STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KABUPATEN MALAKA
Abstract
Tujuan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah di Kabupaten Malaka adalah : 1) Mengetahui model kemitraan pemda Malaka dalam meningkatkan pendapatan petani padi sawah . 2).Mengetahui besar pendapatan petani padi sawah yang menggunakan sistem tata tanam Jajar Legowo dan sistem non Jajar Legowo di Kabupaten Malaka. 3). Mengidentifikasi jenis pekerjaan tambahan dan jenis pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani padi sawah di Kabupaten Malaka
Pengambilan sampel dilakukan melalui tiga tahap yakni: 1).Tahap pertama pemilihan kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan dilakukan secara sengaja (Porposive Sampling)dengan pertimbangan bahwa satu-satunya kabupaten di NTT yang memiliki program unggulan di bidang pertanian yaitu RPM, Dua kecamatan dipilih dengan pertimbangan bahwa pada tahun 2017 mendapat kegiatan RPM dengan luas lahan padi sawah yang terbesar yaitu Kecamatan Malaka Tengah dengan luas lahan 290 ha, Kecamatan Kobalima dengan luas lahan 100 ha. Setiap kecamatan diambil dua desa yang memiliki luas lahan tertinggi dan terendah serta sebagian besar petani menanam padi sesuai anjuran RPM. Sehingga 4 desa terpilih yaitu desa Kamanasa dengan luas lahan 36 ha dan desa Harekake luas lahan 10 ha di Kecamatan Malaka Tengah. Edangkan dua desa di Kecamatan Kobalima yaitu desa Lakekun dan Lakekun Barat yang luasan lahanya sama yaitu 10 ha.Tahap ketiga pemilihan responden secara acak sebanyak 60 orang petani sesuai denganpendapat Hair dalam Martina dan Riyandhi Praza (2018) bahwa penentuan jumlah sampel yang tidak diketahui ukuran populasinya seperti dalam penelitian ini dianjurkan di atas 30 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Model kemitraan yang digunakan adalah bermitra dengan Universitas Nusa Cendana Kupang sebagai Tim Ahli pendamping pengembangan pertanian, Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Propinsi dalam mensuport alsintan dan saprodi, Danramil dan para Babinsa dalam rangka mengawal pembagian saprodi dan mengawasi pembagian air serta mengawasi saluran air, PPL sebagai pendamping teknis lapangan, pihak swata dalam pemasarannya dan Perbankan baik menyiapkan benih unggul dan support modal usaha. 2). Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan usahatani dengan tata tanam jajar legowo 2:1 lebih tinnggi Rp. 16,864,155/ha dari usahatani padi dengann tata tanam non jajar legowo yaitu Rp. 10,103,779/ha dengan selisih pendapatan Rp.6.760.376,-/ha. 3). Jenis pekerjaan tambahan petani memberikan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 425.000,-/bulan/petani. Sedangkan pengeluaran untuk pangan non beras sebesar Rp. 407.141,67 dan pengeluaran untuk kebutuhan non pangan sebesar Rp. 1,183,633.32
Kata Kunci : Kemitraan, Jajar Legowo 2:1, Pendapatan