Jurnal Bahari Papadak https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP <p>Jurnal Bahari Papadak adalah sebuah jurnal nasional dalam bidang ilmu-ilmu kelautan dan perikanan yang di kelolah oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana. Tujuan utamanya adalah menyajikan artikel-artikel hasil riset atau penelitian yang berkualitas yang meliputi semua sub-bidang kajian dalam lingkup ilmu kelautan dan perikanan. Jurnal ini menyediakan ruang publikasi bagi akademisi, peneliti, mahasiswa dan kalangan professional lainnya. Artikel ilmiah yang diajukan untuk diterbitkan dalam jurnal ini harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, merupakan paper asli (bebas plagiarisme), tidak dipublikasikan atau tidak sedang diajukan ke jurnal lain. Lingkup topik Jurnal Bahari Papadak meliputi manajemen sumberdaya perairan, perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan, sosial ekonomi perikanan, ilmu kelautan, bioteknologi perikanan, biologi dan ekologi biota perairan, serta penilaian dan pengelolaan ekosistem perairan.</p> <p>ISSN Online :&nbsp;<strong>2723-6536</strong></p> <p>Waktu Terbit : Bulan April dan Oktober</p> <p>Email : baharipapadak@gmail.com</p> en-US yahyahrachim@gmail.com (Dr. Ir. Yahyah, M.Si) aludinfkpundana@gmail.com (Aludin Al Ayubi, S.Pi.,M.Si) Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.1.1.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN KELURAHAN SULAMU, NUSA TENGGARA TIMUR https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/19569 <p><strong>Abstrak-</strong> Padang lamun memiliki peran penting bagi kehidupan biota-biota laut, sehingga penting untuk dijaga kelestariannya agar keberlangsungan produktivitas pada ekosistem lamun tetap seimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung dan menganalisis komposisi jenis, kerapatan, serta mengetahui indeks ekologi seperti indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi lamun di perairan Kecamatan Sulamu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2023, dengan menggunakan metode deskriptif dan terdapat 4 stasiun di perairan Kelurahan Sulamu.&nbsp; Penentuan lokasi dengan metode <em>purposive random sampling </em>dan menggunakan transek kuadran berukuran 25 cm x 25 cm pada hamparan lamun disetiap titik pengamatan serta jumlah tegakan diamati langsung secara visual. Hasil penelitian menunjukan 8 jenis lamun, yaitu <em>Thalassia hemprichii</em>, <em>Cymodocea serulata,</em> <em>Cymodocea rotundata</em>, <em>Halodule uninervis</em>, <em>Halodule pinifolia</em>, <em>Halophila ovalis</em>, <em>Syringodium isoetifolium</em>, dan <em>Enhalus acoroides</em>. Kisaran kerapatan lamun yang ditemukan yaitu 15,03-2171,6 tegakan/m<sup>2</sup>. Indeks ekologi lamun menunujukan bahwa nilai keanekaragaman tergolong kategori sedang pada Stasiun I, Stasiun II, dan Stasiun III dan kategori rendah pada Stasiun IV, sedangkan nilai keseragaman tergolong kategori tinggi pada Stasiun I, Stasiun II dan Stasiun III dan kategori rendah pada Stasiun IV, sedangkan nilai dominansi tergolong kategori rendah pada semua stasiun.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Struktur Komunitas, Ekosistem Lamun, Kabupaten Sulamu</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract-</em></strong><em> Seagrass beds have an important role for the life of marine biota, so it is important to be preserved so that the sustainability of productivity in seagrass ecosystems remains balanced. The purpose of this study was to calculate and analyze the species composition, density, and determine ecological indices such as diversity index, uniformity, and dominance of seagrass in the waters of Sulamu District. This research was conducted from May to June 2023, using descriptive methods and there were 4 stations in the waters of Sulamu Village.&nbsp; Determination of location by purposive random sampling method and using quadrant transect measuring 25 cm x 25 cm on seagrass beds at each observation point and the number of stands observed directly visually. The results showed 8 seagrass species, namely Thalassia hemprichii, Cymodocea serulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, and Enhalus acoroides. The range of seagrass density found was 15.03-2171.6 stands/m2. The seagrass ecological index shows that the diversity value is classified as a medium category at Station I, Station II, and Station III and a low category at Station IV, while the uniformity value is classified as a high category at Station I, Station II and Station III and a low category at Station IV, while the dominance value is classified as a low category at all stations.