https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/floresiensis/issue/feed FLORESIENSIS 2024-03-02T08:05:44+00:00 Susilo Setyo Utomo susilosetyoutomo@staf.undana.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Jurnal Floresiensis diterbitkan dua kali setahun, yakni bulan Mei dan November oleh Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Undana, Kupang. </strong>Tujuan: (1) menyebarluaskan ilmu pengetahuan tentang peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau dan masa kini dalam bidang Pendidikan dan sejarah. Pun dalam kajian antropologi, kebudayaan, sosiologi, politik, dan pemerintahan; dan atau pendidikan sejarah pada umumnya; (2) meningkatkan saling tukar pengetahuan antar institusi; (3) memotivasi para dosen dan praktisi untuk menulis artikel ilmiah berdasarkan hasil penelitian ilmiah dan kajian pustaka.</p> <p>Beberapa petunjuk dan persyaratan penulisan/pengiriman artikel jurnal:</p> <ol> <li class="show">Pertimbangan utama diterimanya artikel, adalah yang isinya sesuai dengan tujuan di atas</li> <li class="show">Naskah artikel berupa hasil penelitian dan atau kajian pustaka yang belum pernah dipublikasikan</li> </ol> <p>Hasil Penelitian:</p> <p>Judul: singkat, ditulis dengan huruf besar/kapital</p> <p>Nama Penulis: ditulis tanpa gelar (tanpa catatan kaki); Instansi Asal: secara lengkap (termasuk program studi/ jurusan, fakultas bagi yang berasal dari PT).</p> <p>Abstrak: dalam bahasa Indonesia atau Inggris, maksimal 150 kata</p> <p>Kata Kunci: maksimal 5 kata</p> <p>Pendahuluan: (tidak perlu ditulis, tapi langsung dimulai dengan kalimat pada paragraph pertama). Pada bagian ini juga mencakup perumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan, dan manfaat.</p> <p>Materi dan Metode: sesuai dengan prosedur penelitian</p> <p>Hasil dan Pembahasan: sedapat mungkin juga membandingkan kepustakaan yang dikutip</p> <p>Simpulan: bukan kalimat/kata kuantitatif, melainkan kualitatif</p> <p>Daftar Pustaka: dicantumkan hanya pustaka yang dikutip dalam uraian</p> <p>Kajian Pustaka (<em>literature review</em>):</p> <p>Hampir sama forma hasil penelitian, dengan urutan sebagai berikut: Judul, Penulis/Intansi, Abstrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Pengkajian, Penutup, (terdiri dari Simpulan dan Rekomendasi), Daftar Pustaka.</p> <ol start="3"> <li class="show">Naskah diketik pada kertas kuarto dengan 1,5 spasi (font 12), jenis huruf times new roman, dengan format satu kolom. Margin yang digunakan, adalah 2,5 cm (atas, bawah, samping kiri, dan kanan). Maksimal 15 halaman (termasuk daftar pustaka, gambar, grafik, tabel, diagram, dan lain-lain).</li> <li class="show">Naskah pada point 3 dibuat/ di print out dua rangkap beserta softcopy</li> <li class="show">Gambar, grafik, tabel, diagram, diberi nomor dengan huruf latin (bukan romawi) secara berurutan sesuai dengan peruntukan/penomorannya masing-masing.</li> <li class="show">Bahasa untuk jurnal adalah bahasa Indonesia.</li> <li class="show">Penulisan daftar pustaka berdasarkan sumber kutipan: <ol> <li class="show">Buku: nama penulis, tahun, judul buku (cetak miring), nama penerbit, kota terbit</li> <li class="show">Jurnal: nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal (cetak miring), edisi (vol/no). halaman (ditulis khusus halaman yang dikutip).</li> </ol> </li> </ol> <p><strong><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>MoenVeu</em></strong></p> https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/floresiensis/article/view/14555 Sejarah Museum Seribu Moko di Kabupaten Alor Tahun 2003-2023 2024-03-02T08:05:44+00:00 Susilo Setyo Utomo susilosetyoutomo89@gmail.com Andreas Ande andreas.ande@staf.undana.ac.id Wisye Grace Maria Maukari gracewiwi016@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah Museum Seribu Moko di Kabupaten Alor dan mengetahui koleksi apa saja yang ada di Museum Seribu Moko serta jumlah Moko yang tersimpan di Museum Seribu Moko. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Lokasi penelitian ini berada di kota Kalabahi, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara, observasi, dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Museum Seribu Moko didirikan pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2004. Nama “Seribu Moko” menggambarkan kelimpahan, keragaman dan harapan, sedangkan “Moko” menggambarkan benda-benda tradisional yang digunakan oleh masyarakat. hampir semua orang. Lapisan masyarakat Alor. Museum Seribu Moko berada di bawah Pemerintah Daerah Kabupaten Alor dalam hal ini berada di bawah Dinas Kebudayaan. Dalam pengelolaan museum ini, karena merupakan bagian dari Pemerintah Daerah, terdapat sejumlah anggaran yang dikhususkan untuk pengelolaan museum. Perkembangan Museum Seribu Moko mengalami perkembangan yang cukup banyak. Pihak Seribu Moko (Ct)um masih berusaha melakukan pengembangan guna menarik minat pengunjung agar merasa nyaman dalam mencari informasi mengenai benda-benda budaya yang ada di museum. (2) Moko adalah benda budaya yang terbuat dari perunggu yang bentuknya seperti burung kormoran yang tertutup. Beberapa teori mengatakan bahwa Moko berasal dari Kebudayaan Dongson di Vietnam Utara, sedangkan masyarakat Aloe sendiri percaya bahwa Moko berasal dari daratan. Moko yang sangat dihargai oleh masyarakat Alor ini memiliki bentuk dan hiasan yang beragam dan ada pula yang melambangkan suku tertentu. Koleksi benda budaya yang ada di Museum Seribu Moko terdapat berbagai jenis, seperti Koleksi Moko, Arkeologi, Numismatik, Biologi, Etnografi, Filologi, Teknologi, Seni Rupa, Keramik, Geologi, Dan Sejarah.</p> <p>Kata Kunci: Sejarah, Museum, Moko, Pembangunan</p> 2024-03-02T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##