HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU TERHADAP PERILAKU PEMANFAATAN KELOR SEBAGAI MENU MAKANAN KELUARGA DI KOTA KUPANG
Abstract
Status gizi masyarakat kota Kupang terutama balita dari tahun 2014-2017 menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi kasus gizi kurang dan gizi buruk (3). Penyebab langsung malnutrisi adalah asupan gizi dan infeksi penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan. Tanaman kelor juga merupakan tanaman lokal NTT yang banyak dijumpai baik di kota maupun sampai di pelosok desa, sehingga setiap orang mudah mendapatkannya. Meski demikian, masih banyak balita yang mengalami kurang gizi bahkan gizi buruk di seluruh wilayah kota dan kabupaten NTT. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuandan persepsi ibu tentang kelor dengan perilaku pemanfaatan kelor sebagai menu makanan keluarga di Kota Kupang, dan apakah ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku tersebut. Penelitian ini akan menguji 2 hipotesis yaitu : Karakteristik demografi dan pengetahuan ibu tentang manfaat kelor berhubungan dengan persepsi ibu terhadap malnutrisi dan pemanfaatan kelor dan Persepsi ibu terhadap malnutrisi dan pemanfaatan kelor serta isyarat untuk bertindak berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan kelor sebagai menu makanan keluarga. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi ibu terhadap malnutrisi dan pemanfaatan kelor. Variabel tergantung adalah perilaku pemanfaatan kelor sebagai menu makanan keluarga. Anteseden adalah karakteristik demografi dan pengetahuan ibu tentang manfaat kelor. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan potong lintang. Semua variabel penelitian diukur satu kali dalam satu waktu yang sama. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Karakteristik demografi dan tingkat pengetahuan ibu secara simultan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang ancaman masalah kesehatan, ditunjukkan dengan nilai p=0.005 pada analisis regresi linear. Komponen yang memiliki pengaruh signifikan terhadap terbentuknya persepsi ibu tentang ancaman kesehatan adalah jenjang pendidikan formal ibu (p=0,005), dan tingkat pengetahuan ibu (p=0.006). Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu semakin tinggi ia mempersepsikan kemungkinan keluarganya terancam malnutrisi dan semakin tinggi tingkat keseriusan dampak malnutrisi yang mungkin dialami. Sebaliknyaibu yang mempersepsikan bahwa keluarganya kecil kemungkinan terkena malnutrisi dan dampak malnutrisi bagi keluarganya tidak terlalu serius, adalah kelompok ibu dengan jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi. Karakteristik demografi dan tingkat pengetahuan ibu secara simultan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang manfaat kelor, dengan nilai p=0.000 pada uji regresi linier. Tingkat pengetahuan ibu adalah satu-satunya variabel yang secara individual memberikan pengaruh terhadap tingkat persepsi ibu tentang manfaat kelor, dengan nilai p= 0.000 dan kontribusi pengaruh sebesar 43,6%. Persepsi ancaman masalah kesehatan, persepsi manfaat kelor, dan dorongan bertindak secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku ibu dalam pemanfaatan kelor, dengan nilai p=0.002 pada hasil analisis regresi linier. Tingkat persepsi ibu tentang manfaat kelor dan frekuensi dorongan bertindak yang diterima ibu mempunyai kontribusi pengaruh yang signifikan masing-masing sebesar 25,6% dan 20,2% terhadap frekuensi perilaku ibu dalam pemanfaatan kelor sebagai menu keluarga
Downloads
References
2. WHO. Global Nutrition Report: www.who.int. 2010.
3. Dinas Kesehatan Kota Kupang. Profil Dinkes Kota Kupang. 2018.
4. Dhakar, R.C. et.al. Moringa: The Herbal Gold to Combat Malnutrition. Chronicles of Young Scientists. 2011. 2(3). 119-125.
5. Aminah, S. et al. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera). 2015.
6. Krisnadi, A.D. Kelor Super Nutrisi.Blora: Kelorina.com. 2015.
7. Attaminy, H.B. & Qomaruddin, M.B. Aplikasi Health Belief Model Pada Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Jurnal Promkes. 2017. 5(2). 245-255
8. Ningsih, Y.A, Suyanto & Restuastuti, T. Gambaran Status Gizi pada Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti. 2016.
9. UNICEF. Infant and Young Child Feeding. www.unicef.org. 2018
10. Sastroasmoro, S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. 2011
Copyright (c) 2020 Cendana Medical Journal (CMJ)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright Notice
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.