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Community Structure, Lamun Ecosistem, Sulamu District</em></p> Agelda Herdemris Leni, Lumban N. L. Toruan, Alexander L. Kangkan ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/19569 Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000 ANALISIS KELAYAKAN USAHA POLE LINE PADA KM. SYLVIA 445 DI LARANTUKA, FLORES TIMUR https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/19965 <p><strong>Abstrak-</strong> Analisis kelayakan Usaha dan Operasional perikanan pole and line&nbsp; pada KM. Sylvia 445,&nbsp; di&nbsp;&nbsp; merupakan&nbsp;&nbsp; penelitian yang dilaksanakan&nbsp; perairan Laut Paga dan Laut Selatan Flores.&nbsp; Penelitian dilakukan tanggal 17 Maret sampai dengan 28 Juni 2023. Tujuan penelitian untuk&nbsp; mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap, jenis hasil tangkapan dan kelayakan usaha perikanan tangkap pole and line pada KM. Sylvia 445. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) metode analisis deskriptif, untuk memberikan gambaran objek yang diteliti melalui data yang telah dikumpulkan (2) Metode analisis Finansial, untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran kas. Hasil analisis kelayakan usaha nilai B/C Ratio usaha perikanan&nbsp;&nbsp; pada Musim Ikan Sebesar 2,068, Payback Period (PP) sebesar 1,87 dan keuntungan bersih yang diterima yaitu Rp. 134.692.500,- serta keuntungan kotor Rp.&nbsp; 269.385.000,-. Dengan demikian usaha ini dikatakan layak dijalankan atau diteruskan.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Pengoperasian, pole and line,&nbsp; cakalang, finansial</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract -</em></strong><em> Business feasibility and operational analysis of pole and line fisheries in KM. Sylvia 445, in is a research carried out in the waters of the Paga Sea and the South Sea of Flores. The research was conducted from March 17 to June 28, 2022. The aim of the research was to find out the fishing gear operating techniques, the types of catch and the feasibility of the pole and line capture fisheries business in KM. Sylvia 445. The data analysis method used is (1) descriptive analysis method, to provide an overview of the object under study through the data that has been collected (2) Financial analysis method, to find out estimates in terms of funding and cash flow. The results of the analysis of business feasibility B/C Ratio value of fishing business in the Fish Season is 2.068, the Payback Period (PP) is 1.87 and the net profit received is Rp. 134,692,500, - and a gross profit of Rp. 269,385,000,-. Thus this business is said to be feasible to run or continue.</em></p> <p><strong><em>Keywords :</em></strong><em> Operation, pole and line, skipjack tuna, financial</em></p> Sugiono Soepardi, Stefanus Gi Aso, Jhon S. M. Siregar, Irandha C. M. Siahaan, Muhamad Ali Ulat, Agustinus A. H Ratung, Aman Saputra ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/19965 Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000 PENANGANAN IKAN TUNA LOIN DI ATAS KAPAL TAHAPAN PROCESSING DAN PEMASARAN PADA CV. CHARLIE EKA PRANATA DI PPI OEBA KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/19967 <p><strong>Abstrak-</strong> Potensi lestari sumberdaya Perikanaan Prov. NTT yang harus dimanfaatkan setiap tahun adalah 491.700 ton/tahun dengan jumlah&nbsp; hasil tangkapan yang diperbolehkan sebesar 80%/393.360 ton/tahun, namun tingkat pemanfaatannya baru mencapai 40,7%. Untuk menjawab rendahnya pemanfaatan sumberdaya perikanan di wilayah perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur maka dapat dipastikan bahwa peluang pemanfaatan sumberdaya ikan tuna sangat besar&nbsp; untuk meningkatkan pendapatan nelayan. Untuk itu penangkapan ikan tuna harus diikuti penanganan dan pengolahan yang higienis dan berkualitas penting mengingat ikan tuna merupakan salah satu komoditas menjawab pasar dalam dan luar negeri. Ikan tuna juga meupakan bahan makanan yang dapat meningkatkan gisi bagi tubuh manusia, untuk itu dibutuhkan penanganan yang maksimal sehingga tidak membusuk. Tindakan penangaaanan ikan Tuna harus dimulai dari aktivitas penangkapan, karna apabila tidak diberi perlakuan atau penanganan yang tepat maka&nbsp; ikan tuna tersebut kualitasnya menurun dan berdampak terhadap harga pemasaran.