https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JKV/issue/feed JURNAL KAJIAN VETERINER 2024-12-20T14:22:46+00:00 Annytha Ina Rohi Detha detha.air@staf.undana.ac.id Open Journal Systems Jurnal Kajian Veteriner merupakan jurnal ilmiah sebagai wadah informasi dan komunikasi hasil-hasil penelitian yang terkait dengan bidang kedokteran hewan. Jurnal Kajian Veteriner diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu Juni dan Desember. https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JKV/article/view/17799 Molecular Identification of Babesia bigemina from Cattle and Buffaloes in Bogor District 2024-12-20T14:22:46+00:00 Arifin Budiman Nugraha arifin@apps.ipb.ac.id Umi Cahyaningsih umi-ch@apps.ipb.ac.id Jyn Soong Qing Wen jynsoong@apps.ipb.ac.id Hadri Latif hadrilatif@apps.ipb.ac.id <p><span lang="EN-MY">Peternakan merupakan industri penting yang memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor pertanian di Indonesia. Babesiosis adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor caplak dan disebabkan oleh parasit darah genus Babesia. Penyakit ini telah menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat signifikan. Deteksi molekular babesiosis memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Namun, saat ini, deteksi babesiosis menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) di Indonesia belum banyak digunaknan, khususnya di Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Babesia bigemina pada sapi dan kerbau di Kabupaten Bogor dengan teknik molekular. Sebanyak 27 sampel darah dikoleksi yang terdiri atas 22 sampel sapi dan 5 sampel darah kerbau. Sampel diwarnai dengan Giemsa 10%, selain itu sampel darah diekstraksi dan dilanjutkan dengan nested PCR. Hasil dari pemeriksaan apusan darah menunjukkan 81,48% positif terhadap Babesia spp, sedangkan hasil nested PCR 11,11% menunjukkan positif terhadap B. bigemina. Berdasarkan jenis hewan sapi dan kerbau positif terhadap B. bigemina, masing-masing sebesar 9,09% dan 20%. Hasil penelitian ini memberikan informasi dasar mengenai tingkat infeksi Babesia bigemina di kabupaten Bogor berdasarkan metode molekuler. Oleh karena itu, program pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi parasit darah pada peternakan sapi dan kerbau sangat perlu dilakukan</span>.</p> 2024-12-17T05:01:57+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JKV/article/view/17212 Identifikasi Mikroplastik pada Ikan Lajang (Decapterus russelli) dan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Pangkalan Pendaratan Ikan Oeba Kota Kupang 2024-12-17T07:40:30+00:00 Renata Priscalia renatapriscalia85@gmail.com Diana Agustiani Wuri daw.dianawuri@gmail.com Larry Richard Wellem Toha larry.toha@staf.undana.ac.id <p><em>Plastic waste in the ocean shows varying abundance at the surface, midwater, and sea floor. As plastic waste remains in the water for longer periods, it breaks down into smaller particels known as microplastic. <span lang="EN">This research aims to</span> determine the presence, characteristic (shape and color), and abudance of microplastic in the gill and digestive tract organs of Indian scad (Decapterus russelli) and fringescale sardinella (Sardinella fimbriata) obtained from Oeba Fish Landing Base, Kupang City. The organs used were isolated with 10% KOH for 48-72 hours, and after disintegration, observations were made under a microscope. The results showed the presence of microplastics in both the Indian scad and fringescale sardinella. The microplastics found in the gills of the Indian scad included fibers and fragments in black, purple, and transparent colors, while in the digestive tract, fibers and fragments in black and transparent colors were found. The microplastics found in the gills of the fringescale sardinella included fibers and fragments in black, transparent, and green colors, while in the digestive tract, fibers, films, and fragments in black, transparent, and blue colors were found. The abundance of microplastics in the Indian scad was 0.9 particles/ind, consisting of 0.5 particles/ind in the gills and 0.4 particles/ind in the digestive tract. The abundance of microplastics in the fringescale sardinella was 1.4 particles/ind, consisting of 0.9 particles/ind in the gills and 0.5 particles/ind in the digestive tract</em></p> 2024-12-17T07:40:29+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JKV/article/view/18872 Risk Factors Associated with Feline Scabies at a Veterinary Clinic in Municipal Pekanbaru 2024-12-20T13:50:25+00:00 Jully Handoko vet.academician@gmail.com I Gusti Agung Eri Agusthusana vet.academician@gmail.com <p>Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk mengevaluasi faktor-faktor risiko yang terkait dengan skabies kucing di sebuah klinik hewan di Pekanbaru. Sebanyak 1.168 kucing diikutsertakan, dan faktor risiko yang diteliti meliputi jenis bulu, tempat tinggal, populasi, status pemberian obat cacing, dan status vaksinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bulu (bulu panjang vs. bulu pendek) bukan merupakan faktor risiko yang signifikan secara statistik untuk skabies kucing. Namun, kucing berbulu panjang memiliki peluang 1,08 kali lebih besar untuk terkena skabies dibandingkan dengan kucing berbulu pendek (OR: 1,08, 95% CI: 0,68-1,69). Kucing yang tinggal di luar rumah secara signifikan lebih mungkin menderita skabies dibandingkan dengan kucing yang tinggal di dalam rumah, dengan rasio odds (OR) 5,24 (95% CI: 2,74-10). Selain itu, kepadatan populasi yang tinggi merupakan faktor risiko yang signifikan, di mana kucing yang hidup berkelompok memiliki peluang 16,93 kali lebih besar untuk terkena skabies dibandingkan kucing yang hidup sendirian (OR: 16,93 95% CI: 6,81-42,21). Status pemberian obat cacing tidak terbukti sebagai faktor risiko yang signifikan. Namun, status vaksinasi menunjukkan hubungan yang kuat dengan kejadian skabies, di mana kucing yang tidak divaksinasi memiliki peluang 1,73 kali lebih besar untuk terkena penyakit tersebut dibandingkan kucing yang divaksinasi (OR: 1,73, 95% CI: 1,08-2,75). Studi ini menyoroti tempat tinggal di luar rumah, populasi yang tinggi, dan kurangnya vaksinasi sebagai faktor risiko utama skabies kucing di populasi ini.</p> 2024-12-20T13:50:25+00:00 ##submission.copyrightStatement##