LAPORAN KASUS FASCHIOLOSIS PADA SAPI BALI DI DESA NOELBAKI, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG
Abstract
Fasciola sp. merupakan jenis parasit yang paling banyak menginfeksi sapi bali. Gejala klinis yang khas dari infeksi faschiolosis yaitu bottle jaw. Sapi bali betina berumur 6 tahun dengan berat badan seberat 200 kg di Desa Noelbaki dengan pemeriksaan fisik menunjukkan gejala klinis yakni edema pada submandibularis (bottle jaw), diare, nafsu makan baik, suhu tubuh 38.6oC dan Body Condition Score (BCS 3). Pemeriksaan laboratorium yakni pemeriksaan feses (TTGT) dan pemeriksaan darah lengkap. Hasil pemeriksaan mikroskopis sampel feses ditemukan telur cacing Fasciola sp dengan 500 TTGT. Pemeriksaan darah rutin menunjukan RBC 4,22 x 106/uL, Hb 6,8 g/L dan PCV 21,6 %. (lebih rendah dari normal). Tindakan terapi yakni pemberian antihelmentik (Oxfendazole 900 mg), ivermectin 1% sejumlah 0,04 mg dan antibiotik Procaine penicilin G, Dihydrostreptomycin Sulphate 4.000 mg. Pasca terapi, edema pada submandibularis mengalami penurunan, dan hasil pemeriksaan feses secara mikroskopis, jumlah telur cacing menjadi 100 TTGT.
Downloads
References
[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Subdit Pengamatan Penyakit Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan.
Diah, N.W. 2002. Prevalensi Infeksi Trematoda Pada Sapi Bali Yang Diobservasi Di Balai Karantina Hewan Ngurah Rai. Universitas Udayana.
EMEA, 1999. Committee for medicinal products for veterinary use, Clorsulon,
http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Maximum_Residue_Limits_-_Report/2009/11/WC500012626.pdf; Diakses September 2019.
EMEA, 1999. Committee for medicinal products for veterinary use, Netobimin,http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Maximum_Residue_Limits_-_Report/2009/11/WC500015177.pdf; Diakses September 2019.
Ganguly,A., R.S. Bisla, S.S. Chaudhri. 2016. Haematological And Biochemical Change In Ovine Fasciolosis. Haryana vet, 55: 27-30.
George, J.W., J. Snipes, V.M. Lane. 2010. Comparison Of Bovine Hematology Reference Intervals From 1957 to 2006. Vet Clin Pathol 39: 138- 148.
Guntoro, S. 2002. Membudidayakan Sapi Bali.Kanisius.Yogyakarta.
Mitchell GBB. 2007. Liver fluke. Di dalam: Aitken ID, editor. Disease of Sheep. Ed ke-4. London: Blackwell. hlm 195-203.
Munadi.2011, Tingkat Infeksi Cacing Hati Kaitannya Dengan Kerugian Ekonomi Sapi Potong yang Disembelih di Rumah Potong Hewan Wilayah Eks-Kresidenan Banyumas Agripet 11 (1): 45- 50.
Putra, I.N.G.A. 2002. Prevalensi Cacing Trematoda Pada Sapi Bali Di Kecamatan Kuta. Universitas Udayana
Rangkuti, S, H. 2014, Derajat Haemonchosis berdasarkan jumlah cacing dan telur tiap gram tinja (TTGT) pada domba ekor tipis. {skripsi}. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor
Subronto. 2007. Ilmu Penyakit Ternak II. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Vercruysse, J., dan Claerebout, E., 2014. Anthelmintics dalam The Merck VeterinaryManual, http://www.merckvetmanual.com/mvm/pharmacology/anthelmintics/overview_of_anthelmintics.html; Diakses September 2019.
Tantri, N. 2013. Prevalensi dan Intensitas Telur Cacing Parasit pada Feses Sapi (Bos Sp.) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Pontianak Kalimantan Barat.
WHO (World Health Organization). 2011. Fascioliasis. http://www. who.int/neglected_diseases/diseases/fascioliasis/en/. Diakses September 2019.
Wiedosari. E., H. Hayakawa, B. Copeman. 2006. Host differences in response to trickle infection wit Fasciola gigantica in buffalo, Ongole and Bali calves. Trop. Anim. Health Prod. 38:43-53.