KERAGAAN USAHATANI LAHAN KERING PADA PETANI MISKIN DI WILAYAH TIMOR BARAT NUSA TENGGARA TIMUR (DRY LAND PERFORMANCE OF POOR FARMERS IN WEST TIMOR REGION, EAST NUSA TENGGARA)

  • Johanes G. Sogen(1*)
    Universitas Nusa Cendana
  • Matheos F. Lalus(2)
    Universitas Nusa Cendana
  • (*) Corresponding Author
Keywords: kinerja, pertanian lahan kering, operator pendapatan petani, pertanian produktif, pendapatan keluarga

Abstract

 

A survey was focused on the model of dry land farming performance of poor farmer was conducted at West Timor region for three months. The objectives of the study was: (1) to identify and compare: (a) flow system of goods, money and services in or out of a farming; (b) level of cash and non cash income; (c) the capability of farming in contributing repayment of capital and family labor; and (d) the capability repayment of farm debt and capital ratio of smallholders; (2) to identify and analyze factors influencing on the cash income; (3) to study the combination of group of farm contributing optimum income for poor farmer; and 4) to identify and analyze strength and weaknesses of strategy used by poor farmers in overcome their low income. Multiple stages sampling was established. Two selected districts, four sub-districts and 8 villages were purposively sampled. Whilst 186 poor farmers were randomly selected. Data were analyzed using input-output analyzes, comparative analyzes, linear programming and univariat. Results of analysis showed that total income obtained was Rp.5,961,061.40 which coming from paddy, corn, cassava and sweet potatoes, peanuts, vegetables and livestock. 46,39% of total income was cash income.  Livestock was the greatest contributor compared to others (37,90% of total income). From total cash income obtained, the livestock contributing approximately 41,60%, implied that livestock was being the source cash income for poor farmer in rural area. In farming production, the farmer had invested the capital of Rp.9,708,066.61. The operator’s farm income was Rp.1.901.093,41/annual while operator’s farm labor earnings and family farm labor earnings were Rp.9.061.315,07 and Rp.11.956.315,07, respectively. Return on investment (ROI) was 160%. Meant that capital productivity was good enough where the capital had capability to give profit for poor farmer. Thus, farming was a profitable effort. Family income as cumulative of income from on farm, off farm and non farm   was Rp.13.253.671.07 annually where only 20.86% out of this was cash income. In addition, the significant factors influencing on the cash income farming was land tenured, number of animal raised and family labor. Result of linear programming indicated that the best combination of farming activities giving optimum income was paddy, corn, cassava and sweet potatoes, peanuts, cattle, pig, goats, and chickens and also non farm activity. In summary, farming is at present to be an economically feasible and profitable enterprise. Through applying the optimum combination of each enterprise the poor farmer will obtain maximum income.

 

ABSTRAK


 Sebuah survei difokuskan pada model kinerja pertanian lahan kering petani miskin dilakukan di wilayah Timor Barat selama tiga bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengidentifikasi dan membandingkan: (a) sistem arus barang, uang dan jasa dalam atau keluar dari pertanian; (b) tingkat kas dan pendapatan non cash; (c) kemampuan pertanian dalam memberikan kontribusi pembayaran kembali modal dan tenaga kerja keluarga; dan (d) pelunasan kemampuan utang pertanian dan rasio modal petani; (2) mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan tunai; (3)  mempelajari kombinasi kelompok pertanian memberikan kontribusi pendapatan yang optimal bagi petani miskin; dan 4) mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan strategi yang digunakan oleh petani miskin dalam mengatasi pendapatan mereka rendah. Beberapa tahap pengambilan sampel dilakukan.  Dua kabupaten terpilih, empat kecamatan dan 8 desa dilakukan secara purposive sampel. Sementara 186 petani miskin dipilih secara acak. Data dianalisis dengan menggunakan analisis input-output, analisis komparatif, pemrograman linear dan univariat. Hasil analisis menunjukkan bahwa total pendapatan yang diperoleh adalah Rp.5,961,061.40 yang berasal dari padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar, kacang tanah, sayuran dan ternak. 46,39% dari total pendapatan adalah pendapatan tunai. Ternak adalah penyumbang terbesar dibandingkan dengan orang lain (37,90% dari total pendapatan). Dari total pendapatan kas yang diperoleh, ternak memberikan kontribusi sekitar 41,60%, tersirat bahwa ternak menjadi sumber pendapatan tunai bagi petani miskin di daerah pedesaan. Dalam pertanian produksi, petani telah menginvestasikan ibukota Rp.9,708,066.61. Pendapatan usahatani operator adalah Rp.1.901.093,41 / tahunan, sementara pendapatan buruh tani operator dan pendapatan buruh tani keluarga masing-masing adalah Rp.9.061.315,07 dan Rp.11.956.315,07. Pengembalian investasi (ROI) adalah 160%. Berarti bahwa produktivitas modal itu cukup baik di mana modal memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan bagi petani miskin. Dengan demikian, pertanian adalah usaha yang menguntungkan. Pendapatan keluarga sebagai kumulatif pendapatan dari on farm, off farm dan non farm adalah Rp.13.253.671.07 per tahun di mana hanya 20,86% dari ini adalah pendapatan tunai. Selain itu, faktor-faktor yang signifikan berpengaruh terhadap pertanian pendapatan tunai adalah tanah tetap, jumlah hewan dibesarkan dan keluarga tenaga kerja. Hasil pemrograman linear menunjukkan bahwa kombinasi terbaik dari kegiatan pertanian memberikan pendapatan yang optimal adalah padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar, kacang tanah, ternak, babi, kambing, dan ayam serta kegiatan non pertanian. Singkatnya, pertanian pada saat ini menjadi suatu perusahaan layak secara ekonomis dan menguntungkan. Melalui menerapkan kombinasi optimum dari masing-masing perusahaan petani miskin akan memperoleh pendapatan yang maksimal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amareko SL. 1990. Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Petani Miskin Lahan Kering di Nusa Tenggara Timur. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang.
Anonimus. 2007. Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. INDOV Bank Dunia/World Bank.
Anton N. 2003. Pendekatan Ekosistem dalam Penanggulangan Kemiskinan : Refleksi Penanggulangan Kemisikian di Sulewesis Tengah. Pusdata Online Indonesia. Edisi Keuangan Mikro Tahun II. No 1 Maret 2003. http://pusdata.dprin.go.id/ . Diakses tanggal 5 Mei 2014.
Bustanul A. 2006. Pemikiran untuk Mengeluarkan Petani dari Kemiskinan. Majalah PANGAN. Media Komunikasi dan Informasi, No. 46/XV/Januari 2006.

