AKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP Aedes aegypti DI KECAMATAN KELAPA LIMA KOTA KUPANG
Abstract
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease that is found in some tropical and subtropical regions. This disease is caused by dengue virus and is transmitted to humans through the bite of the Aedes aegypti mosquito. the solution taken in controlling DHF is to break the life cycle of the Aedes aegypti mosquito. Vector control is generally carried out using synthetic larvicides, namely abate / temefos, but the use of abate can cause residues, environmental pollution, poisoning and resistance of the eradicated vectors so that natural larvasides from plants are needed namely temulawak rhizome (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) for vector control. The purpose of this study was to determine whether temulawak rhizome extract was effective or not in killing Aedes aegypti larvae. This research method includes larva collection, identification and maintenance of mosquitoes, determining sample size, making extracts and testing effectiveness. This study used a control and experiment group with 3 repetitions in the minutes to 15, 30, 45, 60 and 1440 (24 Hours). The control group was positive control using abate and negative control using aquades while the eksperiment group used extract of temulawak rhizome (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) with concentrations of 0.6%, 0.8%, 1%, 1.2% and 1.5%. The results of this study indicate that the temulawak rhizome extract (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) effective as larvicides because at the lowest concentration 0.6% can kill 100% Aedes aegypti larvae.
Downloads
References
Afifah E dan Tim Lentera. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak; Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit. Jakarta. Penerbit PT Agro Media Pustaka.
Ahdiyah I dan Purwani KI. 2015. Pengaruh Ekstrak Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium) sebagai Larvasida Nyamuk Culex sp. Jurnal Sains Dan Seni ITS, vol. 4 (2) : 2337-3520.
Amalia, R. 2016. “Daya Bunuh Air Perasan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti”. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Anoopkumar, et al., 2017. Life cycle, bio-ecology and dna barcoding of mosquitoes Aedes aegypti (Linnaeus) and Aedes albopictus (Skuse). Jurnal Commund Dis, Volume 49 Nomor 3.
Candra Aryu. 2010. Demam Berdarah Dengue: epidemiologi, patogenesis, dan faktor risiko penularan. Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 –119.
Cania E. dan Endah S. 2013. Uji efektivitas larvasida ekstrak daun legundi (vitex trifolia) terhadap larva Aedes aegypti. Medical Journal of Lampung University, Vol. 2, No. 4, Hal: 52-60.
Dahlan SM. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan; Deskriptif, Bivariat dan Multivariat Edisi 5. Jakarta: Salemba Medica.
[Depkes] Departemen Kesehatan RI. 2010. ‘Sudahkah Anda Mencegah Demam Berdarah, Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan RI. 2010. Pemberantasan Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue, Jakarta
[Dinkes] Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2017. Profil Kesehatan Kota Kupang Tahun 2017, Kupang.
[Dinkes] Dinas Kesehatan Provinsi NTT. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017, Kupang.
Djamhari S. 2010. Memecah dormansi rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) menggunakan larutan atonik dan stimulasi perakaran dengan aplikasi auksin. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Vol. 12, No. 1, Hlm.66-70.
Eled RP. 2011. “Keberadaan Larva Aedes aegypti di Container di Dalam Rumah Di Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat”.Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Gandahusada, Srisasi, Henry DI, Wita P, 2000. Parasitologi Kedokteran. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ginanjar G. 2008. Demam Berdarah: A Survival Guide. Cet. 1. B-First, Yogyakarta. PT. Bentang Pustaka.
Gunawan E. 2011. “Efek Potensial Larvasida Kombinasi Daun Kemangi (Ocinum sanctum Linn) dan Biji Jarak (Ricinus communis Linn)”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Hadi UK, Sovianan S. 2010. Ektoparasit Pengenalan, Identifikasi, dan pengendaliannya, IPB Press, Bogor
Haditomo I. 2010. “Efek Larvasida Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) Terhadap Aedes aegypti”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hoedojo. 2006. DBD dan Penanggulangannya, Majalah Parasitologi Indonesia, 2011: hal 6:31-45.
Ridha MR, Fadilly A, Rosvita NA. 2017. Nocturnal activity of Aedes (Stegomyia) aegypti and Ae. (Stg) albopictus (Diptera : culicidae) in several area in Kalimantan. JHECDs,Vol. 3, No. 2.
Rosmayati K. 2014. Uji Efektivitas Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Larvasida Pada Larva Aedes aegypti Instar III/IV.
Sembel DT. 2009. Entomologi Kedokteran, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sigit HS et al., 2006. Hama Pemukiman Indonesia, Pengenalan, Biologi dan Pengendalian, Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP), Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan IPB
Sivanathan. 2006. “Ekologi dan Biologi Aedes aegypti (L) dan Aedes albopictus (Skues) (Diptera:Culicidae) dan Status Keterpaparan Aedes albopictus (Strain Lapangan) terhadap Organofosfat di Pulau Pinang Malaysia”. Tesis, Universitas Malaysia.
Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Jakarta: Sagung Seto.
Soegijanto S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.
Soegijanto, Soegeng. 2004. Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Airlangga University Press.
Sudarmo S. 1989. Petisida Tanaman. Edisi kedua, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sulistiyani A. 2015. “Efektivitas Ekstrak Ethanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) Sebagai Larvasida Terhadap Larva Aedes aegypti instar III”. Skripsi. Universitas Lampung.
Supartha IW. 2008. “Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera : Culicidae)”.Skripsi. Denpasar : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Suranto A. 2001. Temulawak Temu Penyembuh Yang Menakjubkan. Buletin APTOI, No. 4, Mei 2001, (Online), (http://mahkotadewa.com/Buletin-Aptoino.4.htm, diakses 25 November 2019).
Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sahela S. 2009. Parasitologi Kedokteran. Edisi Keempat, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Suyanto F. 2009. “Efek Larvasida Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Larva Aedes aegypti L”. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Wati FA. 2010. “Pengaruh Air Perasan Kulit Jeruk Manis (Citrus aurantium sub species sinensis) terhadap Tingkat Kematian Larva vitro”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Westendarp H. 2006. Effects of tannins in animal nutrition. Dutsch Tierarztl Wochenschr. 113(7):264-268.
WHO 2005. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Panduan Lengkap. Alih bahasa: Palupi Widyastuti. Editor Bahasa Indonesia: Salmiyatun. Cetakan I. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Hlm. 58 – 77.
WHO. 2005. Guidlines for Laboratory and Field Testing of Mosquito Larvacides: Geneva.
Wibowo A EW, Sumaryono, Milnaldi. 1997. Uji Aktivitas Larvasida dan Identifikasi Senyawa Ekstrak Rimpang Temu Lawak Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Prosiding seminar nasional hasil dalam bidang farmasi. Halaman 641650.
www.aculshare.com/2011/07/jamu-temulawak-dan-manfaat-buat html.
Copyright (c) 2020 JURNAL KAJIAN VETERINER
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.