PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERALKOHOL (SOPI, BIR DAN VODKA) TERHADAP KADAR GLUTATION TEREDUKSI (GSH) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley
Abstract
Angka konsumsi alkohol di Provinsi NTT menduduki peringkat pertama pada tahun 2016. Alkohol tradisional paling banyak dikonsumsi di Indonesia, alkohol tradisional dari NTT biasa disebut Sopi. Alkohol merupakan suatu radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif akan menyebabkan kerusakan biologis pada tubuh. Salah satu antioksidan yang berpengaruh untuk melawan atau menetralisir stres oksidatif adalah Glutation tereduksi (GSH). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman beralkohol jenis sopi, bir dan vodka terhadap kadar GSH tikus putih. Metode jenis rancangan penelitian adalah eksperimental laboratorik dengan pendekatan post test only control group design. Sebanyak 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina galur Sprague dawley berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-250 gram yang dibagi dalam empat kelompok perlakuan terdiri atas enam ekor tikus. Kelompok Kn, P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah kelompok kontrol normal, kelompok perlakuan sopi, kelompok perlakuan bir dan kelompok perlakuan vodka. Dosis yang diberikan adalah 0,008 ml/g BB/hari per oral. Setelah 10 hari perlakuan, darah tikus diambil untuk pengukuran kadar GSH melalui sampel serum darah tikus dan diuji menggunakan ELISA Reader. Hasil penelitian ini rerata kadar GSH pada kelompok Kn, P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah 1,114, 6,366, 1,852 dan 2,303 nmol/ml. Terdapat peningkatan kadar GSH yang bermakna (p<0,05) pada kelompok P1, P2 dan P3 dibandingkan dengan kelompok Kn. Terdapat perbedaan bermakna yang signifikan (p<0,05) pada kelompok P1 dibandingkan dengan kelompok Kn. Kesimpulan dari penelitian ini adalah minuman beralkohol jenis sopi, bir dan vodka memiliki efek berupa peningkatan kadar GSH
Downloads
References
2. Badan Narkotika Nasional Bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan. Hasil Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 18 Provinsi Tahun 2016. Jakarta; 2017.
3. Suhardi. Preferensi Peminum Alkohol di Indonesia Menurut Riskesdas 2007. Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik. Badan Litbangkes Depkes RI, 2010 Revisi, 2011. Jakarta; 2014.
4. Tritama, Topaz Kautsar. Konsumsi Alkohol dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan. Universitas Lampung; 2015
5. Gani, Ruslan Abdul. Kebijakan Kriminalisasi terhadap Larangan pada Minuman Beralkohol di Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.2 Tahun 2014.
6. Siti N. Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daging Pisang Raja (Musa AAB ‘Pisang Raja’) dengan Vitamin A, Vitamin C dan Katekin melalui Penghitungan Bilangan Peroksida. Universitas Indonesia; 2009.
7. Setiawan B, Suhartono E. Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus. Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2. Universitas Lambung Mangkurat; 2005.
8. Asri, Werdhasari. Peran Antioksidan Bagi Kesehatan. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, Vol 3, No 2 (2014), diakses melalui (http://ejournal. litbang.depkes.go.id/index.php/jbmi/article/view/4203). Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes, Kemenkes RI.; 2015.
9. Subandrate dkk. Potensi Antioksidan Ekstrak Biji Duku (Lansium domesticum Corr.) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan yang diinduksi Alkohol. Universitas Sriwijaya; 2016.
10. Fausiah, Andi. Pengaruh Penambahan Antioksidan GSH (Glutathione) Terhadap Tingkat Pematangan Oosit Sapi Bali Secara in Vitro. Universitas Hasanudin; 2014
11. Widowati L, dkk. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum-graecum L.) : Pengukuran Kadar Glutation Tikus Diabetes. Vol. XIV, Media Litbang Kesehatan. Universitas Indonesia; 2007.
12. Dewi, N. Perioperatif pada Pasien dalam Pengaruh Alkohol. 2008
Copyright Notice
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.