KLITIKA BAHASA MANGGARAI
Abstract
Klitik berbeda dengan imbuhan. Walaupun kedua-duanya adalah bentuk terikat yang diimbuhkan pada kata yang
mengikutinya atau kata yang diikutinya atau yang diimbuhkan di depan kata atau diimbuhkan di belakang kata.
Imbuhan dalam bahasa Indonesia, seperti di-, meN-, ber-, ke-, ter-, pe-, dan sebagainya. Sedangkan klitik ku-, ku-, -
mu, -nya. Sedangkan bahasa Manggarai secara tipologis morfologis tergolong sebagai bahasa isolasi ‘bahasa yang
tidak mengalami pengimbuhan’ karena bahasa Manggarai tidak memiliki pemarkah morfologis, terutama afiksasi.
Klitik bahasa Manggarai diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yakni proklitik pronominal posesif (PPP), enklitik
pronominal genetif (EPG), dan enklitik pronominal subjek (EPS). Bentuk proklitik pronominal posesif de= beralomorf
dengan d= dan tergolong sebagai proklitik pronominal posesif. Bentuk proklitik de= mengikuti bentuk berawalan
konsonan /h/, sedangkan d= mengikuti bentuk vokal; Enklitik pronominal genetif terdiri dari =g, =gm, =m, =s, =n,
=d, pada kata mbaru=g ‘rumahku’, mbaru=gm ‘rumah kami’, mbaru=m ‘rumah kamu’, mbaru=s ‘rumah kalian’,
mbaru=n ‘rumahnya’, mbaru=d ‘rumah mereka’ dan enklitik pronominal subjek =k, =km, =h, =m, =y, =s, pada kata
hang=k ‘saya makan’, hang=km ‘kami makan’, hang=h ‘kamu makan’, hang=m ‘kalian makan’, hang=y ‘dia
makan’, dan hang=s ‘mereka makan’.