KUALITAS SILASE HIJAUAN Clitoria ternatea YANG DITANAM MONOKULTUR DAN TERINTEGRASI DENGAN JAGUNG
Abstract
This research alms to understand the quality of silage forage resulting from planting Clitoria ternatea grow in monocultures or as intercropping corn crop planting a different. This study has been carried out in Noelbaki Villages, Kupang Subdistrict, Kupang Central and chem Laboratory feed FAS, NCU for 6 mounths. Stages this study began planting C. Ternatea in monocultures or integrated with corn for a mounth, making silage for 45 days, laboratory analysis for a mounth and analysis of data for a week. Design used in this research was Random Design Complete (RDC) with 5 treatment and 3 test. Forage greenery production, shringkage and the production of silage not different (P>0,05) between C. ternatea plated compared with monocultures planted integrated with corn that distance cropping up different. Physical qualities silage C. ternatea on planting monocultures integrated with corn physically silage only overgrown little mushrooms with the score 4 in terms silage produced remains as an original state. In addition to materials content dry, organic, coarse fiber, carbohidrates and BETN not changed (P>0,05) during the ansilage that is a massive nutrients feed other content. The quality of physical and chemical silage dip when C. Ternate Grown Integrated With Corn and the distance grow than 80 cm. Concentration VFA that that is the product fermentation during the ansilage C. Ternatea not in contrast to the monocultures integrated corn.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas silase hijauan yang dihasilkan dari pertanaman Clitoria ternatea yang ditanam secara monokultur atau sebagai tanaman sela (intercropping) tanaman jagung dengan jarak tanam yang berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang dan Laboratorium kimia pakan Fapet Undana selama 6 bulan. Tahap-tahap penelitian ini dimulai penanaman C. Ternatea secara monokultur atau terintegrasi dengan jagung selama 1 bulan, pembuatan silase selama 45 hari, analisis laboratorium selama 1 bulan dan analisis data selama 1 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Produksi hijauan segar, penyusutan dan produksi silase tidak berbeda (P>0,05) antara C. ternatea yang ditanam monokultur dibandingkan dengan yang ditanam terintegrasi dengan jagung yang jarak tanamnya berbeda. Kualitas fisik silase C. ternatea pada penanaman monokultur dan terintegrasi dengan jagung secara fisik silase hanya ditumbuhi sedikit jamur dengan skor 4 dalam artian silase dihasilkan tetap seperti keadaan semula. Selain kandungan bahan kering, bahan organik, serat kasar, karbohidrat dan BETN tidak berubah (P>0,05) selama proses ensilase terjadi perubahan kandungan nutrien pakan lainnya. Kualitas fisik dan kimia silase menurun ketika C. ternatea ditanam terintegrasi dengan jagung pada jarak tanam lebih dari 80 cm. Konsentrasi VFA yang merupakan produk fermentasi selama proses ensilase C. ternatea tidak berbeda dari hasil penanaman monokultur dan terintegrasi jagung.
Downloads
References
Candra. 2013.Nilai pH, n–amoniak, dan vfa sistem rumen in vitro campuran jerami padi dan daun murbei (Morus alba) yang ditambahkan urea mineralmolases liquid (UMML). Skripsi. Makassar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Church, D C 1991. Livestock Feedand Feedings. Third Edition. Prentice Hall Inc. New York.
Dalgliesh NP, Budisantoso E, Darbas T, Ngongo Y, Whish J (2008). Developing a strategy for improved crop and animal production in the semi-arid tropics of West Timor. Proceedings of 14th Australian Agronomy Conference, Adelaide 2008
Jelantik IGN. 2001. Suplementasi Protein Sebagai Alternatif Peningkatan Produktivitas Sapi Bali di Nusa Tenggara Timur. Proc. Seminar Nasional Peternakan Pasca IAEUP, Hotel Kristal, Kupang, 27-29 Juli 2001.
Jelantik IGN, Leopenu C, Jeremias JA, Weisbjerg MR. 2010. Effects of Fishmeal or Urea Supplementation on Ruminal Fibre Digestion and Passage Kinetics in Bali Cows. Animal Production, 12 (2) : 74-81.
Jelantik I.G.N, and H.L.L Belli. 2010. Effect of urea or coconut cake supplementation on nutrient intake and digestion of Bali cows maintained on tropical grass hay. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, Vol. 15 (3) : 196-204.
Jeranyama P, Waddington SR, Hesterman OB, Harwood RR. 2007. Nitrogen effects on maize following groundnut in rotation on smallholder farms in sub-humid Zimbabwe. African Journal of Biotechnology 6 (13): 1503-1508.
Kleden MM, Deno Ratu MR, Randu MDS. 2015. Kapasitas tampung hijauan pakan dalam areal perkebunan kopi dan padang rumput alam di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Jurnal Zootek 35 (2): 340-350.
McDonald P. 2002. Animal Nutrition. Prentice Hall. 693 hal.
Manu AE. 2013. Produktivitas Padang penggembalaan Sabana Timor Barat. Pastura 3(1):25-29
Mullik ML, Jelantik IGN. 2010. Strategi peningkatan produktivitas sapi Bali pada sistem pemeliharaan ekstensif di daerah lajan kering: pengalaman Nusa Tenggara Timur. Dalam : Proseding Seminar Nasional Pengembangan Sapi Bali Berkelanjutan dalam Sistem Peternakan Rakyat. Mataram, 28 Oktober 2009.
Nulik, J, Fernandez PTh, Babys Z. 1990. Produktivitas Padang Penggembalaan Alam.
Nullik J. 2009. Kacang kupu (Clitoria ternatea) leguminosa herba alternatif untuk sistem usahatani integrasi sapi dan jagung di Pulau Timor. Wartazoa 19 (1):43-51
Riwu Kaho LM.1993. Studi Tentang Rotasi Merumput Pada Biom Sabana Timor Barat.Telah pada Sabana Binel TTS. Thesis Pascasarjana (S2)IPB, Bogor.
Suparjo K, Wiryawan KG, Laconi EB, Mangunwidjaja D. 2011. Perubahan komposisi kimia kulit buah kakao akibat penambahan mangn dan kalsium dalam biokonversi dengan kapang Phanenruceta chrysesperium. J. Media. Peternakan. 32:204-211
Van Soet PJ. 1994. Nutritional Ecology of the Ruminant. Cornell University Press. 476 hal.
Yusuf A. 2001. “Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar pada Silase Campuran Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumacher & Thonn) dengan Legum”. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar: Makassar