MENGUAK SIMBOL-SIMBOL DALAM TAKTABUL: SEBUAH RITUAL ADAT MASYARAKAT PADAILAKA DI DESA LAKATULI, KECAMATAN MATARU, KABUPATEN ALOR

  • Elisna Huan(1*)
    Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nusa Cendana
  • Mersi Liliana Maniyeni(2)
    Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nusa Cendana
  • John W. Haan(3)
    Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nusa Cendana
  • (*) Corresponding Author
Keywords: Semiotika, simbol, taktabul, ritual, teori Pierce

Abstract

Penelitian ini berfokus pada analisis semiotika simbol-simbol dalam ritual Padailaka Taktabul di Desa Lakatuli, Kecamatan Mataru, Kabupaten Alor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol-simbol yang digunakan dalam ritual tersebut serta maknanya.  Untuk menganalisis data dalam simbol-simbol budaya, penelitian ini menggunakan teknik kualitatif deskriptif berdasarkan teori Peirce (1839-1914). Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan perekaman video. Simbol-simbol budaya yang berhasil dikenali oleh penulis adalah rua miya (pisang ayam), kamenggiang (tempat suci), fu mesing (pinang), wata kai/wata baki (tempurung kelapa), rua ge we (darah ayam), rua amur (bulu ayam), kalol (usus buntu ayam), baletma (ketupat), dan koi (bakul yang bertutup). Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang berguna mengenai makna simbol-simbol dalam ritual Taktabul.

Downloads

Download data is not yet available.

PlumX Metrics

Published
2024-04-08