&nbsp; Penanganan&nbsp; cepat dan tepat dimaksudkan agar&nbsp; mutu dan kualitasnya tidak menurun, dengan prinsip&nbsp; cepat, cermat, bersih, sehat dan di simpan pada suhu rendah sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan pembusukan sehingga harga ikan tuna makin tinggi dipasar sesuai permintaan dan menguntungkan serta dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan tuna di Provinsi Nusa Tenggara Timur.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Penanganan ikan tuna loin yang baik, benar akan meningkatkan hagra jual dan</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; pendapatan nelayan.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract -</em></strong><em> Sustainable potential of Fisheries resources in NTT Provinces which should be utilized annually is 491,700 tons/year with the allowable catch of 80%/393,360 tons/year, but the utilization rate has only reached 40.7%. To answer the low utilization of fishery resources in t FISHhe marine territorial of East Nusa Tenggara Province, it can be ensured that the prospect for utilizing tuna fish resources is very large to increase fishermen's income. Therefore, tuna fishing should be handling&nbsp;&nbsp; and processing in hygienically, which is considering that tuna is one of the important commodities responding to domestic and foreign markets. Tuna is also a food ingredient that can increase nutrition for the human physical growth, Thus it requires maximum handling so that it does not rot. The action of handling tuna should be starting from fishing activities and proper treatment or handling, to prevent low quality of the tuna that will have an impact on marketing prices. Fast and accurate handling is intended to maintain high quality with the principles of fast, careful, clean, healthy and stored at low temperatures so as to prevent the growth of bacteria that cause spoilage so that the price of tuna fish is higher in the market according to demand and is profitable and can increase income and welfare of tuna fishermen in East Nusa Tenggara Province.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Handling Tuna Loin properly, will increase the selling price and&nbsp; fisherman's income.</em></p> Yesaya Mau, Irandha C. M. Siahaan, Rizki Rajab ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/19967 Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000 JENIS-JENIS MANGROVE DI DESA LAMATOKAN, KECAMATAN ILE APE TIMUR, KABUPATEN LEMBATA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20084 <p><strong>Abstrak -</strong> Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis mangrove di Desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Dilaksanakan sepanjang bulan Februari hingga Maret 2024, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data lapangan melalui observasi dan dokumentasi serta dianalisis secara deskriptif. Hasil yang di dapat pada penelitian ini adalah terdapat lima (5) jenis mangrove yang berada pada kawasan mangrove Desa Lamatokan, diantaranya adalah <em>Soneratia alba, </em><em>Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculate, Rhizophora stylosa, </em>dan<em> Lumnitzera racemose. </em>Kelima jenis mangrove yang terdapat di kawasan Mangrove Desa Lamatokan sudah dibuat deskripsi dan klasifikasi untuk setiap jenis yang dilengkapi dengan gambar jenis-jenis mangrove.</p> <p><strong>Kata kunci. </strong>Desa Lamatokan, Kawasan Mangrove, Jenis Mangrove</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract - </em></strong><em>This research was conducted with the aim of determining of mangrove species in Lamatokan Village, East Ile Ape District, Lembata Regency, NTT Province. Carried out from February to March 2024, this research used field data collection methods through observation and documentation and analyzed descriptively. The results obtained from this research are that there are five (5) types of mangroves in the Lamatokan Village mangrove area, including Soneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculate, Rhizophora stylosa, and Lumnitzera racemose. Descriptions and classifications have been made for the five types of mangroves found in the Lamatokan Village Mangrove area for each type, accompanied by pictures of the species of mangroves.