Wacana Cyberactivism ‘Haters Gonna Haid’ mengenai Menstrual Taboo dalam penggunaan Menstrual Cup di Instagram Filmore Pharma
Abstract
Penggunaan menstrual cup oleh perempuan masing dianggap tabu dan tidak nyaman karena budaya, agama, dan adat di Indonesia serta nilai-nilai konservatif masih tertanam di benak masyarakat sebab penggunaan menstrual cup yang dinilai bisa merusak keperawanan. Hal ini diperkuat dengan fenomena menstrual taboo yang memaknai menstruasi pada perempuan sebagai bentuk ketidaksucian. Filmore Pharma mengangkat sebuah kampanye digital (cyberactivism) dengan tajuk ‘Haters Gonna Haid’ sebagai bentuk wacana tandingan mengenai fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menilik bagaimana wacana disampaikan melalui konten kampanye Instagram ‘Haters Gonna Haid’ mengenai penggunaan menstrual cup dengan fokus teori menstrual taboo. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Sara Mills yang akan melihat negosiasi antara posisi subjek-objek dan pembaca dalam teks. Dari temuan dan hasil analisis data, wacana yang tersalurkan dalam delapan unggahan Filmore Pharma berupa gambar dan video menunjukkan adanya wacana tandingan berupa negosiasi pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan oleh Filmore Pharma kepada audiens mengenai penggunaan menstrual cup yakni pengalaman menstruasi perempuan merupakan hal alamiah, tidak tabu, bukan penghalang bagi perempuan untuk terus berkarya, sekaligus sebagai bentuk perlawanan atas nilai-nilai konservatif pada budaya masyarakat Indonesia.
Copyright (c) 2025 Grishiella Patricia Liwang, Merlina Maria Barbara Apul

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.