..::MAIN MENU::.. |
FOCUS AND SCOPE |
EDITORIAL TEAM |
AUTHOR GUIDELINES |
AUTHOR DECLARATION |
REVIEWER |
PEER REVIEW PROCESS |
PUBLICATION ETHICS |
AUTHOR FEE |
LICENCE TERM |
OPEN ACCSESS POLICY |
PENGANTAR DEWAN REDAKSI
Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 24, Nomor: 1, Edisi: April 2023 menitikberatkan pada kegiatan usahatani, pengembangan industry rumah tangga, pemberdayaan Badan Usaha milik desa dan pemberdayaan petani. Kegiatan usahatani sebagai sebagai sentral dalam sistem agribisnis (on farm sub-system) perlu untuk mendapat perhatian mengingat tidak semua petani mampu untuk mengelola usahanya sedemikian begitu rupa untuk berada dalam keadaan frontier. Ukuran-ukuran kelayakan usahatani seperti efisiensi penggunaan input produksi, rasio penerimaan dan biaya, memberikan manfaat yang besar bagi oetani untuk menilai performans kegiatan usahataninya. Disamping itu bagaimana respon petani terhadap inovasi dalam kegiatan usahatani juga menjadi isu pokok dalam perbaikan kinerja usahatani. Selain itu kebijakan pemerintah melalui pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa merupaka terobosan yang sangat berarti dalam pemenfaatan sumberdaya lokal yang ada di desa yang tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Tim Editor berharap artikel-artikel yang dimuat dalam edisi ini dapat mampu memberikan tambahan informasi dan wacana pencerahan untuk meningkatkan kegiatan usahatani melalui insentif ekonomi yang diterima oleh petani melalui produk/komoditi yang dihasilkannya.
April , 2023
Dewan Redaksi
PENGANTAR DEWAN REDAKSI
Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 23, Nomor: 1, Edisi: April 2022 menitikberatkan pada kegiatan usahatani, pemberdayaan Badan Usaha milik des dan pemberdayaan petani. Kegiatan usahatani sebagai sebagai sentral dalam sistem agribisnis (on farm sub-system) perlu untuk mendapat perhatian mengingat tidak semua petani mampu untuk mengelola usahanya sedemikian begitu rupa untuk berada dalam keadaan frontier. Ukuran-ukuran kelayakan usahatani seperti efisiensi penggunaan input produksi, rasio penerimaan dan biaya, memberikan manfaat yang besar bagi oetani untuk menilai performans kegiatan usahataninya. Disamping itu bagaimana respon petani terhadap inovasi dalam kegiatan usahatani juga menjadi isu pokok dalam perbaikan kinerja usahatani. Selain itu kebijakan pemerintah melalui pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa merupaka terobosan yang sangat berarti dalam pemenfaatan sumberdaya lokal yang ada di desa yang tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Diharapkan artikel-artikel yang dimuat dalam edisi ini dapat mampu memberikan tambahan informasi dan wacana pencerahan untuk meningkatkan kegiatan usahatani melalui insentif ekonomi yang diterima oleh petani melalui produk/komoditi yang dihasilkannya.
April , 2022
Dewan Redaksi
PENGANTAR DEWAN REDAKSI
Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 22, Nomor: 1, Edisi: April 2021 memberikan fokus pada kegiatan usahatani, industri pengolahan hasil pertanian dan peranan penyuluhan pertanian dala peningkatan produksi pertanian. Usaha pertanian tanaman pangan masih merupakan tumpuan dari ekonomi rumah tangga petani. Sumber pendapatan petani yang terbesar adalah berasal dari hasil penjualan komoditi pertanian yang dihasilkan. Dengan demikian pemilihan jenis tanaman akan menentukan besarnya pendapatan usahatani. Respon petani terhadap perubahan-perubahan pada teknik budidaya merupakan titik kritis dalam keberhasilan suatu usahatani, di simpul inilah menjadi tumpuan peranan penting dri penyuluh pertanian. Dan patut disadari bahwa respon petani terhadap teknologi usahatani adalah sesuatu yang sarat dengan budaya dan kebiasaan lokal yang mapan. Di sisi lain yang tidak kalah pentingnya yang menentukan penerimaan petani adalah tataniaga hasil pertanian. Suatu kenyataan yang lumrah bahwa posisi petani dlam tataniaga pertanaian masih sebagai “penerima harga”[1] bukan penentu harga. Posisi petani yang lemah ini disebabkan karena minimnya pengetahuan petani tentang informasi pasar teruatama mengenai kualitas komoditi yang bagaimana yang dibutuhkan oleh pasar. Minimnya perlakuan pengolahan pasca panen merupakan salah satu sebab rendahnya kualitas komoditi pertanian yang dipasarkan[2].
