LAPORAN KASUS: FUNGAL RHINITIS PADA ANJING LOKAL (Canis familaris)

  • Astrid Alviani Sau(1*)
    Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan
  • Yeremia Yobelano Sitompul(2)
    Departemen Klinik, Reproduksi, Patologi dan Nutrisi, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana.
  • Yohanes T. R. M. R. Simarmata(3)
    Departemen Klinik, Reproduksi, Patologi dan Nutrisi, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana.
  • (*) Corresponding Author
Keywords: fungal rhinitis, aspergillosis

Abstract

Kesehatan hewan peliharaan perlu diperhatikan karena hewan peliharaan hidup berdampingan dengan manusia dan berpotensi membawa penyakit yang zoonosis maupun non zoonosis. Penyakit pada anjing dapat berupa infeksi virus, jamur, bakteri maupun parasit. Infeksi jamur pada anjing dapat ditularkan melalui inhalasi, konsumsi atau melalui luka pada kulit. Terdapat banyak spesies jamur yang ada di lingkungan, dan sebagian besar infeksi adalah dari tanah. Pemeriksaan fisik menunjukkan anjing kasus memiliki skor kondisi tubuh yaitu 2/5. Terdapat kotoran mata, hidung dan mata kiri mengalami pembengkakan, epistaksis, rambut kusam, pada beberapa bagian tubuh mengalami alopesia dan lesi akibat jamur. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukan adanya leukositosis dan kultur jamur menunjukkan adanya pertumbuhan jamur Aspergillus spp. Pemberian terapi suportif dilakukan untuk membantu mempertahankan kondisi umum tubuh anjing. Anjing kasus diberikan injeksi Biodin 0,5 ml secara IM dan Vitamin B complex 0,5 mL secara IM. Penanganan simptomatis diberikan Bromhexine HCL sebagai mukolitik dengan dosis anjuran 2 mg/kg PO dua kali sehari. Terapi kausatif diberikan Itraconazole dengan dosis anjuran 5 mg/kg PO satu kali sehari. Pasca terapi, perbaikan kondisi berupa perubahan tingkah laku menjadi lebih aktif dan peningkatan nafsu makan, bengkak pada bagian mata berkurang, leleran yang keluar dari hidung berkurang dan tidak lagi bercampur darah.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Allerton, Fergus. (2020). Small Animal Formulary 10th Edition, Part A: Canine and Feline. BSAVA.
Ferreira, R. R., Ferreiro, L., Spanamberg, A., Driemeier, D., da Silva Machado, M. L., Bianchi, S. P., ... & Guillot, J. (2011). Canine sinonasal aspergillosis. Acta Scientiae Veterinariae, 39(4), 1-6.
Getas IW, Wiadnya IBR, Waguriani LA. Pengaruh Penambahan Glukosa dan Waktu Inkubasi Pada Media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Media Bina Ilmiah. Vol 8(1): 51-56.
Janis DWN, Deta HU, Winarso A. 2019. Perubahan bobot badan anak anjing lokal terinfeksi Toxocara canis setelah pemberian pyrantel pamoat di Kota Kupang. Jurnal Veteriner Nusantara. 2(2) : 49 – 59.
Maria, K. K., & LO, I. (2016). The interpretation of leukogram in dog and cat. Hellenic Journal of Companion Animal Medicine. Volume, 5(2), 63.
Naomi, C., Gorda, I. W., & Warditha, A. A. G. J. (2019). Studi kasus: hemangioma kutaneus pada anjing lokal. Indonesia Medicus Veterinus, 8(2), 131-143.
Taboada, Joseph. (2018). Fungal Infections in Dogs. Office of Student and Academic Affairs, School of Veterinary Medicine, Louisiana State University.
Yuniarty, T., Rosanty, A. (2017). Pemanfaatan Sari Pati Buah Sukun (Artocarpus altilis) Sebagai Alternatif Media Pertumbuhan Aspergillus niger. Biogenesis, Vol 5, No. 2, Desember 2017, hal 117-121.

PlumX Metrics

Published
2025-06-16
How to Cite
Sau, A., Sitompul, Y., & Simarmata, Y. (2025). LAPORAN KASUS: FUNGAL RHINITIS PADA ANJING LOKAL (Canis familaris). Jurnal Veteriner Nusantara, 8(1), 63-68. https://doi.org/10.35508/jvn.v8i1.16440

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.