Analisis Pemasaran Kubis di Desa Netpala Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan
Abstract
The study was conducted in Netpala Village, North Mollo District, Timor Tengah Selatan District in May 2018. This study aimed to determine marketing channels, marketing functions, marketing costs, marketing margins, farmer's marketing benefits and integration / integration of cabbage vegetable markets. The research respondents were 75 people from 301 farmers and 13 retailers. The results showed that there were three marketing channels that followed, namely channel I: farmers - When did consumers (15 farmers), channel II: farmers - Soe end consumers (10 farmers), and channel III: Farmers - Retailers - Kupang end Consumers (50 farmers). The marketing function that applies in marketing cabbage in the research area is the exchange, physical and facility functions. The highest marketing costs incurred by farmers are in channel II, which is Rp. 183.86 / kg, marketing margins are in channels I and II, Rp. 500 and channel III at retailers, Rp. 4,500 / kg, the highest marketing channel profits on channel III Rp. 5,486 , 90 / kg, and the highest share received by farmers is in channel I and channel II, which is 91%. (4) Market integration that occurs in the cabbage marketing channel in Netpala Village is an inefficient marketing system because the correlation coefficient value is <1 or not equal to 1, but the two markets (market at retailer and market level at farmer level) have a very high relationship or strong with a correlation value of 0.95 (according to Guilford criteria 1956) which is near perfect can be said if the price at the retailer level changes by 1% then the price at the farmer level will change by 0.95%.
Penelitian dilaksanakan di Desa Netpala Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan pada bulan Mei 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, fungsi pemasaran, biaya pemasaran, marjin pemasaran, keuntungan pemasaran farmer’s share dan integrasi/keterpaduan pasar sayuran kubis. Responden penelitian sebanyak 75 orang dari 301 petani dan 13 orang pedagang pengecer. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya tiga saluran pemasaran yang diikuti yakni saluran I : petani – konsumen akhir Kapan (15 petani), saluran II: Petani – Konsumen Akhir Soe (10 Petani), Dan Saluran Iii : Petani – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir Kupang (50 petani). Fungsi pemasaran yang berlaku dalam pemasaran kubis di daerah penelitian adalah fungsi pertukaran, fisik, dan fasilitas. Biaya pemasaran tertinggi yang dikeluarkan petani terdapat pada saluran II yaitu Rp 183,86/kg, marjin pemasaran terdapat pada saluran I dan II yaitu Rp 500 dan saluran III ditingkat pedagang pengecer yaitu Rp 4.500/kg, keuntungan saluran pemasaran tertinggi pada saluran III Rp 5.486,90/kg, dan share tertinggi yang diterima petani terdapat pada saluran I dan saluran II yaitu sebesar 91%. (4) Integrasi pasar yang terjadi pada saluran pemasaran kubis di Desa Netpala sistem pemasarannya tidak efisien karena nilai koefien korelasinya < 1 atau tidak sama dengan 1, namun kedua pasar ini (pasar ditingkat pengecer dan pasar ditingkat petani) mempunyai hubungan/keeratan yang sangat tinggi atau kuat dengan nilai korelasi sebesar 0,95 (sesuai kriteria Guilford 1956) yang mendekati sempurna dapat dikatakan jika harga ditingkat pengecer berubah sebesar 1% maka harga ditingkat petani akan berubah sebesar 0,95%.