Bianglala Linguistika: Jurnal Linguistik
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/bianglala
<p>Jurnal Bianglala Linguistika dikelola oleh Program Studi Ilmu Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Kupang. Jurnal ini terbit dua kali setahun, yakni pada bulan April dan Oktober. Berisi tulisan hasil penelitian kebahasaan, kajian konseptual, telaahan artikel/buku ilmiah dan esei/opini..</p>Universitas Nusa Cendanaen-USBianglala Linguistika: Jurnal Linguistik2339-0484CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL TIRAI MENURUN KARYA NURHAYATI SRI HARDINI: KAJIAN FEMINISME EKSTENSIALISME
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/bianglala/article/view/22644
<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini berjudul Citra Perempuan dalam Novel Tirai Menurun Karya Nurhayati Sri Hardini Kajian Feminisme Eksistensialisme. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana citra perempuan yang diperankan oleh tokoh yang bernama Kedasih dan Sumirat dalam novel Tirai Menurun karya Nurhayati Sri Hardini yang dikaji dari sosialnya menggunakan teori empat transendensi menurut Beauvoir. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra perempuan yang diperankan oleh tokoh yang bernama Kedasih dan Sumirat dalam novel Tirai Menurun karya Nurhayati Sri Hardini yang dikaji dari aspek sosialnya menggunakan teori empat transendensi menurut Beauvior. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah tokoh Kedasih dan Sumirat dalam novel Tirai Menurun karya Nurhayati Sri Hardini. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Tirai Menurun karya Nurhayati Sri Hardini yang diterbitkan oleh PT Gramedia, Jakarta tahun 2010. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, kemudian teknik analisisnya melalui beberapa tahap yaitu (a) membaca kembali data-data yang dikumpulkan. (b) mengklasifikasi citra perempuan dalam novel. (c) menganalisis citra sosial perempuan dengan menggunakan teori feminisme eksistensiaisme yang membagi citra perempuan dalam 4 transendensi. (d) membuat kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian feminisme eksistensialis.</p> </div> </div> </div> </div>Vanti Riwu RatuFirmina Angela NaiYunitha Devrudyan Doko
##submission.copyrightStatement##
2025-06-112025-06-111311710.35508/bianglala.v13i1.22644MAKNA SYAIR TARIAN HOLENG-HOLENG DALAM ACARA PERAYAAN PANEN PADA MASYARAKAT DESA AIMOLI KECAMATAN ALOR BARAT LAUT
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/bianglala/article/view/22645
<p></p> <div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkapkan Makna Syair Tarian Holeng-Holeng dalam Acara Perayaan Panen Padi pada Masyarakat Desa Aimoli Kecamatan Alor Barat Laut. Berkaitan dengan tujuan tersebut maka masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah apa Makna Syair Tarian Holeng-Holeng dalam Acara Perayaan Panen Padi pada Masyarakat Desa Aimoli Kecamatan Alor Barat Laut.</p> <p>Untuk menjawab masalah di atas, peneliti menggunakan teori linguistik kebudayaan. Penelitian yang dilakukan di Desa Aimoli Kecamatan Alor Barat Laut ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam menganalisis Makna Syair Tarian Holeng-Holeng terdapat beberapa makna sebagai berikut: (1) Makna pengharapan; (2) Makna simbolik; (3) Makna Historis; (4) Makna Sosial. Selain itu dalam linguistik kebudayaan, beberapa imajeri yang ditemukan dalam syair Holeng-Holeng pada masyarakat Desa Aimoli kecamatan Alor Barat Laut mencakup: (a) imajeri sosial/persatuan; (b) imajeriestetika/keindahan; (c) imajeri historis.</p> </div> </div> </div> </div>Rindang Herninda DukaMargareta P.E. DjokahoIzhatullaili Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sast
##submission.copyrightStatement##
2025-06-112025-06-1113181610.35508/bianglala.v13i1.22645METAFORA DALAM LIRIK LAGU TABE NTALA GEWANG PADA BUKU DERE SERANI NOMOR 185
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/bianglala/article/view/22646
<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini berjudul Metafora dalam lirik lagu Tabe Ntala Gewang pada buku dere serani nomor 185 disusun oleh Leoni Ratu Vokalero, 2025. Dibimbing oleh Dr. Marselus Robot, M.si sebagai dosen pembimbing 1, dan Dr. Karolus B. Jama,M.pd, sebagai dosen pembimbing II. Penelitian ini menganalisis bentuk dan metafora dalam lirik lagu "Tabe Ntala Gewang nomor 185" dalam buku dere serani. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis serta menemukan bentuk ungkapan metafora dalam lirik lagu Tabe Ntala Gewang nomor 185. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah baca catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa, menerjemahkan lirik lagu, mengidentifikasi bentuk dan makna metafora dalam lirik lagu Tabe Ntala Gewang nomor 185, menganalisis metafora Struktural, Metafora Orientasional dan Metafora Ontologis dalam lirik lagu Tabe Ntala Gewang nomor 185, dan mendeskripsikan secara umum bentuk dan makna metafora berdasarkan teori metafora Lakoff dan Johnson. Teknik penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini berupa informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk metafora yang ditemukan metafora Struktural terdapat 2 data, Metafora Orientasional terdapat 3 data, dan metafora Ontologis terdapat 5 data.</p> </div> </div> </div> </div>Leoni Ratu VokaleroMarselus RobotKarolus B. Jama
