PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG BIJI ASAM TERFERMENTASI Saccharomyces cerevisiae DALAM RANSUM BASAL INDUK TERHADAP LITTER SIZE, BERAT LAHIR DAN PERSENTASE LAHIR HIDUP ANAK BABI PERANAKAN VDL
Abstract
The study purpose was to find out the best level of fermented tamarind seeds meal supplementation in pregnant sow’s basal diet performing the highest litter size, birth weight and born life percentage of newborn cross bred VDL piglets. There were 12 pregnant sows of 1 – 2 years of age with body weight average was 153.80Kg (CV= 12.22%) were used in the study. Block design 4 X 3 were administrated in the study. The 4 following diets were R0: basal diet (pregnant sow diet 15 CPl); R1: R0 + 5% fermented tamarind seeds meal, R2: R0 + 7,5% fermented tamarind seeds meal; and R3: R0 + 10% fermented tamarind seeds meal. The variables evaluated were birth weight and born life percentage. Analysis of variance (Anova) and Duncan’s multiple range test were applied in data analysis. Statistical results showed that effect of Saccharomyces cerivisiae fermented tamarind seeds meal was highly significant (P<0.01) on born life percentage, but not significant (p>0.05) on either litter size or birth weight of the new born piglets. The conclusion drawn in that supplementation of Saccharomyces cerivisiae fermented tamarind seeds meal 5 – 10% improved litter size, birth weight and born life percentage of the new born piglets
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan level suplementasi terbaik tepung biji asam terfermentasi Saccharomyces cerivisiae dalam ransum basal induk bunting yang menghasilkan litter size, berat lahir dan persentase lahir hidup anak babi peranakan VDL terbaik. Penelitian ini menggunakan 12 ekor ternak babi betina berumur 1-2 tahun dengan rata – rata bobot badan awal 153,80 kg (KV=12,22%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Ransum perlakuan adalah R0: pakan basal (pakan induk 15 PK, tanpa tepung biji asam) R1: pakan basal + 5% tepung biji asam fermentasi, R2: pakan basal + 7,5% tepung biji asam fermentasi. R3: pakan basal + 10% tepung biji asam fermentasi. Variabel yang diuji adalah: litter size, berat lahir dan persentase lahir hidup anak. Prosedur analisis ragam dan uji jarak berganda Duncan digunakan dalam analisis data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suplementasi tepung biji asam terfermentasi Saccharomyces cerivisiae dalam ransum basal berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase kelahiran hidup, tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap litter size dan bobot lahir anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah suplementasi tepung biji asam terfermentasi Saccharomyces cerevisiae 5-10% dalam ransum basal meningkatkan litter size, bobot lahir dan meningkatkan persentase lahir hidup anak.
Downloads
References
Bunga MA. 2008. Pengaruh penggunaan ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) dalam ransum terhadap energi tercerna dan energi termetabolisme pada babi peranakan VDL sapihan. Skripsi. Fapet Undana Kupang.
Fernández LC, Díez JM, Ordóñez, Carbajo M. 2004. Reproductive performance in primiparous sows after postweaning treatment with a progestagen. J Swine Health Prod 13(1):28-30.
Jones BRD, Fish A, Martin GC, Duff PAS, Ax RL. 2008. Case study: effects of supplemental linoleic and linolenic acids on reproduction in holstein cows. The Professional Animal Scientist 24:500-505.
Lawrence N , Fagbenro O, Olanipekun S. 2004. Evaluation of tamarind (Tamarindus indica) seed meal as a dietary carbohydrate for the production of nile tilapia (Oreochromis niloticus L). Animal Research International 1(3):164-168.
Luzia DMM, Jorge N. 2011. Antioxidant activity, fatty acid profile and tocopherols of Tamarindus indica L. seeds. Ciencia de Tecnologia de Alimentos ISSN 0101-2061.
Ly J. 1998. Improving coconut meal-based diet value for pigs by supplementing tamarind seeds and fishmeal. Buletin Nutrisi 3:(2) 17-22.
Prunier A, Quesnel H, 2000. Nutritional influences on the hormonal control of reproduction in female pigs. Livestock Production Science 63:1-16.
Pugalenthi M, Vadivel V, Gurumoorthi P, Janardhanan K. 2004. Comperative nutrtitional evaluation of little known legumes, Tamarindus indica, Erythrina indica and Sesbania bispinosa. Tropical and Subtropical Agroecosystems 4:107-123.
Stell RGD dan Torrie JH. 1993. Prinsip Prosedur Statistik Pendekatan Biometrik. Alih Bahasa B. Sumantri. PT. Gramedia, Jakarta.
Tjiptosumirat T. 2009. Studi hubungan konsentrasi hormon progesterone dengan jumlah korpus luteum pada kambing. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Towaha J. 2011. Potensi Tepung Biji Asam Jawa Sebagai Pengental Cetak Textil. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Badan Litbang Pertanian-Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Ulu YT. 2011. Pengaruh penggunaan tepung biji asam dan probiotik dalam pakan terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik babi peranakan landrance umur sapihan. Skripsi. Fapet Undana.
Umiyasih U, Aggraeni YN. 2008. Pengaruh fermentasi Saccharomyces cerevisiae terhadap kandungan nutrisi dan kecernaan ampas pati aren (Arenga pinnata Merr). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008. Loka Penelitian Sapi Potong.
Vadivel V, Pugalenthi M. 2010. Evaluation of traditional knowledge value and protein quality of an under-utilized tribal food legum. Indian Journal of Traditional Knowledge 9(4):791-797.
Van Der Stege, Prehsler S, Hartl A, Vogl R. 2010. Tamarind (Tamarindus indica L.) in the traditional West African diet: Not Justa Famine Food 66:17-185.
Yusuf AA, Mofio BM, Ahmed AB. 2007. Proksimate and mineral composition of Tamarindusindica Linn 1753 seeds. Science World Journal 2:1.