</em></p> <p><strong><em>Keywords. </em></strong><em>Lamatokan Village, Mangrove Area, Species of Mangrove</em></p> Eleonora Adela So’o, Kiik G. Sine, Aludin Al Ayubi ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20084 Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000 HUBUNGAN PARAMETER KUALITAS AIR TERHADAP TUTUPAN KARANG DI PESISIR KELURAHAN FATUBESI DAN PASIR PANJANG, KOTA KUPANG https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20129 <p><strong>Abstrak - </strong><em>Eutrofikasi</em> akan menyebabkan meledaknya populasi organisme tertentu sehingga dapat menimbulkan kematian beberapa organisme perairan, termasuk ekosistem terumbu karang. Tujuan mengetahui hubungan kondisi kualitas air terhadap tutupan karang di Pesisir Kelurahan Fatubesi dan Pasir Panjang, Kota Kupang. Penelitian ini dilaksanakan di Pesisir Kelurahan Fatubesi dan Kelurahan Pasir Panjang Kecamatan Kota Lama Kota Kupang pada bulan Agustus 2023 Pengambilan data tutupan terumbu karang dilakukan dengan <em>Point Intercept Transect</em> (PIT) dengan panjang transek 2 x 25 m yang diletakkan pada kedalaman 3 meter dan 10 meter. <em>Principal Components Analysis</em> digunakan untuk melihat parameter - parameter lingkungan yang mempengaruhi tutupan karang pada suatu perairan. Hasil uji PCA yang dilakukan, tutupan karang memiliki korelasi positif dengan salinitas (0.676), kecerahan (0.676), kecepatan arus (0.618) dan DO (0.708). Sedangkan suhu, pH dan kekeruhan memiliki korelasi negative dengan tutupan karang yaitu masing-masing sebesar -0.526, -0.736 dan -0.494. Hasil Penelitian ini menjadi informasi bagi pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pengelolaan yang baik melalui pengurangan buangan bahan organic ke badan perairan yang bersumber dari kegiatan yang dilakukan di daratan.</p> <p><strong>Kata kunci : </strong><em>Eutrofikasi, terumbu karang, </em><em>Principal Components Analysis</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong> <strong><em>-</em></strong><em> Eutrophication will cause an explosion in the population of certain organisms that can cause the death of some aquatic organisms, including coral reef ecosystems. The purpose of knowing the relationship of water quality conditions to coral cover in the Coastal Village of Fatubesi and Pasir Panjang, Kupang City. This research was conducted in the coastal area of Fatubesi Village and Pasir Panjang Village, Kota Lama Sub-district, Kupang City in August 2023. Data collection of coral reef cover was carried out by Point Intercept Transect (PIT) with a transect length of 2 x 25 m which was placed at a depth of 3 meters and 10 meters. Principal Components Analysis is used to see environmental parameters that affect coral cover in a body of water. The results of the PCA test conducted, coral cover has a positive correlation with salinity (0.676), brightness (0.676), current speed (0.618) and DO (0.708). while temperature, pH and turbidity have a negative correlation with coral cover which is -0.526, -0.736 and -0.494 respectively. The results of this study provide information for the government and the community to carry out good management through reducing the discharge of organic matter into water bodies sourced from activities carried out on land.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Eutrophication, coral reef, Principal Components Analysis</em></p> Charlens Polin, Jhon Septin Mourisdo Siregar, Edizul Adiwijaya Satir, Agustinus Apriyadi Hanggum Ratung, Lebrina Ivantry Boikh ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20129 Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000 HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP BANDO YANG DIOPERASIKAN OLEH NELAYAN DI PERAIRAN BAGIAN SELATAN KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20130 <p><strong>Abstrak - </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan alat tangkap bando yang dioperasikan oleh nelayan di perairan bagian selatan, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.&nbsp; Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif . Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa jenis-jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap bando adalah sebanyak 3 jenis yaitu ikan tuna sirip kuning, ikan marlin dan ikan tenggiri. Jumlah ikan hasil tangkapan alat tangkap bando perhari yaitu untuk ikan tuna sirip kuning berkisar antara 1-4 ekor dengan nilai rata-rata 3 ekor/perhari dan komposisinya sebesar 49,38 %, kemudian ikan tenggiri berkisar antara 1-2 ekor dengan nilai rata-rata sebesar 1 ekor/hari dan komposisinya sebesar 20,99 %, selanjutnya ikan marlin berkisar antara 1-3 ekor dengan nilai rata-rata sebesar 2 ekor/hari dan nilai komposisinya sebesar 29,63 %. Jumlah hasil tangkapan dan komposisi hasil tangkapan tertinggi terdapat pada ikan tuna sirip kuning, diikuti ikan marlin&nbsp; dan terendah terdapat pada ikan tenggiri.