EFEK KOMPOSISI GENOTIP DARI AYAM RAS PETELUR, KATE DAN LOKAL SABU TERHADAP SIFAT-SIFAT PADA BOBOT BADAN DAN UKURAN TUBUH

  • Yohanes Djego(1*)
    universitas Nusa Cendana
  • Johny Nada Kihe(2)
    universitas Nusa Cendana
  • Herowati Titi Pangestuti(3)
    universitas Nusa Cendana
  • (*) Corresponding Author
Keywords: genotype composition, kate chicken, hen layer chicken, native chicken

Abstract

The aim of  this  research  was to evaluate the  effect  of the genotype composition  of hen layer, Kate  and the Sabu  local  chicken  on characters of body weight and sizes.   Materials used were the male and female chicken (unsexed) and reared until 12 weeks of age.  There were  60 offprings of crossbred  chicken consisting 30 crossbred of hen layer, Kate and  Sabu local chicken with the genotype  composition was ½ Hen layer ¼ Kate ¼ Sabu (called PEKASA) and  30 crossbred of Kate, hen layer, and  Sabu local chicken with the genotype  composition was ½ Kate  ¼ Hen  layer ¼ Sabu (called KAPESA).  Method of this research was  an experiment with two treatments there were  the first  (T1) was  30 heads of chicken had genotype composition ½ Hen Layer ¼ Kate ¼ Sabu and the second (T2) was 30 head s of chicken had genotype composition ½ Kate ¼  Hen Layer ¼ Sabu. All chicken was given feed and water freely  and reared until 12 weeks of age. Variable of the research were body weght  (g), length of shank (cm), girth circumference (cm), length of   body, length of chicken’s back  and  and  wing span.   Data was analyzed with t - test.  Results showed that PEKASA  and  KAPESA performed  the average  of body weight  561.3± 31.8 g  and  505.5±17.3 g;  the average of  length of shank  8.2± 0,8 cm   and 6.6 ±0.7 cm ;  the average of  girth circumference 20.7±1.5 cm  and  17.5±2.0 cm;  the average of wings span 32.9±1.6 cm  and  27.9±1.9 cm and  the  length   of  chicken back  33.9±1.8 cm   and    30.5±1.70  cm,,  respectively.  Results of statistical analyzed showed that the genotype composition had  effect signifivantly (P<0.05) on all characters.   The  conclusion  of  this  research  was  group of ½ hen layer ¼ Kate ¼ Saba  performed higher than ½ Kate ¼ hen layer ¼ Sabu  on body  weight, length of shank,  girth circumference, length of  body, wing span  and  and  length  of chicken back  at 12 weeks of age.

