PENGARUH PEMBERIAN SERBUK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAIBONAT KABUPATEN KUPANG
Abstract
Masalah kekurangan gizi masih menjadi perhatian utama dalam bidang kesehatan pada balita khususnya di semua negara - negara miskin dan berkembang seperti Asia Selatan dan Afrika. Berdasarkan data Riskesdas 2018 prevalensi balita yang mengalami gizi kurang – buruk di Indonesia adalah rata-rata sebesar 17,7%, dengan provinsi NTT berada pada urutan pertama sebesar 29,5% dan menurut Profil Kesehatan Provinsi NTT 2017, Kabupaten Kupang merupakan kabupaten dengan prevalensi kasus gizi buruk tertinggi di NTT yaitu sebanyak 409 kasus. Serbuk daun kelor berasal dari tanaman kelor yang dikeringkan menjadi serbuk dan dikenal sebagai tanaman tropis yang paling berkhasiat karena kandungan dan manfaat dari seluruh bagian tanamannya bagi kesehatan terutama untuk memerangi mal nutrisi dikalangan balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian serbuk daun kelor terhadap peningkatan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Naibonat Kabupaten Kupang. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre-test and post-test with control group design yang dilakukan pada balita berusia 2-5 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel 50 anak, yang terdiri dari 25 anak pada kelompok perlakuan dan 25 anak pada kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dianalisis menggunakan uji Chi-squaredan Man-Whitney. Hasil penelitian dari 25 responden pada kelompok perlakuan, didapatkan hasil 16 responden (64%) mengalami peningkatan status gizi dan 9 responden (36%) tidak mengalami peningkatan status gizi. Kesimpulan penelitian ini menunujukkan bahwa pemberian serbuk daun kelor (Moringa oleifera) dapat meningkatkan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Naibonat Kabupaten Kupang secara signifikan dengan nilai p=0,000 (p<0,05).
Downloads
References
2. WHO/World Bank/UNICEF. Prevalence of wasting-for-age(% of children under 5). 2018; Available from: http://www.albayan.ae
3. WHO/World Bank/UNICEF. Prevalence of underweight-for-age(% of children under 5). 2018;
4. Riskesdas. Hasil Utama Riskesdas 2018.
5. Kemenkes. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. In: Erlina, Akoit R, Kikhau A, Roja MT, Saudila F, Rasnawati, et al., editors. Kupang: Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur; 2017. p. 70–7.
6. Harinda L. Proporsi dan Status Gizi Pada Anak Prasekolah dengan Kesulitan Makan di Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2012.
7. Pratiwi TD, Masrul, Yerizel E. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. J Kesehat Andalas. 2016;5(3):661–5.
8. Surbainingsih S. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Balita Usia 4-5 Tahun di TK ’Aisyiyah Bustanul Athfal Gendingan Yogyakarta Tahun 2015. Biomass Chem Eng. 2015;49(23–6):22–3.
9. Krisnadi AD. Kelor Super Nutrisi. Blora: Morindo; 2015.
10. Akbar CT. Panen dan Pascapanen Kelor (Moringa oleifera Lam.) Organik di PT. Moringa Organik Indonesia. Inst Pertan Bogor. 2018.
11. Pooniya B, Dhakar R, Gupta M, Bairwa N, Maurya S, Sanwarmal. Moringa : The Herbal Gold To Combat Malnutrition. Chronicles Young Sci. 2011;2(3):119.
12. Suhendri Ucu. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Dibawah Lima Tahun (Balita) dei Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2009.2009.
13. Eunice A, Sarah D. An Assessment Of The Nutritional Status Of Under Five Children In Four Districts In The Central Region Of Ghana. Asian J Agric Rural Dev. 2013.
14. Diniyyah SR, Nindya TS. Asupan Energi , Protein dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci , Gresik 2017;341–50.
15. Harjatmo TP, Par’i HM, Wiyono S. Penilaian Status Gizi. Nofaldo DA, Sapriyadi, editors. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2017. 4-60 p.
16. Isnaini N. Hubungan Pola Asuh, Pola Makan dan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Gizi Buruk pada Balita di Kabupaten Magetan Tahun 2016. Publikasi 2016.
17. Ernawati A. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene, Sanitasi Lingkungan, Tingkat Konsumsi dan Infeksi dengan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Kabupaten Semarang. 2006;(September 2006):1–99.
18. Zakaria, Dkk. Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Menu Makanan Sehari-hari dalam Upaya Penanggulangan Gizi Kurang pada Anak Balita. 2012;41–7.
19. CBI : Ministry of Foreign Affairs. CBI Product Factsheet: Superfoods in Europe. 2015;2–4.
20. Biswas A, Arulanantham S, Parisipogula V, Singh V, Arulanantham A. Moringa olifera: Nutrient Dense Food Source and World’s Most Useful Plant to Ensure Nutritional Security, Good Health and Eradication of Malnutrition. Eur J Nutr Food Saf. 2018;8(4):204–14.
21. Andrew A. Effect of moringa oleifera leaf powder supplement to improve nutritional status of severely malnourished children aged 6-24 months in Arusha region. 2010;
22. Zongo U, Zoungrana SL, Savadogo A, Traore A. Nutritional and Clinical Rehabilitation of Severely Malnourished Children with Moringa oleifera Lam Leaf Powder in Ouagadougou (Burkina Faso). Food Nutr Sci. 2014;04(09):991–7.
23. V.S Srikanth, Mangala S, Subrahmanyam G. Improvement of Protein Energy Malnutrition by Nutritional Intervention with Moringa Oleifera among Anganwadi Children in Rural Area in Bangalore, India. 2014;02(1):32–5.
Copyright (c) 2020 Cendana Medical Journal (CMJ)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright Notice
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.