STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI SUAKA MARGATWA HARLU, KABUPATEN ROTE NDAO, NUSA TENGGARA TIMUR
Abstract
Burung merupakan salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh manusia
sebagai bahan makanan, binatang peliharaan, pemenuhan kebutuhan ekonomi, dan estetika
(Darmawan 2006). Burung-burung di Rote adalah bagian dari avifauna Timor, dengan banyak
kesamaan dengan Semau, sampai saat ini tercatat 157 spesies termasuk sekitar 70 landbirds telah
dicatat, dari sebagian burung di pulau Timor belum ditemukan di pulau Rote hal ini karena kurangnya
habitat yang sesuai. Secara keseluruhan endemik burung di Rote sangat tinggi, lebih dari 20 landbirds
sekitar 30% dari total spesies burung yang ditemukan merupakan spesies yang masuk dalam
restricted spesies. (verbalen,et,al 2017). SM Harlu merupakan salah satu kawasan konservasi yang
ditunjuk melalui keputusan menteri kehutanan Nomor :84/kpts-II/1993, tanggal 16 februari 1993
dengan luas 2000 ha, dan ditetapkan melalui keputusan menteri kehutanan Nomor :3911/MenhutVII/Kuh/2014 dengan luas 2.262 Ha. Memiliki potensi fauna yang didominasi oleh jenis aves. Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis burung yang ada
dalam kawasan SM Harlu. Pengambilan data dengan menggunakan metode MacKinnon, Pengamatan
dilakukan dengan cara menjelajah dan menghitung setiap individu yang ditemui. Penjelajahan
dilakukan secara acak. Berdasarkan data yang diperoleh menggunakan metode MacKinnon di analisis
menggunakan Rumus Indeks keanekaragaman jenis, Indeks kemerataan, Indeks kekayaan jenis.
Kelimpahan relatife jenis, kurva Kekayaan Jenis macKinnon, dan Frekuensi Penemuan Jenis. Dalam
penelitian ini ditemukan 34 jenis burung dari 21 famili dengan total individu 370 individu, terdapat 1
jenis burung endemik Rote dan 6 jenis burung migran dengan Indeks keanekaragaman H sebesar 3,36,
indeks kekayaa 5,58 dan indeks kemerataan 0,85 dan Jenis burung isap madu Australia dan kipasan
dada hitam memiliki presentasi kelimpahan relatif yang tinggi yaitu 7.30 dan Frekuensi penemuan
jenis burung yang di tinggi dimiliki oleh jenis burung Decu timor dengan nilai 0,7