ABSTRAK

 Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengetahui  pengaruh komposisi  genotip  antara  ayam ras petelur  (Isa Brown), kate dan lokal  Sabu  terhadap  sifat-sifat bobot badan dan ukuran tubuh.  Materi penelitian adalah gabungan ayam jantan dan betina dan dipelihara dari umur seminggu hingga 12 minggu. Sebanyak 60 ekor ayam keturunan (hasil silang) dengan rincian 30 ekor silangan ayam ras Petelur, Kate  dengan  lokal  Sabu yang memiliki komposisi genotip ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu (disebut PEKASA) dan 30 ekor hasil silangan ayam Kate, Petelur dengan lokal  Sabu yang memiliki  komposisi  genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu  (KAPESA).  Metode penelitian adalah percobaan dengan  dua perlakuan yaitu pertama (P1) adalah kelompok anak  ayam  memiliki komposisi  genotip ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu  dan  perlakuan  kedua  (P2)  adalah kelompok anak ayam memiliki  komposisi  genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu. Semua anak ayam dipelihara sampai dengan umur 12 minggu dan diberikan makanan dan minuman yang sama.  Variabel  yang diukur  adalah bobot badan, tulang  kering (shank), lingkar dada, rentang sayap  dan panjang punggung masing-masing pada umur  12 minggu.  Data  dianalisis  dengan  menggunakan  uji-t.  Hasil  penelitian menunjukan  bahwa  pada  umur 12 minggu PEKASA  dan  KAPESA menghasilkan masing-masing berturut untuk rerata  bobot badan adalah   561,3± 31,8 g dan  505,5± 17,3 g;  panjang tulang kering   adalah   8,2 ±  0,8 cm dan  6,6±0,7 cm;  lingkar dada   adalah  20,7±1,5 cm dan  17,54±2,0 cm;  rentang sayap  adalah 32,9±1,6 cm  dan 27,9±1,9 cm dan   panjang  punggung   adalah 33,9±1,8  cm dan  30,5 ±1,7 cm.  Hasil analisis  statistik menunjukkan  bahwa  komposisi  genotip  ayam  silangan  berpengaruh nyata  (P < 0.05) terhadap  bobot badan, tulang kering, lingkar dada, rentang sayap dan panjang punggung. Kesimpulan  dari hasil penelitian ini adalah  komposisi genotip ternak yaitu ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu  menampilkan performa lebih  tinggi dari ayam dengan komposisi genotip  ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu  pada  sifat  seperti bobot  badan, panjang  tulang kering, lingkar dada, panjang punggung  dan  rentang sayap pada  umur  12  minggu.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Diwyanto K. 1994. Pengamatan fenotipik domba Priangan serta hubungan antara beberapa ukuran tubuh dengan bobot badan. Thesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Djegho Y, Nada Kihe Y, Pangestuti HT, Sutedjo H. 2018. Pengaruh komposisi genotip dari ayam ras petelur, kate dan lokal Sabu terhadap performa reproduksi. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Peternakan IV Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Djegho Y, Pangestuti HT, Nada Kihe J, Sutedjo H. 2017. Pengaruh strain pejantan terhadap Pprforma reproduksi ternak ayam lokal Sabu. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Peternakan III Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana. Kupang.
FAO. 2012. Phenotypic Characterization of Animal Genetic Resources. FAO. Animal Production and Health Guidelines No. 11. Rome.
Gunawan B dan Sartika T. 2001. Persilangan ayam pelung jantan X kampung betina hasil seleksi generasi kedua (G2). Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol. 6 (1): 21 – 27.
Hardjosubroto W. 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak di Lapangan. PT Gramedia Widia Sarana. Jakarta.
Lawrence TLJ and Fowler VR. 1997. Growth of Animal. 2nd Edit. CABI Publishing. London.
Muryanto. 2005. Pengembangan Ayam Hibrida (Ayam Potong Lokal). Petunjuk Teknis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.
Nada Kihe J dan Djegho Y. 2018. Kajian tampilan ukuran tubuh ayam F1 hasil persilangan beberapa strain ayam jantan dengan ayam betina lokal Sabu pada umur delapan minggu. Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2018): Volume 5 : 2: 169 – 175.
Rose SP. 1997. Principle of Poultry Science. Centre for Agriculture and Bioscience International, New York.
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Ed ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Steel RGD dan Torrie HT. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Telepere FMS, Rianti A, Nada Kihe J. 2017. Korelasi fenotip beberapa sifat produksi F1 hasil persilangan antara ayam lokal dengan ayam ras petelur Isa Brown. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Peternakan III Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Utoyo DP dan Nasution SN. 1996. Animal Genetic Resources and Domestic Animal Deversity in Indonesia. Directorate General of Livestock for the Animal Science. W. H. Freeman and Company. New York.
Warwick EJJ, Astuti M, Hardjosubroto W. 1995. Pemuliaan Ternak. Edisi Kelima. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wibowo S. 1996. Petunjuk Beternak Ayam Buras. Gitamedia Press. Surabaya.
Widjaja EA, Rahayuningsih Y, Semiadi G . 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia. LIPI Press. Jakarta
Zainal HT, Sartika, Zainuddin D, Komarudin. 2012. Persilangan pada ayam lokal (KUB, Sentul, Gaok) untuk meningkatkan produksi daging unggas nasional. Dalam : Workshop Nasional Unggas Lokal.

PlumX Metrics

Published
2019-12-18
How to Cite
Djego, Y., Kihe, J., & Pangestuti, H. (2019). EFEK KOMPOSISI GENOTIP DARI AYAM RAS PETELUR, KATE DAN LOKAL SABU TERHADAP SIFAT-SIFAT PADA BOBOT BADAN DAN UKURAN TUBUH. JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN, 6(1), 20-25. https://doi.org/10.35508/nukleus.v6i1.1890
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.