PENGARUH PEMBERIAN JUS DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA ORANG DEWASA DENGAN RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEBOBO KOTA KUPANG
Abstract
Angka Kejadian diabetes melitus kian meningkat dari tahun ke tahun dan diabetes melitus tipe 2 merupakan kejadian diabetes terbanyak yang mencapai 90% dari semua kasus diabetes melitus. Daun tanaman kelor (Moringa oleifera) memiliki kandungan senyawa flavonoid. Senyawa ini sangat efektif dan aman dalam penurunan kadar glukosa darah sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pencegahan diabetes melitus tipe 2. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar glukosa darah puasa pada orang dewasa dengan risiko diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang. Jenis penelitian ini ialah eksperimental dengan desain penelitian yaitu Quasy-Eksperiment serta rancangannya berupa Non Equivalent Kontrol Group Design yang dilakukan di puskesmas Oebobo Kota Kupang. Sampel pada penelitian ini diambil secara Non-probability sampling dengan teknik Purposive sampling dengan jumlah sampel 20 orang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil Uji Paired Sample T bahwa pada kelompok perlakuan, pemberian jus daun kelor tidak menurunkan kadar glukosa darah puasa secara signifikan pada orang dewasa dengan risiko diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang dengan nilai sig = 0,918 (p>0,05). Hasil uji Wilcoxon pada kelompok kontrol tidak menunjukkan penurunan kadar glukosa darah puasa yang signifikan dengan nilai sig = 0,505 (p>0,05). Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian jus daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar glukosa darah puasa pada orang dewasa dengan risiko diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang
Downloads
References
2. Arifin, A. L. 2012. Panduan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 Terkini. UPF Ilmu Penyakit dalam. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
3. Murray, R. K., Granne, D. K., & Rodwell, V. W. 2012. Biokimia Harper (29 ed). Jakarta Buku Kedokteran EGC.
4. National Institute for Health and Clinical Excellence, 2011. Nice Guideline of Diabetes Melitus. NICE Clinical Guideline 127. London: 127
5. Kementerian Kesehatan RI. 2015. INFODATIN. Situasi dan Analisis Diabetes.Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Indonesia
6. IDF.(2017). Diabetes Atlas. International Diabetes Federation (8thed). Author. Available from : www.idf.org/diabetesatlas
7. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Indonesia
8. Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2017. Kecamatan Oebobo Dalam Angka Tahun 2017. Kupang : Badan Pusat Statistik
9. Wedick, N. M., An, P., Aedi՛n, C., Eric, B. R., Laura, S., Bernard, R. 2012. Dietary Flavonoid Intakes and Risk of Type 2 Diabetes in US men and women. AJCN. Vol 5(4) : 925-933.
10. Kistianita, A.N., Yunus, M., Gayatri, W.R. 2017. Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Usia Produktif Dengan Pendekatan WHO Stepwise Step 1 (Core/Inti) Di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang.
11. Iroth, Gratia S.N., Kandou, G.D., Malonda, N. 2015. Hubungan Antara Umur Dan Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Tenga Kecamatan Tenga. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
12. Wicaksono, R.P. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
13. Mutmainah, Iin. 2013. Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
14. Cheung, B.M.C., Li,C. 2012. Diabetes and Hypertension : Is There a Common Metabolic Pathway. PMC. 14(2) : 160-166
15. Adnan, M., Mulyati, T., Isworo, J.T. 2011. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan di RS Tugurejo Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
16. Wu Y., Ding Y., Tanaka Y., Zhang W. 2014. Risk factors contributing to type 2 diabetes and recent advances in the treatment and prevention. Int J Med Sci. 11(11) : 1185-200
17. Ma, RCW., Chan JCN. 2013. Type 2 diabetes in East Asians ; similarities and differences with populations in Europe and the United States. Ann N Y Acad Sci. 1281(1) : 64-91
18. Boden, G. 2011. Obesity, insulin resistance and free fatty acids. Curr Opin Endocrinol Diabetes Obes 18(2) : 139-43
19. Hariana A. 2013. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Depok: Penebar Swadaya. (3) : 111-112.
20. Yusup, Fransiska. 2010. Efek Hipoglikemia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Tikus Putih Jantan Diabetes Diinduksi Aloksan. Fakultas Farmasi Unika Widya Mandala Surabaya.
21. Dewiyeti, Susi., Hidayat, Saleh. 2015. Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan (Mus musculus L.) Hiperglikemik. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang.
22. Safitri, Yenny. 2017. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Kelor Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita DM Tipe 2 di Kelurahan Bangkinang Kota Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2017. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Riau
23. Paramitha, Gumilang. 2014. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Copyright (c) 2020 Cendana Medical Journal (CMJ)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright Notice
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.