##submission.copyrightStatement##
2025-06-112025-06-11131172110.35508/bianglala.v13i1.22646ANALISIS SIMBOL DAN MAKNA RITUAL ADAT TEING HANG EMPO DALAM MASYARAKAT DESA WAE MOSE KABUPATEN MANGGARAI BARAT (KAJIAN SEMIOTIKA)
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/bianglala/article/view/22647
<p></p> <div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah simbol dan makna ritual adat Teing Hang Empo dalam masyarakat Desa Wae Mose, Kabupaten Manggarai Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis simbol dan makna dalam ritual adat Teing Hang Empo yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Wae Mose, Kabupaten Manggarai Barat. Ritual ini, yang bermakna "memberi makan leluhur," merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai spiritual dan sosial, dan telah diwariskan turun-temurun. Metode penelitian yang digunakan adalah deksriptif kualitatif dengan menggunakan teori semiotika Charles Sander Pierce. Penelitian ini mengkaji simbol-simbol yang terkandung dalam berbagai tahapan ritual, seperti penggunaan ayam putih, lilin, dan telur, yang masing-masing memiliki makna mendalam. Teknik penggumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol ini merepresentasikan penghormatan, permohonan perlindungan, serta rasa syukur kepada leluhur. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga keberlanjutan tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Desa Wae Mose.</p> </div> </div> </div> </div>Karolina Elsiana JuitaIzhatullaili IzhatullailiSemuel H. Nitbani
##submission.copyrightStatement##
2025-06-112025-06-11131222710.35508/bianglala.v13i1.22647KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL “ORANG-ORANG BIASA” KARYA ANDREA HIRATA (KAJIAN LEWIS A. COSER)
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/bianglala/article/view/22648
<p> </p> <div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini berjudul “Konflik Sosial dalam Novel Orang-orang Biasa Karya Andrea Hirata” Kajian Lewis A. Coser.” Fokus penelitian ini desesuaikan dengan rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yakni, Bagaimana wujud konflik sosial dalam novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Lewis A. Coser. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya wujud dari konflik sosial yang terdapat dalam novel Orang- Orang Biasa karya Andrea Hirata. Wujud konflik sosial tersebut berupa (a) wujud konflik realistis (kelompok). (b) wujud konflik non realistis (pribadi). Hal-hal seperti itu terjadi antara tokoh-tokoh yang ada dalam novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata yaitu Dinah dan kawan-kawannya. Diketahui dalam novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata, konflik yang sering muncul adalah konflik sosial realistis (kelompok), karena konflik sosial yang terjadi dalam novel melibatkan dua orang atau lebih.</p> </div> </div> </div> </div>Maria Melania H. KukunYunitha Devrudyan DokoMargareta P.E. Djokaho
##submission.copyrightStatement##
2025-06-112025-06-11131283310.35508/bianglala.v13i1.22648ANALISIS MAKNA SYAIR PADA LAGU SOKA SELEN NAMAN TUKAN 2 DALAM TARIAN DOLO-DOLO LARANTUKA
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/bianglala/article/view/22649
<p></p> <div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Fokus penelitian ini adalah mengkaji makna syair lagu “Soka Selen Naman Tukan 2” yang mengiringi tarian dolo- dolo Larantuka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna-makna yang terdapat dalam lagu “Soka Selen Naman Tukan 2” Karya Estrata Band. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hermeneutika Paul Ricouer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang menekankan pada kedalaman informasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah lagu “Soka Selen Naman Tukan 2” Karya Estrata Band. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan tiga makna utama yang terkandung dalam lagu “Soka Selen Naman Tukan 2”. Pertama, makna sosial yang meliputi nilai kebersamaan dan solidaritas, hiburan, kolegalitas, harapan, makna emosional, dan makna persaudaraan. Kedua, makna budaya yang mencakup identitas budaya, ekspresi budaya melalui tarian, ruang adat budaya, serta makna adat atau tradisi dalam ekonomi dan pernikahan. Ketiga, makna estetika yang berkaitan dengan keindahan musikal dan ekspresi seni dalam lagu. Dari beberapa makna, peneliti menyimpulkan bahwa makna sosial yang paling dominan dalam lagu “Soka Selen Naman Tukan 2”. Berdasarkan temuan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. Serta memperkaya literatur dan pengetahuan masyarakat bahwa lagu daerah memiliki makna-makna yang mendalam dalam setiap liriknya.</p> </div> </div> </div> </div>Yasinta Lelu LabinaMargareta P.E. DjokahoYunitha Devrudyan Doko
##submission.copyrightStatement##
2025-06-112025-06-11131344510.35508/bianglala.v13i1.22649