KARAKTERISTIK USAHATERNAK SAPI PASUNDAN DI JAWA BARAT
Abstract
Many researches were zooteknis about the technical characteristics of Pasundan cattles, so that the decree issued by Minister of Agriculture RI No. 105 / Kpts / SR120 / 10/2014. This decree, establishing the Pasundan cattle sump as one of the local genetic resources of West Java. The purpose of this research is to knew the social economic character of Pasundan cattle business in West Java. This study is a survey in the districts of Garut, Kuningan, Majalengka and Sukabumi. The location of this study is determined, based on the region is the center of Pasundan cattle development in West Java. Respondents were selected by simple random sampling in proportion to 94 frmers, the data were analyzed financially and literature study. Based on the results of research and discussion it can be concluded that the social economic characteristics of Pasundan cattle farming in West Java were; that the farmer is low-educated, but has enough experience, vulnerable to innovation, small farms scale, not economic oriented, the business is profitable if the disguised cost and calculated real cost, the raising pattern were done from upstream to downstream (breeding, rearing and fattening) intensively and semi-intensively.
ABSTRAK
Banyak penelitian yang bersifat zooteknis mengenai sifat dan karekteristik teknis Sapi Pasundan, sehingga melahirkan surat keputusan Mentan RI No. 105/Kpts/SR120/10/2014. Surat keputusan ini, menetapkan Rumpun Sapi Pasundan sebagai salah satu kekayaan sumber daya genetik lokal Jawa Barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik social ekonomi usahaternak sapi pasundan di Jawa Barat. Penelitian ini merupakan survey di kabupaten Garut, Kuningan, Majalengka dan Sukabumi. Lokasi penelitian ini ditetapkan, berdasarkan atas wilayah tersebut merupakan sentra pengembangan sapi pasundan di Jawa Barat. Responden ditetapkan dengan simple random sampling secara proporsional berjumlah 94 peternak, data dianalisis secara finansial dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik usahaternak sapi pasundan di Jawa Barat adalah, peternaknya berpendidikan rendah, namun memiliki cukup pengalaman, rentan terhadap inovasi, skala usahanya kecil, tidak berorientasi ekonomi, usahanyanya menguntungkan jika biaya ril yang dihitung dan merugikan jika biaya tersamar dan ril dihitung. Pola pemeliharaannya dilakukan dari hulu ke hilir (breeding, pembiakan, pembesaran dan penggemukan) secara intensif dan semi intensif.
Downloads
References
Arifin J. 2017. The animal genetic resources conservation of Pasundan cattle in West Java. Dissertation. Fakultas Peternakan, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Dwitresnandi R, Sulaeman M, Arifin J. 2015. Kinerja usaha pembibitan sapi potong pasundan pada pemeliharaan semi intensif. Jurnal.Unpad.ac.id 4(3):1-11.
Firman A, Tawaf R. 2008. Manajemen Agribisnis Peternakan, Teori dan Contoh Kasus. Unpad Press, Bandung.
Hermanto. 1993. Ilmu Usaha Tani. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Luanmase CM, Nurtini S, Haryadi FT. 2011. Analisis motivasi beternak sapi potong bagi peternak lokal dan transmigran serta pengaruh terhadap pendapatan di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Buletin Peternakan 35(2):113-123.
Mubyarto, 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Murwanto, Gatot A. 2008. Karakteristik peternak dan tingkat masukan teknologi peternakan sapi potong di Lembah Prafi Kabupaten Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan 3(1)8-15.
Nono OH. 2011. Dampak kelembagaan bagi hasil terhadap kinerja usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Kupang. Sosiohumaniora 13(1):28-38.
Rahmanto, Bambang. 2004. Analisis usaha peternakan sapi potong rakyat. ICASERD Working Paper No.59. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Riadi S, Nur S, Muatip K, 2014. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Peternakan 2(2):313-318.
Rouf AA, Munawaroh S. 2016. Analisis efisiensi teknis dan faktor penentu inefisiensi usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 19(2):103-118.
Soekartawi, 1986. Ilmu Usaha Tani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani. UI Press, Jakarta.
Sugeng YB. 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sumanto. 2013. Pemberdayaan peternak sapi potong melalui kemitraan bagi hasil melalui kemitraan bagi hasil di Kalimantan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Veteriner. pp:250-258.
Sundari, Rejeki AS, Triatmaja H. 2009. Analisis pendapatan peternak sapi potong sistem pemeliharaan intensif dan konvensional di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jurnal Sains Peternakan 7(2):73-79.
Suparyanto, Sitepu AP, Diwyanto K, Supriyatna N. 1997. Perilaku harga penawaran ternak sapi bakalan/potong di pasar hewan lokal. Seminar Nasional Peternakan Veteriner. Balai Penelitian ternak Bogor. pp:729-737.
Tawaf R, Paturochman M, Herlina L, Sulistyati M, Fitriani A. 2017. The optimation of farmers families’revenue the integration of Pasundan cattle and paddy farming in West Java. Jurnal Indonesian Tropical Animal Agriculture 42(4):270-278.
Tawaf R, Sulaeman, Udiantono TS. 1993. Strategi pengembangan industri peternakan sapi potong bersaka kecil dan menengah Proseding Agroindustri Sapi Potong. PPA, Cides dan UQ. Jakarta.