Bustanul A. 2007. Ekonomi Pertanian dalam Era Revitalisasi Pertanian: Harmonisme Mikro-Usahatani dengan Makro-Usahatani. Dalam MUNGKINKAH PETANI SEJAHTERA?. Prosiding Konperensi Nasional XV Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) di Surakarta 3-4 Agustus 2007.
Dalle DS. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah. Pusdata Online Indonesia. Edisi Keuangan Mikro Tahun II. No 1 Maret 2003. http://pusdata.dprin.go.id/. Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Fadli HM, Iman Sugema I, Ritonga H. 2005. Menganalisa Dampak Kenaikan BBM Terhadap Kemiskinan Dengan Data Susenas 2004. Majalah Agro-Ekonomika, Nomor 1 Tahun XXXV. April 2005.
Gasperzs V. 1991. Ekonometrika Terapan. Buku Satu dan Dua. Penerbit Tarsito, Bandung.
Gujarati DN. 1995. Basic Econometrics. McGraw-Hill Interternational Editions, London.
Gunawan S. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Menanggulangi Kemiskinan Terkait dengan Kebijakan Otonomi Daerah. Pusdata Online Indonesia Edisi Keuangan Mikro Tahun II. No 1 Maret 2003. http://pusdata.dprin.go.id/

Kolfidus E. 2006. Kemiskinan, Realitas yang Belum Beruntung. Opini dalam Surat Khabar Harian Umum Timor Express, tanggal 2 Maret:4.
Lalus, MF, Nalle AA, Sogen JG. 1993. Kombinasi Usaha Tani Tanaman Pangan dan Usaha Ternak pada Petani Miskin Lahan Kering di Wilayah Timor Barat NTT. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang.
Nesa W, Coppins R. 1981. Linear Programming and Extensions. McGgraw-Hill Company, London.
Noer S, Wibowo R, 2004. Pembangunan Pedesaan Rekonstruksi Kelembagaan Ekonomi. Pengurus pusat PERHEPI, Oktober 2004.
Rudjito. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Otonomi Daerah Guna Menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan. Pusdata Online Indonesia. Edisi Keuangan Mikro Tahun II. No 1 Maret 2003. http://pusdata.dprin.go.id/. Diakses tanggal 16 Mei 2014.
Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit UI. Press Jakarta.
Soeharjo, Patong AD.1978. Sendi-Sendi Ilmu Usahatani. LEPHAS Universita Hasanudin, Ujung Pandang.

PlumX Metrics

Published
2019-02-07
How to Cite
Sogen, J., & Lalus, M. (2019). KERAGAAN USAHATANI LAHAN KERING PADA PETANI MISKIN DI WILAYAH TIMOR BARAT NUSA TENGGARA TIMUR (DRY LAND PERFORMANCE OF POOR FARMERS IN WEST TIMOR REGION, EAST NUSA TENGGARA). JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN, 1(1), 57-72. https://doi.org/10.35508/nukleus.v1i1.711
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.