HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI KOTA KUPANG
Abstract
Tuberkulosis merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian. Indonesia merupakan negara dengan insiden tuberkulosis tertinggi ketiga di dunia. Pengobatan yang lama dan harus sesuai dengan aturan akan menimbulkan stres pada penderita. Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akankehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan, yang berakibat kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20–30%. Adanya perubahan sikap dan stigma terkait TB oleh orang sekitar membawa dampak psikis dan sosial bagi pasien TB.Perubahan akibat penyakit yang diderita dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup penderita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan tingkat pendapatan dengan kualitas hidup penderita Tuberkulosis Paru di Kota Kupang. Metode jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dan pendekatan Cross sectional yang dilakukan di 11 puskesmas di Kota Kupang. Dari pengambilan sampel ini, dengan teknik Stratified sampling, didapatkan sejumlah 87 penderita tuberkulosis paru yang terdaftar di puskesmas tahun 2019. Hasil uji menggunakan metode Korelasi Rank-Spearman, yakni perbandingan nilai antara tingkat stres dengan kualitas hidup, didapatkan nilai p value = 0,000 (p < 0,05), nilai koefisien korelasi = 0,628 dan arah hubungan positif. Sedangkan dalam perbandingan antara tingkat pendapatan dengan kualitas hidup didapatkan nilai p value = 0,409 (p > 0,05), nilai r = - 0,090 dan arah hubungan negatif. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kualitas hidup penderita Tuberkulosis Paru di Kota Kupang. Di tempat lain tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan kualitas hidup penderita Tuberkulosis paru di Kota Kupang
Downloads
References
2. Kemenkes RI. Profile Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Kurniawan R, Yudianto, Hardhana B, Siswanti T, editors. Ministry of Health Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. 1 p.
3. Minggu D, Hala K. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017. Salmun E, Akoit R, Adriana K, Roja M, Saudila F, Arka E, et al., editors. Kupang: Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur; 2018. 65-67 p.
4. Jannah A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis Paru Di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember; 2015.
5. Courtwright A, Turner A. Tuberculosis and Stigmatization : Pathways and Interventions. Public Health Rep. 2010;125:34–42.
6. Suriya M. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien TB Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Lubuk Alung Sumatera Barat. J Keperawatan Abdurrab. 2018;2(1):29–38.
7. Musradinur. Stres dan cara mengatasinya dalam perspektif psikologi. J Edukasi. 2016;2(2):183–200.
8. National Safety Council. Manajemen stres. Widyastuti P, Yulianti D, editors. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
9. Rukmini, Chatarina. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian TB Paru Dewasa di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010). Bul Penelit Sist Kesehat. 2011;14(4):320–31.
10. Putri N, Kholis F, Ngestiningsih D. Hubungan tingkat stres dengan kualitas hidup pada pasien tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang. J Kedokt Diponegoro. 2018;Vol.7(No.2):499–506.
11. Iswahudi NT, Rahmat I. Hubungan tingkat stres dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus di puskesmas pleret bantul. 2011;
12. Abrori I, Ahmad RA. Kualitas hidup penderita tuberkulosis resisten obat di kabupaten Banyumas. Ber Kedokt Masy. 2018;34(2):56–61.
13. Pusat Data dan Informasi. Tuberkulosis. Kurniasih N, editor. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. 1-8 p.
14. Muflihatin S, Milkhatun, Hardianti. Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dengan Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Segiri Samarinda. 2018;141–51.
15. Hendrik, Perwitasari DA, Mulyani UA, Thobari JA. pengukuran kualitas hidup pasien Tuberkulosis menggunakan instrumen St George Respiratory Questionnaire (SGRQ) di Yogyakarta. 2015;28–34.
16. Theron G, Peter J, Zijenah L, Chanda D, Mangu C, Clowes P, et al. Psychological distress and its relationship with non-adherence to TB treatment : a multicentre study. BMC Infect Dis [Internet]. 2015;1–12. Available from: http://dx.doi.org/10.1186/s12879-015-0964-2
17. Kosim N, Istiyani N, Komariyah S. Faktor yang mempengaruhi Kualitas Hidup Penduduk di desa Sentul Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang. 2015;(1):1–7.
Copyright (c) 2020 Cendana Medical Journal (CMJ)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright Notice
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.