Performa Sosial Ekonomi Budidaya Makroalga Pesisir Kabupaten Kupang: Review Keberlanjutan Usaha 20 Tahun Sejak Insepsi
Abstract
Makroalga sudah menjadi salah satu ciri khas komoditas perikanan budidaya di pesisir Kabupaten Kupang sejak insepsinya awal tahun 2000-an. Adapun tujuan review ini untuk untuk memberikan gambaran sosial dan ekonomi tentang praktek sukses maupun kegagalan budidaya rumput pesisir Kabupaten Kupang. Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan pesisir Kabupaten Kupang, yakni Kupang Barat, Semau, Semau Selatan, dan Sulamu. Sembilan desa dan 27 responden terpilih secara acak untuk pengumpulan data melalui aplikasi Android ODK (Kobo Collect©). Secara umum, setelah dua dekade berjalannya budidaya rumput laut di Kabupaten Kupang ternyata telah memberikan kontribusi pada kesejahteraan bagi masyarakat pesisir. Masyarakat paling banyak memilih metode tali tunggal panjang (monoline/longline). Pada awalnya masyarakat pesisir menjadikan aktivitas ini sebagai alternatif saja, sekarang telah menjadikannya sebagai sumber pendapatan utama keluarga.
Kecamatan Semau dan Kupang Barat tercatat sebagai daerah dengan produkktivitas paling tinggi pesisir Kupang berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah di kedua kecamatan tersebut. Aktivitas padat karya dicirikan dengan lebih dari setengah keterlibatan anggota keluarga dalam proses budidaya. Tenaga kerja tergolong masih dalam usia produktif yaitu rata-rata 49 tahun bagi wanita dan 50 tahun bagi pria. Namun yang masih menjadi kendala adalah pemakaian repetitif propagul vegetatif serta pemakaian spesies tunggal.