Peningkatan kualitas produk pertanian dapat ditempuh dengan cara menggairahkan industri rumah tangga. Dewasa ini industri rumah tangga yang bergerak dalam pengolahan hasil-hasil pertanian bertumbuh cepat. Namun pengelolaan usahanya masih sangat konvensional terutama dari aspek pembukuan.
Diharapkan artikel-artikel yang dimuat dalam edisi ini dapat mampu memberikan pencerahan untuk meningkatkan kegiatan usahatani melalui insentif ekonomi yang diterima oleh petani melalui produk/komoditi yang dihasilkannya.
April , 2021
Dewan Redaksi
[1] Dewi, et all., Analisis Struktur Perilaku Dan Kinerja Pasar (Structure, Conduct And Market Performan) Komoditi Padi Di Desa Bunga Raya Dan Desa Kemuning Muda Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak. Jurnal Agribisnis. Vol.: 19, No.:1, Juni 2017, hlmn.: 42-56
[2] Zam, et all, Penerapan Teknologi Pascapanen Untuk Meningkatkan Nilai Jual Cabai Di Tanatoraja. Jurnal Dedikasi Masyarakat, 2 (2) Maret 2019, hlmn. 92 – 100
PENGANTAR DEWAN REDAKSI
Buletin Ilmiah IMPAS Volume: 21, Nomor: 3, Edisi: Desember 2020 masih tetap memberikan fokus yang sama seperti edisi sebelumnya yakni, pada kegiatan usahatani, industri pengolahan hasil pertanian dan manajemen pedesaan. Usaha pertanian tanaman pangan masih merupakan tumpuan dari ekonomi rumah tangga petani. Sumber pendapatan petani yang terbesar adalah berasal dari hasil penjualan komoditi pertanian yang dihasilkan. Dengan demikian pemilihan jenis tanaman akan menentukan besarnya pendapatan usahatani. Respon petani terhadap perubahan-perubahan pada teknik budidaya merupakan titik kritis dalam keberhasilan suatu usahatani. Dan patut disadari bahwa respon petani terhadap teknologi usahatani adalah sesuatu yang sarat dengan budaya dan kebiasaan lokal yang mapan. Di sisi lain yang tidak kalah pentingnya yang menentukan penerimaan petani adalah tataniaga hasil pertanian. Suatu kenyataan yang lumrah bahwa posisi petani dlam tataniaga pertanaian masih sebagai “penerima harga”[1] bukan penentu harga. Posisi petani yang lemah ini disebabkan karena minimnya pengetahuan petani tentang informasi pasar teruatama mengenai kualitas komoditi yang bagaimana yang dibutuhkan oleh pasar. Minimnya perlakuan pengolahan pasca panen merupakan salah satu sebab rendahnya kualitas komoditi pertanian yang dipasarkan[2].
Peningkatan kualitas produk pertanian dapat ditempuh dengan cara menggairahkan industri rumah tangga. Dewasa ini industri rumah tangga yang bergerak dalam pengolahan hasil-hasil pertanian bertumbuh cepat. Namun pengelolaan usahanya masih sangat konvensional terutama dari aspek pembukuan.
Diharapkan artikel-artikel yang dimuat dalam edisi ini dapat mampu memberikan pencerahan untuk meningkatkan kegiatan usahatani melalui insentif ekonomi yang diterima oleh petani melalui produk/komoditi yang dihasilkannya.
Nopember , 2020
Dewan Redaksi