DETEKSI MALARIA ASIMPTOMATIK DI DESA MANUSAK KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG SECARA MIKROSKOPIS DAN ANALISIS MOLEKULER DENGAN PCR
Abstract
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi parasit yang masih menjadi masalah kesehatan dunia, terutama di negara-negara beriklim tropis termasuk Indonesia. Pada daerah endemik malaria, proporsi terbesar malaria adalah malaria asimtomatik. Diagnosis malaria secara mikroskopis merupakan gold standard yang direkomendasikan oleh WHO. Tetapi karena parasitemia pada malaria asimtomatis sangat rendah dan sulit untuk diperiksa secara mikroskopis, maka diagnosis molekuler dengan single stepPCR dalam penelitian ini digunakan untuk mengkonfirmasi kebenaran diagnosis mikroskopis tersebut. Desa Manusak merupakan salah satu desa yang berada diwilayah kerja Puskesmas Naibona termasuk daerah endemis malaria di Kabupaten Kupang. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti tertarik untuk mendeteksi malaria asimptomatik di Desa Manusak Kabupaten Kupang secara mikroskopik dan mengkonfirmasi hasil tersebut pada tingkat submikroskopik yakni dengan analisis molekuler dengan PCR. Penelitian menggunakan metode deskriptif intervensional. Hasil penelitian ini menunjukan perbedaan yang signifikan dimanapada hasil pemeriksaan mikroskopis tidak ditemukan parasit malaria pada semua apusan darah sedangkan pada pemeriksaan submikroskopis dengan metode PCR ditemukan 1,67% sampel positif mengandung gen malaria. Hasil pemeriksaan PCR dari 120 sampel didapatkan 0,83% positif mengandung gen P.vivax dan 0,83% positif mengandung gen P.malariae dan tidak ditemukan gen P.falciparum, P.ovale maupun gen mixed infection
Downloads
References
2. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Epidemiologi malaria di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 1:1-2.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.,2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
4. Kementrian Kesehatan Provinsi NTT.,2016. Kasus Malaria per Kabupaten 2012-2016. Kemenkes Provinsi NTT, Kupang.
5. Anonim, 2017. Data Malaria Puskesmas Naibonat 2014-2017. Puskesmas Naibonat, NTT.
6. Starzengruber P, Hans PF, Benedikt L, Kamala T, Paul S,Verena EH, Mariella J, Wolfgang G, Wasif AK, Rashidul H, dan Harald N. 2014. High prevalence of asymptomatic malaria in south-eastern Bangladesh. Malaria Journal, 13:16.
7. Santoso Budi, 2010. Prevalensi Malaria Klinis Dan Positif Plasmodium spp. Berdasarkan Mass Blood Survey Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Aspirator Vol. 2 No. 1: 04-10
8. Heny Arwati,Kusmartisnawati, Poppy, Yoes Prijatna Dachlan, Asymptomatic Malaria In Trenggalek District, East Java Province As Revealed By Microscopic Examination And Single Step Pcr; Folia Medica Indonesiana Vol. 49 No. 3 July - September 2013 : 150-154
9. Zuleima Pava, Faustina H. Burdam, Irene Handayuni,Leily Trianty, Retno A. S. Utami, Yusrifar, Kharisma Tirta, Enny Kenangalem, Daniel Lampah, Andreas Kusuma,GrennadyWirjanata,Steven Kho, Julie A. Simpson,Sarah Auburn, Nicholas M. Douglas, Rintis Noviyanti, Nicholas M. Anstey, Jeanne R. Poespoprodjo, Jutta Marfurt, Ric N. Price. 2016. Submicroscopic and Asymptomatic Plasmodium Parasitaemia Associated with Significant Risk of Anaemia in Papua, Indonesia, PLOS ONE DOI:10.1371/journal.pone.0165340 October 27
10. Anonim, 2017. Data Malaria Puskesmas Naibonat 2014-2017. Puskesmas Naibonat, NTT.
11. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2016. INFODATIN Malaria. Pusdatin
12. Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Pennyakit Kementerian Kesehatan RI, 2017. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria.
13. Worku, Ligabauw, Demekech Damtie, Mengistu Endris, Sisay Getie, and Mulugeta Aemero.2014.Asymtomatic Malaria and Associated Risk Factors Among School Children in Sanja Town Northwest Ethiopia.Research Articles International Scholarly Research Notices. Hindawi Publishing Corporation.
14. Ganguly, Swagata, Pabitra Saha, Subhasish K. Guha, Asit Biswas, Sonali Das, Pratip K. Kundu, Ardhendu K. Maji. 2013. High Prevalence of Asymptomatic Malaria in a Tribal Population inEastern India. Journal of Clinical Microbiologi
15. Mast de Quirin, Judith Brouwers, Din Syafruddin, Teun Bousema, Amrish Y. Baidjoe, Philip G. de Groot, andre J. Van der Ven, Rob Fijnheer. 2015. Is asymptomatic malaria reallyasymptomatic? Hematological, vascular andinflammatory effects of asymptomaticmalaria parasitemia. Journal of Infection. The British Infection Association.
16. Handoyo dan Ari Rudiretna, 2000. Prinsip Umum dan Pelaksanaan Polymerase Chain Reaction (PCR) [General Principles and Implementation of Polymerase Chain Reaction]. Pusat Studi Bioteknologi – Universitas Surabaya
17. Bausema, Teun, Lucy Okel, Ingrid Felger and Chris Drakeley, 2014. Asymptomatic malaria infections: detectability, transmissibility and public health relevance. Nature Reviews Microbiology
18. Wahid Isra, MALARIA, Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar
19. Sofia Rizka,Malaria Asimtomatik: Tantangan Dalam Pengendalian Malaria, Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
20. Reece, J. B. 2004. Analysis of genes and genom. John Wiley & Sons Ltd. The Atrium, Chicester.
21. Nicholl, D. S. T. 2002. An Introduction to Genetic Engineering. Ed ke-2. Cambridge University Press, Edinburgh.
22. McPherson, M.J. & S.G. Moller. 2006. PCR. Taylor & Francis Group, US
23. Georges Snounou, Suganya Viriyakosol, Xin Ping Zhu, William Jarra, Lucilia Pinheiro, Virgilio E doRosario, Sodsri Thaitong, K.Neil Brown. 1993. High Sensitivity od Detection Of Human Malaria Parasites By The Use of Nested Polymerase Chain Reaction. Molecular and Biochemical Parasitology; (61)315-320.
24. Kementrian Kesehatan Provinsi NTT ,2017. Analisa Situasi Malaria Tahun 2017 Kabupaten/Kota se Provinsi NTT. Kemenkes Provinsi NTT, Kupang.
25. Budarja L. 2001. Laporan Evaluasi Surveilans Penyakit Malaria di Kabupaten Kupang. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
26. Gandahusada, S., Illhude.H., Henry. D., Wita Pribadi. 1998. Parasitologi kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 189-237.
27. Hasan, D, 2006. Rasio Efektifitas Biaya Obat Antimalaria Kombinasi Artesunate + Amodiakuin Dan Kombinasi Sulfadoksin + Pirimetamin Dalam Terapi Malaria Falsiparum, [Disertasi]. Universitas Indonesia. Jakarta.
28. Trape, J.F.2001. The public health impact of cloroquine resistance in Africa. Am. J. Trop. Med. Hyg., 64(1, 2):12–17.
29. Harijanto, P.N., 2011. ACT sebagai pilihan obat malaria ringan di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran.,38 (2): 112-114
Copyright (c) 2020 Cendana Medical Journal (CMJ)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright Notice
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.