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Hasil Tangkapan, Bando, Nelayan, Ende</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract - </em></strong><em>This research aims to determine the catch of bando fishing gear operated by fishermen in southern waters, Ende Regency, East Nusa Tenggara Province. This research method uses qualitative and quantitative methods. Data collection in this research used observation techniques. The data collected was then analyzed using qualitative and quantitative descriptive analysis. The results of the research found that there were 3 types of fish caught using bando fishing gear, namely yellowfin tuna, marlin and mackerel. The number of fish caught by bando fishing gear per day, namely for yellowfin tuna, ranges from 1-4 fish with an average value of 3 fish/per day and the composition is 49.38%, then mackerel fish ranges from 1-2 fish with an average value of the average is 1 fish/day and the composition is 20.99%, then marlin ranges between 1-3 fish with an average value of 2 fish/day and the composition value is 29.63%. The highest number of catches and catch composition was found in yellowfin tuna, followed by marlin and the lowest was found in mackerel.</em></p> <p><strong><em>Keyword :</em></strong><em> Catches, Bando, Fishermen, Ende</em></p> Kusmadi S. Bapang, Yahyah Yahyah, Aludin Al Ayubi ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20130 Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000 ANALISIS KERAMAHAN JARING INSANG DASAR DI KAWASAN KONSERVASI DESA OENGGAE, KABUPATEN ROTE NDAO https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20153 <p><strong>Abstrak </strong>– Jaring insang dasar merupakan alat tangkap yang teknik pengoperasian secara aktif, semi aktif, maupun pasif dan dioperasikan di dasar perairan. Penggunaan alat tangkap jaring insang dasar pada kawasan konservasi Desa Oenggae, Kabupaten Rote Ndao perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak menimbulkan dampak negatif dan merusak habitat. Penilaian tingkat keramahan alat tangkap jaring insang dasar &nbsp;menggunakan analisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Keramahan jaring insang dasar dinilai melalui skoring pada 9 kriteria CCRF dengan total responde 17 orang. Tingkat keramahan jaring insang dasar yang digunakan oleh nelayan di Desa Oenggae tergolong alat tangkap yang ramah lingkungan dengan skor 27,23. Alat tangkap yang masuk dalam kategori alat tangkap ramah lingkungan merupakan alat tangkap yang memperhatikan selektivitas, kualitas hasil tangkapan, dan tingkat bahaya yang ditimbulkan bagi nelayan dalam pengoperasiannya.</p> <p><strong>Kata Kunci </strong>: Jaring Insang Dasar, Tingkat Keramahan, Kawasan Konservasi.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstrac </em></strong><strong>- </strong><em>Bottom gillnets are fishing tools that operate actively, semi-actively, or passively and are operated on the bottom of the water. The use of bottom gillnet fishing gear in the conservation area of ​​Oenggae Village, Rote Ndao Regency, needs special attention so that it does not cause negative impacts and damage the habitat. Assessment of the level of friendliness of basic gillnet fishing gear using descriptive qualitative and quantitative analysis. The friendliness of the bottom gillnet was assessed through scoring on 9 CCRF criteria with a total of 17 respondents. The level of friendliness of the bottom gillnet used by fishermen in Oenggae Village is classified as environmentally friendly fishing gear with a score of 27.23. Fishing gear that is included in the environmentally friendly fishing gear category is fishing gear that pays attention to selectivity, the quality of the catch, and the level of danger posed to fishermen in its operation</em>.</p> <p><strong><em>Keywords </em></strong>: <em>Bottom Gillnet</em>, <em>Level of Friendlessness, Conservation Area</em></p> Giacinta Yuliana W. D. Wero, Yahyah Yahyah, Lebrina Ivantry Boikh ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JBP/article/view/20153 Sat, 05 Oct 2024 00:00:00 +0000