Analisa Kondisi Ruang Bakar Mesin Dan Emisi Gas Buang Motor 2 Langkah Berbahan Bakar Campuran Bensin Dengan Minyak Jelantah

  • Abrahan Legifani(1)
  • Matheus M. Dwinanto(2)
    Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
  • Dominggus G. H. Adoe(3)
    Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
  • (*) Corresponding Author
Keywords: Minyak jelantah, Emisi gas buang

Abstract

ABSTRAK

Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida di antara permukan-permukaan yang bergesekan. Sedangkan pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipkan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan Pembentukan deposit pada komponen dipengaruhi oleh bahan bakar yang digunakan, kondisi operasi maupun desain mesin itu sendiri. Temperatur yang tinggi merupakan factor utama penyebab pembentukan terjadinya oksidasi membentuk deposit. Ring piston dengan mudah mencapai temperatur 250 0C sehingga terjadi oksidasi yang mengakibatkan ring macet. Penelitian tentang minyak jelantah mulai banyak dikembangkan di Indonesia, terlebih dalam perannya sebagai energi alternatif berupa biodiesel. Bahan biodiesel mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda dengan minyak diesel mineral dan akan menghasilkan efek yang berbeda pada mesin baik itu unjuk kerja seperti daya atau torsi yang dihasilkan, konsumsi bahan bakar, emisi gas buang maupun kondisi komponennya. Kandungan CO (%) dan HC (ppm) dikelompokan pada data emisi gas buang. Dari data emisi gas buang yang dihasilkan dari data emisi gas buang yang dihasilkan kemudian dibuat grafik hubungan kandungan CO (%) dengan putaran mesin dan grafik hubungan kandungan HC (ppm) dengan putaran mesin untuk tiap jenis campuran bahan bakar yang digunakan. kandungan HC (ppm) mengalami penurunan dari putaran 2000-3000 rpm pada pengujian campuran premium dan 10%  oli samping. Sedangkan pada pengujian campuran premium dan 10% minyak jelantah kandungan HC mengalami penurunan. Pembentukan deposit  lebih disebabkan lebih disebabkan fungsi aditif deterjen/dispersan pada pelumasan yang tidak sempurna. Hal ini menunjukan bahwa sejumlah bahan bakar biodiesel pada pelumasan membantu membersihkan kotoran sehingga mengurangi deposit.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Subhanuel Bahri, Bambang Edy Santoso dan Yahya Kurniawan, 2007. Pengujian Bioetanol Sebagai Campuran Bahan Bakar.

Buchanan E. J. 1979. Ethanol as a petroleum extender and additive in automotive engines

Hary Wibowo, A.A. Putu Susastriawan, 2001. Pengaruh minyak jelantah terhadap kinerja motor bensin. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, fakultas teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta.

Fatah Maulana Siregar, 2009. Pefomasi Mesin – Non Stationer (Mobile) Berteknologi dan Non VVT-i.

Beni Setya Nugraha,S.Pd.T. Aplikasi Teknologi Injeksi Bahan Bakar Elektronik (EFI). Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Wiranto Arismunandar, 2005. Motor Bakar Torak. ITB Bandung

http://www.google.co.id/search?q=siklus+otto

Ihwan Haryono, Prawoto dan Siti Yubaida. Evaluasi Kondisi Komponen Mesin Desel Berbahan Bakar Biodesel Minyak Jelantah. Jurnal ilmiah balai termodinamika, Motor dan populasi kawasan puspiptek Gd. 230 Cisauk Tangerang.

PlumX Metrics

Published
2018-12-05
How to Cite
Legifani, A., Dwinanto, M., & Adoe, D. (2018). Analisa Kondisi Ruang Bakar Mesin Dan Emisi Gas Buang Motor 2 Langkah Berbahan Bakar Campuran Bensin Dengan Minyak Jelantah. LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, 1(1), 38-42. https://doi.org/10.35508/ljtmu.v1i1.433
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.