PENGARUH JARAK TANAM DAN UMUR PEMOTONGAN YANG BERBEDA TERHADAP NILAI ENERGI Clitoria ternatea SECARA IN VITRO
Abstract
This study aimed to determine the right time to harvest Clitoria ternatea with the highest energy content at different plant density. The research was conducted in the Noelbaki village, District Central Kupang, while the in vitro analysis was conducted at Animal Feed Laboratory in Fapet Undana for 5 months starting in October 2015 until February 2016. The study was conducted using a completely randomized factorial design. Factor A was plant spacing with 5 treatments and factor B was cutting age with 3 treatments, resulting in 15 combinations with three replications. Result showed that there was no interaction (P> 0.05) between the plant spacing and cutting age in terms of IVDMD, IVOMD, and DE of Clitoria ternatea. Plant spacing did not significantly (P> 0.05) affect IVDMD, IVOMD and DE of Clitoria ternatea. Cutting age did not have significant effect (P> 0.05) on IVDMD and DE, but have significant effect (P <0.05) IVOMD of Clitoria ternatea. To obtain high energy value of Clitoria ternatea planted monoculture or integrated with maize which planted at different row distances, it should be hervested at the age of no more at 90 days.
ABSTRAK
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui waktu pemotongan yang tepat dalam pemotongan Clitoria ternatea dengan kandungan energi tertinggi pada jarak tanam yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial. Faktor A adalah jarak tanam dengan 5 perlakuan dan Faktor B adalah umur pemotongan dengan 3 perlakuan, sehingga menghasilkan 15 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Dari hasil uji statistik tidak ada interaksi (P>0.05) antar jarak tanam dan umur pemotongan terhadap IVDMD, IVOMD, dan DE tanaman Clitoria ternatea. Jarak tanam tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap IVDMD, IVOMD dan DE tanaman Clitoria ternatea. Umur pemotongan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap IVDMD dan DE, dan berpengaruh (P<0.05) terhadap IVOMD tanaman Clitoria ternatea. Untuk menghasikan nilai energi Clitoria ternatea yang ditanam monokultur maupun terintegrasi dengan jagung pada jarak tanam rapat maupun jarak tanam yang longgar sebaiknya dipotong pada umur 90 hari.
Downloads
References
Hanafi MA. 2005. Pengaruh Kerapatan Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Jagung (Zea mays L) Untuk Produksi Jagung Semi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Heriyanto, Leenawaty. 2006. komposisi dan kandungan pigmen utama tumbuhan taliputri Cuscuta australis R.Br. Dan Cassytha filiformis L. Makara, Sains . 10,(2), 69-75
Heuzé V, Tran G, Bastianelli D, Boval M, Lebas F. 2012. Butterfly Pea (Clitoria ternatea). Feedipedia. org. A programme by INRA, CIRAD, AFZ and FAO. http://www.feedipedia.org/node/318 Last updated on oktober 24, 2016, 1:13.
Jelantik, IGN, Nikolaus TT, Penu CL, Jeremias J. 2015. Herbage production and nutritive value of some forage legumes as calf supplement. Proceeding 3rd international seminar on animal industri. Pp141-144
Koten BBRD, Soetrisno N, Ngadiyono, Soewignyo B. 2013. Penampilan Produksi Hijauan Hasil Tumpangsari Arbila (Phaseolus lunatus) Berinokulum Rhizobium dan Sorgum (Sorghum bicolor) pada Jarak Tanam Arbila dan Jumlah Baris Sorgum. Jurnal Sains Peternakan 11 (1) 26-33
Mulik ML, Jelantik IGN. 2010 strategi peningkatan produktifitas sapi bali pada sistem pemiliharaan ekstensif di daerah lahan kering. Pengalaman Nusa Tenggara Timur. Dalam: prosiding seminar nasionalpengembangan sapi bali berkelanjutan dalam sistem peternakan rakyat. Mataram 28 oktober 2009.
Nelson CJ, Moser LE. 1993. plant factor effekting forage quality in: GC Fahey Jr (ed)forage quality evaluationand utilisation. Am. Soc. Agronomi. wisconsin, USA.
Oktarina KE, Rianto R, Adiwinarti A, Purnomoadi. 2004. Pemanfaatan protein pada domba ekor tipis jantan yang mendapat pakan penguat dedak padi dengan aras yang berbeda. J. Pengembangan Peternakan Tropis. Special Edition Bulan Oktober, Buku I. hlm. 110 – 115.
Pradnyawan, SWH, Mudyantini W, Marsusi. (2005). Pertumbuhan, kandungan nitrogen, klorofil dan karotenoid daun gynura procumbens (lour) merr. pada tingkat naungan berbeda. Biofarmasi 3 (1): 7-10
Reksohadiprodjo S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika. BPFE, Yogyakarta.
Rubianti APTH, Fernandez A, Budisantoso E. 2010. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur..
Savitri MV, Sudarwati H, Hermanto. 2012. Pengaruh umur pemotongan terhadap produktivitas gamal (Gliricidia sepium). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 25 - 35
Suparwi. 2000. Pengaruh Minyak Kelapa dan Kembang Sepatu (Hibricus rosasinensis) terhadap Kecernaan Ransum dan Jumlah Protozoa. Animal Production 2 (2) 53-59
Surono, Soejono M, Budhi SPS. 2013. Kecernaan Bahan Kering, dan Bahan Organik Invitro Silase Rumput Gajah Pada Umur Pemotongan Dan Level Aditif Yang Berbeda. Jurnal tropical animal Agriculture 28 (4) 204-210.
Sutedi E. 2013. Potensi Kembang Telang (Clitoria ternatea) Sebagai Tanaman Pakan Ternak. WARTAZOA 23 (2) 49-56.
Shehu YW, Alhassan S, Phillips CJC. 1997. The effect of Intercropping maize with Stylosanhtes hamata at different row spacing on grain and fodder yields and chemical composition. Tropical Grassland, (31): 227 – 231.
Tarigan AL, Abdullah SP, Ginting, Permana IG. 2010. Produksi dan komposisi nutrisi serta kecernaan in vitro Indigofera sp pada interval dan tinggi pemotongan berbeda. JITV 15 (3): 188-195
Tsubo MS, Walker HO, Ogindo. 2005. A stimulation model of cereal-legume intercropping systems for semi-arid regions. Field Crops Research, 93:10 – 22.
Wilson JR. 1996 Shade-stimulated growth and nitrogen uptake by pasture grasses in a subtropical environment. Aust. J. Agric. 47, 1075-93.