs 12.3, sisa produksi sebaiknya dioptimalkan untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi dari industri pengolahan ini.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Kakap Merah, Fillet, Rendemen, Sisa Samping, Ekonomi Sirkular</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract </em></strong>- <em>This study aims to determine the yield of solid waste generated from the processing of Red Snapper fillets. Data were collected through observation, interviews, and documentation on 100 randomly selected samples during the period of July–August 2024. The collected information includes the handling of processing by-products, total weight of whole fish, fillet weight, and solid waste weight (including head, bones, fins, scales, trimmings, and viscera). Data were analyzed using descriptive statistics and presented in percentages. The results showed that the average fillet yield was 40.54%, with the proportions of solid waste as follows: head 30.65%, bones 13.39%, fins 4.58%, scales 2.64%, trimmings 4.26%, and viscera 3.91%. Of the total solid waste, PT. MAS utilizes the head and trimmings, accounting for 34.91%, resulting in a total production with economic and social value of 75.45%, while the remaining 24.52% is discarded. In line with SDGs target 12.3, the remaining by-products should be optimized to reduce environmental impact while enhancing the economic value of this processing industry</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Red Snapper, Fillet, Yield, By-products, Circular Economy</em></p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/26719MORPHOMETRIC ANALYSIS OF INDIAN MACKEREL (Rastrelliger kanagurta) LANDED IN KUPANG IN OCTOBER AND NOVEMBER: LENGTH RATIO AND LINEAR RELATIONSHIP OF TL-FL-SL2025-12-18T13:35:46+00:00Winster Larwuywinster_larwuy@staf.undana.ac.idDesy A. Hidayatidesy_hidayati@staf.undana.ac.idRifka L. Palinggirifka.palinggi@staf.undana.ac.idNikanor H. Armosnikanor_armos@staf.undana.ac.idLebrina Ivantry Boikhlebrina@staf.undana.ac.idAludin Al Ayubialudinayubi@staf.undana.ac.idFrits A. Maitindomwinster_larwuy@staf.undana.ac.id<p><strong><em>Abstract - </em></strong><em>This study was conducted to analyze the morphometric characteristics of Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta) landed in Kupang during October – November 2025. Morphometric analysis was performed as body-length parameters constitute fundamental biological indicators for assessing growth patterns, detecting variations in body form, and generating essential size-conversion metrics that support population biology and stock-management assessments. A total of 303 individuals were measured for Total Length (TL), Fork Length (FL), and Standard Length (SL) to analyze size distribution, analyze length ratios (FL/TL, SL/TL, SL/FL), and analyze linear relationships between parameters using linear regression and two-way ANOVA to test the effects of size class and ratio type. The size distribution indicated that TL ranged from 21.0 to 32.1 cm (mean = 25.708 ± 3.601 cm), with FL ranging from 19.0 to 29.1 cm and SL ranging from 17.7 to 26.5 cm. Length ratios were relatively stable in small to medium size but decreased in larger individuals, suggesting disproportionate length growth. The ANOVA results revealed significant effects of size class and ratio type on body-length ratios (p < 0.05). Linear relationships between the length parameters exhibited a negative allometric growth pattern (b < 1), accompanied by extremely high correlation coefficients (r = 0.998 for TL-FL, TL-SL, and FL-SL), indicating that FL and SL increased proportionally more slowly than TL.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> indian mackerel, morphometry, length ratio, negative allometry, Kupang</em></p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/26814PAPARAN JENIS SAMPAH LAUT GOLONGAN PLASTIK PADA SEKITAR LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA TESABELA, KABUPATEN ROTE NDAO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR2025-12-23T11:59:31+00:00Aludin Al Ayubialudinayubi@staf.undana.ac.idYahyah Yahyahyahyah@staf.undana.ac.idLebrina Ivantry Boikhlebrina@staf.undana.ac.idYudishinta Missayudishinta.missa@staf.undana.ac.id<p><strong>Abstrak -</strong> Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis sampah laut golongan plastik yang terpapar pada sekitar areal budidaya rumput laut di Desa Tesabela, Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menemukan bahwa jenis-jenis sampah laut dari golongan plastik yang terpapar pada sekitar areal budidaya rumput laut di Desa Tesabela, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Temggara Timur adalah terdiri dari 11 jenis yaitu kantong plastik (plastik kresek), botol plastik < 2 L, tutupan botol plastic, tali rafia, sedotan plastik, tali nilon (tali jaring), gelas aqua, ale-ale dan lainnya, kemasan detergen dan makanan ringan dan lain-lain serta styrofoam</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Sampah Laut, Rumput Laut</p> <p> <strong><em>Abstract -</em></strong> <em>The purpose of this study was to determine the types of plastic marine debris found around seaweed cultivation areas in Tesabela Village, Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara Province. The methods used in this activity were observation and interviews. Data obtained from this study were analyzed using qualitative descriptive analysis. The results of this study found that the types of plastic marine debris found around seaweed cultivation areas in Tesabela Village, Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara Province consisted of 11 types: plastic bags (plastic bags), plastic bottles <2 L, plastic bottle caps, raffia rope, plastic straws, nylon rope (net rope), Aqua cups, ale-ale and other items, detergent and snack packaging, and others, as well as Styrofoam.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Marine Debris, Seaweed</em></p>2025-10-15T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##