LAPORAN KASUS: MYASIS PADA BABI JANTAN DI DESA NOELBAKI, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG
Abstract
Myasis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh larva lalat (belatung) yang menyerang semua jenis hewan vertebrata yang berdarah panas termasuk manusia, tidak menimbulkan tanda klinis yang spesifik dan sangat bervariasi tergantung pada lokasi luka. Seekor babi berumur 6 bulan, dengan berat badan ± 30 kg dan berjenis kelamin jantan dilaporkan keluhan adanya luka terbuka disertai adanya belatung pada daerah kaki kiri belakang. Secara klinis babi hanya bergerak aktif untuk menghindari lalat yang hinggap pada luka, dan tidak adanya gejala yang spesifik karena babi makan dan minum yang baik serta defekasi dan urinasi yang normal. Hasil pemeriksaan fisik babi didiagnosis menderita myasis. Babi ditangani dengan melakukan pembersihan luka dan mengambil belatung menggunakan larutan NaCl 0.9%. Babi diobati dengan antibiotika amoksisilin (Betamox LA) dengan dosis anjuran 1 ml/10 kg BB dengan dosis pemberian 3 ml dan pemberian obat oral dexametason 0,75 mg dengan dosis pemberian 1,5 mg sebagai anti radang, disamping itu juga diberikan antibiotic topikal yaitu enbatic powder dengan dosis sedian 3 mg dan ditaburkan secukupnya pada luka tiap 2x sehari. Pada hari petama, kondisi babi terlihat aktif, napsu makan dan minum baik. Suhu meningkat jadi 40oC, luka masih basah, kemerahan disekitar luka, dan mengalami kebengkakan. Pada hari ke-2, suhu 40oC dan hari ke-3 suhu 39,5oC, luka masih basah dan merah, masih mengalami kebengkakan, dan sudah ada beberapa bagian dari luka mulai mengering. Pada hari ke-5 suhu 39,3oC, luka masih basah dan terbuka, masih adanya kemerahan, dan beberaapa bagian luka sudah tertutup dan pada hari ke-10 suhu 39,2oC, luka sudah tertutup atau menyatu dengan baik walaupun masih tampak kemerahan dan masih adanya pembengkakan.
Downloads
References
Argulana G. 2008. Aktivitas Sediaan Salep Batang Pohon Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var Sapientum) Dalam Proses Penyembuhan Luka Pada Mencit (Mus Musculus Albumin). (Disertasi). Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Bakkara JK. 2012. Pengaruh Perawatan Luka Bersih Menggunakan Sodium Clorida 0,9% dan Povidine Iodine 10% Terhadap Penyembuhan Luka Post Appendiktomi di RSU Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Berata IK, Winaya IBO, Adi AAAM, Adyana IBW, Kardena IM. 2011. Buku Ajar Patologi Veteriner Umum. Denpasar: Swasta Nulus. Pp. 106 – 198.
Chhetri HP, Yogol NS, Sherchan J, Anupa KC, Mansoor S, Thapa P. 2010. Formulation and evaluation of antimicrobial herbal ointment. Kath Univ J Sci, Eng and Tech. 6(1):102107.
Farkas R, Hall MJR, Bouzagou AK, Lhor Y, Khallayoune K. 2009. Traumatic Myiasis In Dogs Caused By Wohelfahertia Magnifica And Its Importans In The Epidemiology Of Wohelfahertiosis Of Livestock. J Mad Vet Entomol. 23: 80-85
Fathurrohman, A., Hari, M. A., Zukhriyah, S. A., dan Adam, M. A. 2015. Persepsi peternak sapi dalam pemanfaatan kotoran sapi menjadi bio-gas di Desa Sekarmojo Purwosari Pasuruan. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 25 (2), 36-42.
Imas SH, Saputro SH, Wibowo NA. 2015. Pengaruh Tumbuhan Daun Sirih Terhadap Proses Percepatan Penyembuhan Luka Insisi. The Sun 2(4): 1314.
Jesse, F. F. A., Sadiq, M. A., Abba, Y., Mohammed, K., Harith, A., Chung, E. L. T., Bitrus, A. A., Lila, M. A. M., Haron, A. W., dan Saharee, A. A. 2016. Clinical management of severe cutaneous myiasis in a brangus-cross calf. Int J Livestock Res. 6 (6), 82-89.
Orfanou DC, Papadopoulos E, Cripps PJ, Athanasiou LV, Fthenakis GC. 2011. Myiasis in a dog shelter in Greece: epidemiological and clinical features and therapeutic considerations. Vet Parasitol 181(2-4): 374-378
Pengembangan vaksin myasis, Deteksi in vitro respon kekebalan protektif antigen protein Perithropic Membrane, pellet dan supernatant Larva L1 lalat Chrysomya bezziana pada domba. Jurnal ilmu Ternak dan Veteriner.
Rohela, M., Jamaiah, I., Amir, L., dan Nissapatorn, V. 2006. A case of auricular myasis in Malaysia. J Trop Med Public Health. 37(3), 91-98.
Sukarsih, Partoutomo S, Satria E, Eiseman CH dan Wiladsen P 1999.
Wardhana AH. 2006. Chrysomnya Bezziana Penyebab Miasis pada Hewan dan Manusia : Permasalahan dan Penanggulanggannya. Wartazoa 16(3): 146-159