HUBUNGAN SKOR KONDISI TUBUH DAN BERAT BADAN INDUK SAPI BALI DENGAN BERAT LAHIR DAN BERAT BADAN PEDET UMUR SATU BULAN

  • Herpi A. Tainmeta(1*)
    universitas Nusa Cendana
  • Petrus Kune(2)
    universitas Nusa Cendana
  • Winfrit A. Lay(3)
    universitas Nusa Cendana
  • (*) Corresponding Author
Keywords: Sapi Bali induk, pedet, skor kondisi tubuh

Abstract

Twenty-four dams Bali cows (8-9 months of pregnancy) paired with each calf were used in this study., to investigate the correlation between body condition score and body weight of Bali cattle along with calf birth weight and calf body weight aged one month. Body condition score was determined by observation and palpation on the spinossus, and the scores were assigned based on the amount of fat reserves in the animals (1 = least fat/too thin; 2 = thin; 3 = medium; 4 = fat; 5 = most amount of fat).  Cows samples were taken purposively with manual pregnancy test with palpation technic.  Calves samples were taken accidentially ofther the cows giving birth. Data was analised by simple correlation of Karl’s Pearson.There was a negative correlation between body condition score of the dams and their calf birth weight aged one month (r = -0,085) observed in the present study. However, the dams with higher body weight had a positive correlation (r = 0,361) with calf birth weight after born as well as with calf birth weight aged one month (r = 0,320). The results highlight the important role that body condition score has no correlation with calf birth weight.

ABSTRAK

 Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara skor kondisi tubuh dan berat badan induk sapi Bali saat setelah beranak dengan berat lahir dan berat badan pedet umur satu bulan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor induk dengan kisaran umur kebuntingan 8-9 bulan dan 24 ekor anak sapi dari induk – induk tersebut. Skor kondisi tubuh (SKT) ditentukan dengan observasi dan palpasi pada spinossus, (SKT 1 = sangat kurus; 2 = kurus; 3 = sedang; 4 = gemuk; 5 = sangat gemuk). Sampel induk diambil secara purposif dengan cara melakukan pemeriksaan kebuntingan (PKB) dengan tehnik palpasi.  Sampel pedet diambil secara Accidential sampling yang terlahir dari induk – induk sampel. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi sederhana dari Karl’s Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) antara skor kondisi tubuh induk dengan berat lahir pedet berkorelas inegatif dengan keeratan sangat lemah (r = -0,085); 2) antara skor kondisi tubuh induk dengan berat badan pedet umur satu bulan berkorelasi positif dengankeeratan lemah (r = 0,361); 3) antara berat badan induk dengan berat lahir pedet berkorelasi positif dengan keeratan sedang (r = 0,575);dan 4) antara berat badan induk dengan berat badan pedet umur satu bulan berkorelasi positif dengan keeratan lemah (r = 0,320).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Baco S. 2011. Konservasi Sapi Bali sebagai plasma nutfah ternak Indonesia. Jurnal Peternakan 40: 12 – 21.
Chamdi AN. 2005. Karakteristik sumber daya genetik ternak sapi Bali (Bos-Bibos banteng) dan alternatif pola konservasinya. Jurnal Penelitian 6 (1): 70-75.
Kadarsih S. 2003. Peranan ukuran tubuh terhadap bobot badan sapi Bali di provinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian UNIB IX : 45 – 48.
Keane MG, Drennan MJ. 1990. Comparison of growth and carcas composition of heifers in three production system and strees and effects of implantation with anabolic agents. Agric Jurnal 29: 1- 13.
Lalman DL, Keisler DH, Williams JE, Scholljegerdes EJ, Mallet DM. 1997. Influence of postpartum weight and body condition score change on duration of anestrus by undernourished suckled beef heifers. Animal Jurnal 70 : 8.
Pane I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Ujung Pandang, Prosiding Seminar Nasional Sapi Bali. 2-3 September 1991. Fakultas Peternakan Universitas Hassanudin. Ujung Pandang.
Pawere F. 2012. Proporsi bangsa, umur , bobot badan awal, dan skor kondisi tubuh sapi bakalan pada usuha penggemukan. Jurnal Peternakan 36 (3): 193-198.
Santosa U. 2008. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penebar swadaya. Jakarta.
Sonjaya H, Abustam E. 1993. Penampilan dan kondisi peternakan sapi Bali di daerah pedesaan Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal penelitian II (6) : 54-71.
Spitzer JC, Morrison DG, Wettemann RP, Faulkner LC. 1995. Reproductive responses, calf birth and weaning weight as affected by body condition at parturition and postpertum weight gain in primiparous beef cows. Animal Jurnal 73: 1251-1257.
Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutan SM. 1988. Perbandingan perfromans reproduksi dan produksi antar sapi brahman, peranakan ongole dan Bali di daerah transmigrasi Batumarta, Sumatra Selatan. Disertasi. Institut Pertanian Bogor.
Talib C, Siregar AR. 1999. Faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan pedet PO dan crossbrednya dengan Bos indicusdan Bos Taurus dalam pemeliharaan tradisional. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18–19 Oktober 1999. Puslitbang Peternakan, Bogor.
Toelihere MR, Jelantik IGN, Kune P. 1991. Pengaruh musim terhadap kesuburan sapi Timor betina di Besipae. Laporan penelitian. Fapet Undana. Kupang.
Wello B, Ismartoyo. 2010. Strategi peningkatan populasi dan mutu genetik sapi Bali di Sulawesi Selatan. Jurnal peternakan X : 60 – 64.

PlumX Metrics

Published
2016-06-30
How to Cite
Tainmeta, H., Kune, P., & Lay, W. (2016). HUBUNGAN SKOR KONDISI TUBUH DAN BERAT BADAN INDUK SAPI BALI DENGAN BERAT LAHIR DAN BERAT BADAN PEDET UMUR SATU BULAN. JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN, 3(1), 17-23. https://doi.org/10.35508/nukleus.v3i1.782
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.