PKM KELOMPOK TANI SAYUR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IRIGASI CURAH INSTALASI BAMBU DI DESA TUNFEU, KECAMATAN NEKAMESE, KABUPATEN KUPANG
Abstract
Kualitas sumber daya manusia pada Kelompok Tani Sayur (KTS) Kasih dan Manekan di Desa Tunfeu masih rendah dan manajemen penanaman cabai rawit masih memakai cara tradisional. Disamping itu cara pemberian air yang umum dipakai oleh masyarakat petani cabai di Desa Tunfeu dilakukan dengan cara pengaliran melalui semprotan dengan ujung selang, di mana air yang dialirkan dari ujung selang yang terbuka langsung disiramkam ke tanaman dengan bantuan mesin pompa. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penyuluhan, demo, praktek dan pendampingan yang dilakukan berpedoman pada Pedoman Teknologi Irigasi Curah (2017) dan Pedoman Budi Daya Cabai Rawit (2018). Dari Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) PKM ini di dapat hasil sebagai berikut: 1). Adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia pada KTS Kasih dan Manekan dilihat kehadiran (100%) dan keaktifan dalam kegiatan PPM PKM. Pengetahuan petani tentang penggunaan air dan budi daya cabai rawit meningkat, 2). Penggunaan air pada bedengan tanah untuk tanaman cabai rawit sudah optimal (tidak boros) dan penyiramannya sudah merata, karena menggunakan teknologi sistem irigasi curah/pancar (sprinkler irrigation) dengan instalasi dari bambu (bahan lokal), di mana penghematan penggunaan air sebelumnya (yaitu penyiraman air langsung ke arah tanaman dengan ujung selang) dan sesudah penggunaan irigasi curah instalasi bambu adalah sebesar 2,10 m3 atau sebesar 33,33% per 10 bedengan tiap kali penyiraman, 3). Kegiatan praktek tentang budi daya cabai terutama cabai rawit yang dirancang secara teknis dalam lahan petani juga baru pertama kali dilakukan sehingga perbandingan hasil produksi untuk 10 bedengan yang didapat sebelumnya (yaitu penyiraman air langsung ke arah tanaman dengan ujung selang) dan sesudah penggunaan irigasi curah instalasi bambu adalah (Rp. 200.000,- per 10 bedengan) : (Rp. 400.000,- per 10 bedengan) atau 1 : 2, dan 4). Rasio pencapaian dalam tahapan kegiatan PPM PKM mulai dari kegiatan persiapan, pelaksanaan, pendampingan, penanaman, pemanenan, evaluasi dan pelaporan sebesar 100%.