IDENTIFIKASI JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN SEBAGAI KAJIAN AWAL PERENCANAAN PEMBUATAN PONDASI BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS
Abstract
Abstrak
Penelitian untuk melakukan identifikasi jenis batuan bawah permukaan sebagai kajian awal untuk perencanaan pembuatan pondasi bangunan menggunakan metode resistivitas telah dilakukan di desa Tanjung Saronggi. Adapun pelaksanaan identifikasi diharapkan mengurangi resiko kegagalan pembangunan pondasi gedung ketika bangunan didirikan di atas lahan tersebut. Untuk mengetahui keberadaan jenis batuan bawah permukaan dilakukan pengukuran di area terbuka, tepatnya tanah CV petak 1 seluas dengan metode resistivitas konfigurasi Wenner-Schlumberger. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan software Res2Dinv. Hasil analisis menunjukkan penampang dua dimensi yang memuat panjang, kedalaman dan resistivitas dari setiap lintasan. Hasil interpretasi terhadap kontur yang dihasilkan pada setiap lintasan menunjukkan adanya lapisan tanah keras yang tidak memiliki lempung berada pada rentang 70 Ωm – 100 Ωm yaitu lapisan pasir kerikil tidak berlempung dan lapisan > 100 Ωm yaitu pasir kasar, kerikil tidak berlempung. Pondasi di lintasan 1 bisa dibuat menggunakan konstruksi pondasi dangkal pada bentangan 15 m – 92 m dan 118 m – 135 m dengan kedalaman 2,5 m – 15,5 m. Konstruksi pondasi dangkal bisa dibangun di lintasan 2 yaitu pada bentangan 25 m – 50 m dan bentangan 108 m – 151 m serta 159 m – 176 m dengan kedalaman secara berurutan antara 2,5 m – 20 m dan 2,5 m – 12,8 m serta 2,5 m – 8 m. Pada lintasan 3 konstruksi pondasi dangkal bisa dibuat dengan kedalaman 2,5 m – 15 m sepanjang bentangan antara 15 m – 135 m.
Kata kunci:metode resistivitas; konfigurasi Wenner-Schlumberger; software Res2Dinv
Abstract
Underground investigations to identify the rock types have been done using resistivity method in Desa Tanjung, Saronggi. This was a preliminary study that can be used as a reference in planning the construction of building foundations. The identification was expected to reduce the failures in constructing building foundations in this area. To identify the underground rocks in the area, the measurements were done in open area at CV 1 area () using Wenner-Schlumberger method. Data analysis was done using Res2Dinv. Results were 2D profiles consisting of length, depth and resistivity value of each line. Interpretations to contours obtained for each profile showed that there was hard soil with no clays within interval 70 Ωm – 100 Ωm, defined to be a gravelly sandy layer that has no clay and a coarse sandy gravelly layer (> 100 Ωm). Building foundations can be built in profile 1 using shallow building foundation construction at interval 15 m – 92 m and 118 m – 135 m, with depth being 2.5 m -15.5m. Such constructions can also be built in profile 2 and 3. In profile 2, the interval at which the constructions were possible lying between 25 m – 50 m, 108 m – 151 m and 159 m – 176 m, with their depths being 2.5 m – 20 m, 2.5 m – 12.8 m and 2.5 m – 8 m respectively. In profile 3, the construction can be built with depth interval 2.5 m – 15 m along length interval of 15 m – 135 m.
Keywords: resistivity method; Wenner-Schlumberger configuration; Res2Dinv
Downloads
Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang, Lasiana, Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur., Indonesia
This work is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)