FERMENTASI JERAMI KACANG HIJAU MENGGUNAKAN CAIRAN RUMEN KAMBING DENGAN WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP KONSENTRASI NH3 DAN VFA SECARA in-vitro
Abstract
The purpose of the present study was to determine the effect of mung bean hay fermented with goat rumen liquor at different time on NH3 concentration and VFA at in-vitro. A Completely Randomized Design with five treatments and three replicates was used in this study. The treatments were R0: mung bean hay + sugar + microbe starter without fermentation; P1: mung bean hay + sugar + 1 week microbe starter fermentation; P2: mung bean hay + sugar + 2 weeks microbe starter fermentation; P3: mung bean hay + sugar + 3 weeks microbe starter fermentation and P4: mung bean hay + sugar + 4 weeks microbe starter fermentation. The results showed that rumen starter liquor as microbe source had no significant effect (P>0.05) on NH3 concentration and VFA. The NH3 and VFA concentrations were 4.8 mM and 88,57, respectively.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan starter cairan rumen kambing sebagai sumber mikroba dalam fermentasi jerami kacang hijau dengan lama waktu yang berbeda terhadap konsentrasi NH3 dan VFA secara in-vitro. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium kimia pakan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang selama 8 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu : P0 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba Tanpa Fermentasi, P1 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 1 minggu, P2 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 2 minggu, P3 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 3 minggu dan P4 Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 4 minggu. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian starter cairan rumen sebagai sumber mikroba dalam fermentasi jerami kacang hijau memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsentrasi NH3 dan VFA. Kisaran optimum konsentrasi NH3 6-21 mM, sedangkan hasil penelitian menunjukan kisaran 4.8 mM. Kisaran optimum untuk VFA 80-160 mM, sedangkan hasil penelitian cenderung menurun dari kisaran 103,35-81,07 dengan rataan 88,57.
Downloads
References
Badan pusat Statistik. Nusa Tenggara Timur (NTT) Dalam Angka, 2016. Provinsi NTT.
Bamualim AM dan Wirdahayati RB. 2006. Peran teknologi dalam pengembangan sapi lokal. Padang. Warta Penelitian dan Pembangunan Peternakan
Barry TN, Manley TR and Duncan SJ. 1986. The role of condensed tannins in the nutritional value of Lotus pedunculatus Site of carbohydrate and protein digestion as influenced by dietary reactive tannin concentrations. Brit. J. Nutr 55(1): 123-137.
Dioksa IMR, Mudita IM, Wibawa AAPP dan Wirawan IW. 2015. Metabolit Rumen Sapi Bali Yang Diberikan Ransum Terfermentasi Dengan Inokulan Yang Diproduksi dari Cairan Rumen Sapi Bali Dan Rayap. Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana Denpasar. Jurnal Peternakan Tropika 3(2): 386 – 404
Dwidjo Seputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Fajri F. 2008. Kajian Fermentabilitas dan Kecernaan in vitro Kulit Buah Kakao (Theobromacacao l.) Yang Difermentasi dengan Aspergillus niger. Disertasi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Haryanto B, Supriyati dan Sri Nastiti Jarmani. 2004. Pemanfaatan probiotik dalam bio-proses untuk meningkatkan nilai nutrisi jerami padi untuk pakan domba. Seminar Nasional Tekonologi Peternakan dan Veteriner, pp: 298-304.
Knicky M. 2005. Possibilites to improve silage conservation. Effect of crop, ensiling tecnology and additive. Faculty of veterinary medicine and animal science.
Mustofa Z, Tampoebolon BIM dan Subrata A. 2012. Peningkatan Kualitas Tongkol Jagung Teramoniasi Melalui Teknologi Fermentasi Menggunakan Starter Komersial Terhadap Produksi Vfa Dan Nh 3 Rumen Secara In Vitro. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Animal Agriculture Journal 1(1): 599 – 609.
Orskov ER, Ojwang I And Reid GW. 1988. A study of consistency of difference between cows in rumen out flow rate of fibrous particles and other substrates and consequence for digestibility and intake of roughages. Jurnal of Anim sci. Prod 47(1): 45– 51.
Sakinah D. 2005. Kajian Suplementasi Probiotik Bermineral Terhadap Produksi VFA,NH3, dan Kecernaan Zat Makanan Pada Domba. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Satter GD, Slylter LL. 1974. Effect Ammonia Concentration on Rumen Microbial Protein Prduction In Vivo. Brit. J. Nutr 32: 199-208
Sutardi T. 1997. Peluang dan tantangan pengembangan ilmu-ilmu nutrisi ternak. Orasi ilmiah. Guru besar tetap ilmu nutrisi ternak. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor
Tilley JMA and Terry RA. 1963. A Two Stage Technique for The in vitro Digestion of Forage Crops. Journal of the British Grassland Society 18: 104-111.
Ulya A. 2007. Kajian In Vitro Mikroba Rumen Berbagai Ternak Ruminansia dalam Fermentasi Biji Jarak Pagar (Jatropha cucas L). Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wijayanti EF, Wahyono dan Surono. 2012. Kecernaan nutrien dan fermentabilitas pakan komplit dengan level ampas tebu yang berbeda secara in vitro. Animal Agricultural Journal 1(1): 167-179
Yusdar Z, Novita CI dan Samadi. 2013. Efectivitas Fermentasi dengan Sumber Substrat yang Berbeda Terhadap Kualitas Jerami Padi. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Unsyiah. Agripet 13(1): 22-25