Kasus Skabies Pada Anjing Lokal
Abstract
Anjing merupakan hewan peliharaan yang sangat disukai dan sering disebut sahabat manusia karena memiliki beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan pemiliknya (Okarina dkk, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, anjing yang dipelihara dibiarkan berkeliaran bebas mempermudah infeksi agen penyakit. Salah satu agen penyakit yaitu parasit. Penyakit yang disebabkan oleh parasit yaitu Skabies. Skabies merupakan salah satu penyakit yang menyerang kulit dan disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei (Arlian dan Morgan, 2017). Pada kasus ini hasil pemeriksaan gejala klinis anjing lokal umur 4 bulan menunjukan adanya Alopecia pada daerah kepala, punggung, ekstremitas kaki depan dan belakang, Keropeng pada bagian yang mengalami kerontokan. Hasil pemeriksaan laboratorium pada sampel kerokan kulit ditemukan adanya Sarcoptes scabiei. Penanganan diberikan Wonder ivermec 0,2 ml dan Fish Oil.
Downloads
References
Papich, M. G. 2011, Veterinary Drugs Small And Large Animal. Elsevier. USA
Rumpaisum NI , Widyastuti SK. 2021. Laporan Kasus: Anemia Mikrositik Hipokromik pada Anjing yang Terinfeksi Tungau Sarcoptes sp. secara General.
Indonesia Medicus Veterinus. 10(2): 255-266
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta (ID):
Susanto H , Kartikaningrum M, Wahjuni RS, Warsito SH, Yuliani MGA. 2020. Kasus Scabies (Sarcoptes Scabiei) Pada Kucing Di Klinik Intimedipet Surabaya. Jbp Vol. 22
Sivajothi S, Reddy BS, Venkatasivakumar R.2015a. Chronic dermatitis complicated with otitis due to Notoedres cati in a Persian cat . J. Adv. Parasitology. 2(1): 19-22.
Wardhana AH, Manurung J, Iskandar T. 2006. Skabies: Tantangan Penyakit Zoonosis Masa Kini dan Masa Datang. Wartazoa 16(1): 40-52Gadjah Mada University Pr.
Wolstenholme AJ. 2011. Ion channels and receptor as targets for the control of parasitic nematodes. International Journal for Parasitology: Drugs and Drug Resistance (1):2- 13.
Yates DM, Portillo V, Wolstenholme AJ. 2003. The avermectin receptors of Haemonchus contortus and Caenorhabditis elegans. International Journal for Parasitology 33(11): 1183-1193