EFEK KOMPOSISI GENOTIP DARI AYAM RAS PETELUR, KATE DAN LOKAL SABU TERHADAP SIFAT-SIFAT PADA BOBOT BADAN DAN UKURAN TUBUH
Abstract
The aim of this research was to evaluate the effect of the genotype composition of hen layer, Kate and the Sabu local chicken on characters of body weight and sizes. Materials used were the male and female chicken (unsexed) and reared until 12 weeks of age. There were 60 offprings of crossbred chicken consisting 30 crossbred of hen layer, Kate and Sabu local chicken with the genotype composition was ½ Hen layer ¼ Kate ¼ Sabu (called PEKASA) and 30 crossbred of Kate, hen layer, and Sabu local chicken with the genotype composition was ½ Kate ¼ Hen layer ¼ Sabu (called KAPESA). Method of this research was an experiment with two treatments there were the first (T1) was 30 heads of chicken had genotype composition ½ Hen Layer ¼ Kate ¼ Sabu and the second (T2) was 30 head s of chicken had genotype composition ½ Kate ¼ Hen Layer ¼ Sabu. All chicken was given feed and water freely and reared until 12 weeks of age. Variable of the research were body weght (g), length of shank (cm), girth circumference (cm), length of body, length of chicken’s back and and wing span. Data was analyzed with t - test. Results showed that PEKASA and KAPESA performed the average of body weight 561.3± 31.8 g and 505.5±17.3 g; the average of length of shank 8.2± 0,8 cm and 6.6 ±0.7 cm ; the average of girth circumference 20.7±1.5 cm and 17.5±2.0 cm; the average of wings span 32.9±1.6 cm and 27.9±1.9 cm and the length of chicken back 33.9±1.8 cm and 30.5±1.70 cm,, respectively. Results of statistical analyzed showed that the genotype composition had effect signifivantly (P<0.05) on all characters. The conclusion of this research was group of ½ hen layer ¼ Kate ¼ Saba performed higher than ½ Kate ¼ hen layer ¼ Sabu on body weight, length of shank, girth circumference, length of body, wing span and and length of chicken back at 12 weeks of age.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komposisi genotip antara ayam ras petelur (Isa Brown), kate dan lokal Sabu terhadap sifat-sifat bobot badan dan ukuran tubuh. Materi penelitian adalah gabungan ayam jantan dan betina dan dipelihara dari umur seminggu hingga 12 minggu. Sebanyak 60 ekor ayam keturunan (hasil silang) dengan rincian 30 ekor silangan ayam ras Petelur, Kate dengan lokal Sabu yang memiliki komposisi genotip ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu (disebut PEKASA) dan 30 ekor hasil silangan ayam Kate, Petelur dengan lokal Sabu yang memiliki komposisi genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu (KAPESA). Metode penelitian adalah percobaan dengan dua perlakuan yaitu pertama (P1) adalah kelompok anak ayam memiliki komposisi genotip ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu dan perlakuan kedua (P2) adalah kelompok anak ayam memiliki komposisi genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu. Semua anak ayam dipelihara sampai dengan umur 12 minggu dan diberikan makanan dan minuman yang sama. Variabel yang diukur adalah bobot badan, tulang kering (shank), lingkar dada, rentang sayap dan panjang punggung masing-masing pada umur 12 minggu. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umur 12 minggu PEKASA dan KAPESA menghasilkan masing-masing berturut untuk rerata bobot badan adalah 561,3± 31,8 g dan 505,5± 17,3 g; panjang tulang kering adalah 8,2 ± 0,8 cm dan 6,6±0,7 cm; lingkar dada adalah 20,7±1,5 cm dan 17,54±2,0 cm; rentang sayap adalah 32,9±1,6 cm dan 27,9±1,9 cm dan panjang punggung adalah 33,9±1,8 cm dan 30,5 ±1,7 cm. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa komposisi genotip ayam silangan berpengaruh nyata (P < 0.05) terhadap bobot badan, tulang kering, lingkar dada, rentang sayap dan panjang punggung. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah komposisi genotip ternak yaitu ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu menampilkan performa lebih tinggi dari ayam dengan komposisi genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu pada sifat seperti bobot badan, panjang tulang kering, lingkar dada, panjang punggung dan rentang sayap pada umur 12 minggu.
Downloads
References
Djegho Y, Nada Kihe Y, Pangestuti HT, Sutedjo H. 2018. Pengaruh komposisi genotip dari ayam ras petelur, kate dan lokal Sabu terhadap performa reproduksi. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Peternakan IV Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Djegho Y, Pangestuti HT, Nada Kihe J, Sutedjo H. 2017. Pengaruh strain pejantan terhadap Pprforma reproduksi ternak ayam lokal Sabu. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Peternakan III Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana. Kupang.
FAO. 2012. Phenotypic Characterization of Animal Genetic Resources. FAO. Animal Production and Health Guidelines No. 11. Rome.
Gunawan B dan Sartika T. 2001. Persilangan ayam pelung jantan X kampung betina hasil seleksi generasi kedua (G2). Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol. 6 (1): 21 – 27.
Hardjosubroto W. 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak di Lapangan. PT Gramedia Widia Sarana. Jakarta.
Lawrence TLJ and Fowler VR. 1997. Growth of Animal. 2nd Edit. CABI Publishing. London.
Muryanto. 2005. Pengembangan Ayam Hibrida (Ayam Potong Lokal). Petunjuk Teknis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.
Nada Kihe J dan Djegho Y. 2018. Kajian tampilan ukuran tubuh ayam F1 hasil persilangan beberapa strain ayam jantan dengan ayam betina lokal Sabu pada umur delapan minggu. Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2018): Volume 5 : 2: 169 – 175.
Rose SP. 1997. Principle of Poultry Science. Centre for Agriculture and Bioscience International, New York.
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Ed ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Steel RGD dan Torrie HT. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Telepere FMS, Rianti A, Nada Kihe J. 2017. Korelasi fenotip beberapa sifat produksi F1 hasil persilangan antara ayam lokal dengan ayam ras petelur Isa Brown. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Peternakan III Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Utoyo DP dan Nasution SN. 1996. Animal Genetic Resources and Domestic Animal Deversity in Indonesia. Directorate General of Livestock for the Animal Science. W. H. Freeman and Company. New York.
Warwick EJJ, Astuti M, Hardjosubroto W. 1995. Pemuliaan Ternak. Edisi Kelima. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wibowo S. 1996. Petunjuk Beternak Ayam Buras. Gitamedia Press. Surabaya.
Widjaja EA, Rahayuningsih Y, Semiadi G . 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia. LIPI Press. Jakarta
Zainal HT, Sartika, Zainuddin D, Komarudin. 2012. Persilangan pada ayam lokal (KUB, Sentul, Gaok) untuk meningkatkan produksi daging unggas nasional. Dalam : Workshop Nasional Unggas Lokal.