ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN TUNAI USAHA TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BELU (INCOME ANALYSIS FACTORS AFFECTING OF GOAT FARM IN BELU REGENCY)
Abstract
A study conducted in the Belu District for 2 months. The study aims to analyze the cash income of goat raising in Belu and analyze the factors that affect the cash income of goat raising in Belu. Sampling was done in multiple stages, namely the selected subdistricts and villages were purposively sampled and proceed with the selection of the respondents were proportional random sampling. The number of respondents are 90 goat keeping farmers. The collected data is tabulated and then analzed by applying analysis of revenue and statistical analysis i.e., correlation and regression analysis. Results of the analysis showed that the average cash income of goat raising farmers in Belu is Rp 16,230,562 /year. Statistical analysis showed that the number of goat raised and the number of animals being sold have a real relationship with revenues and has a pattern of relationships as follow: Y = 6.914 X10,013 X50.722 with a coefficient of determination R2 = 0.67. Factors that affect the cash income is the amount of goats sold. Hence, the goat raising is recommended to be maintained and enhanced its development by improving and increasing the good management so that the number of livestock sold continues to be increased.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan tunai dan non tunai usaha ternak kambing Kabupaten Belu, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan tunai usaha ternak kambing di Kabupaten Belu. Pengambilan sampel dilakukan tiga tahap yaitu penentuan kecamatan contoh secara purposif, penentuan desa contoh secara purposif dan penentuan responden secara acak non proporsional, sehingga diambil 90 orang sebagai responden. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif serta analisis ekonomi dan analisis statistik. Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani peternak pada usaha ternak kambing di Kabupaten Belu sebesar Rp 16.230.562. Pendapatan tersebut apabila dikaitkan dengan alokasi kerja 71 HKP/tahun maka rata-rata penghasilan kerja adalah Rp 228.599. Hasil analisis regresi korelasi menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak kambing di Kabupaten Belu yaitu jumlah ternak (X1) jumlah ternak yang dijual (X5). Sedangkan regresi parsial diperoleh bahwa faktor utama yang berpengaruh yaitu jumlah ternak yang dijual. Hubungan faktor produksi terhadap pendapatan dapat digambarkan dengan fungsi Cobb-Douglas yaitu: Y= 6.914, X10,013 X5 0,722 dengan koefisien determinasi (= 0,67). Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa usaha ternak kambing di Kabupaten Belu mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Petani dapat meningkatkan pendapatannya dengan meningkatkan jumlah ternak yang dijual.
Downloads
References
Arshad FM. 1999. The integration of falm oil market in peninsular Malaysia. Journal of Agriculture Economic 45(1):1049-1064.
Cristoporus S. 2009. Analisis produksi dan pemasaran jagung di Desa Labuan T oposo Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. Jurnal Agroland 16(2):141-147.
Legowo AB, Prasetyo E. 2002. Penerimaan, keuntungan dan profitabilitas usaha ternak kambing peranakan ettawa pada anggota kelompok tani ternak di Kabupaten Purworejo. Jurnal Agrisistem 27(4):115-122.
Murtidjo BA. 1995. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius, Yogyakarta.
Ravallion M. 1986. Testing market integration. American Journal of Agricultural Economics 68(1):102 – 109.
Sariubang M, Kaharuddin 2011. Analisis ekonomi pemeliharaan ternak kambing secara tradisonal di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Jurnal Agrisistem 7(2):105-115.
Soeharjo, Patong (1973). Perencanaan Usahatani. Pustaka Presindo, Jakarta.
Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soepranianondo K. 2009. Sistem Integrasi Peternakan Kambing dengan Konsep Tanpa Limbah. Pros. Lokakarya Nasional. Sistem Integrasi Tanaman Ternak Pengembangan Jejaring Penelitian dan Pengkajian. Bogor, 26 Januari 2009. Bogor. PP:236-267.
Stifel LD. 1995. Imperfect competition in vertical business network: the case of rubber in Thailand. American Journal of Agricultural Economics 57(4): 631-640.
Suryanto B. 1997. Analisis ekonomi usaha tenak kambing PE. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis 22(4):6-11.
Tatang MI. 2003. Strategi penelitian hijauan mendukung pengembangan ternak kambing potong di Indonesia. Wartazoa 13(1):22-29.