REPRESENTASI YESUS DALAM LAGU KIDUNG JEMAAT T’LAH KUTEMUKAN DASAR KUAT KARYA JOHANN BALTHASER MENGGUNAKAN ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN FAIRCLOUGH
Abstract
Analisis wacana kritis merupakan metodologi dalam paradigma kritis, yang melihat bahwa media bukanlah saluran yang bebas dan netral. Model analisis wacana kritis yang digunakan penelitian ini adalah analisis wacana kritis Norman Fairclough. Analisis wacana kritis yang umumnya menganalisis teks media juga dapat digunakan untuk menganalisis karya sastra termasuk teks lagu. Teks lagu yang dianalisis dengan analisis wacana kritis Norman Fairclough adalah lagu kidung jemaat nomor 38 “T’lah Kutemukan Dasar Kuat” karya Johann Andreas Rothe pada Tahun 1725 dengan lirik syair “Ich habe nun den grund gefunden”, dan diarasemen oleh Johann Balthaser Konig pada tahun 1738. Lagu ini diterjemahkan oleh H. A. Pandopo dan J. M. Malessy pada Tahun 1983, yang tersaji dalam buku Kidung Jemaat. Didalam analisis wacana kritis Norman Fairclough ini yang diteliti yaitu: Dimensi teks, Discourse practice, dan Sociocultural practice. Melalui metode deskriptif kualitatif akhirnya ketiga aspek analisis wacana kritis Norman Fairclough tersebut dapat terjawab. Pada bagian teks, peneliti menemukan unsur representasi. Lagu kidung jemaat “T’lah Kutemukan Dasar Kuat” merupakan salah satu lagu kidung jemaat yang sering dinyanyikan didalam ibadah gereja di Indonesia, terutama gereja-gereja Kristen Protestan. Dalam lagu ini secara tidak langsung penulis mencurahkan apa yang penulis rasakan, bahwa penulis baru menyadari telah menemukan sumber pengharapan yaitu didalam Yesus Kristus. Lagu ini juga merepresentasikan bahwa Yesus Kristus adalah sumber pengharapan dan pengangan hidup. Dalam lagu ini juga penulis seakan-akan menyampaikan pesan kepada para pendengar dan para pembaca lagu tersebut untuk tetaplah berpegang pada pengharapan hidup yaitu didalam Yesus Kristus.