Program Pemberian Makanan Tambahan Bagi Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Pelangi Ararat
Abstract
Pemberian Makanan Tambahan merupakan kegiatan pemberian makanan dalam bentuk makanan sehat dan bergizi sebagai bentuk meningkatkan kesehatan dan gizi Manusia. Program Pemberian Makanan Tambahan menjadi salah satu program yang sedang diterapkan oleh sekolah-sekolah baik dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini sampai jenjang Sekolah Dasar dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan gizi dalam upaya pencegahan stunting di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran program pemberian makanan tambahan di Pendidikan Anak Usia Dini untuk mencegah stunting serta meningkatkan kesehatan dan gizi dalam mengenalkan anak makanan bergizi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi. Hasil penelitian bahwa program Pemberian Makanan Tambahan dilaksanakan dengan alur kegiatan yang sering dilaksanakan di sekolah yaitu: pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan dilaksanakan seusai pembelajaran di kelas. Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan dilaksanakan 1 bulan sekali dan pemberian makanan yang diberikan dalam bentuk makanan tradisional dan makanan sehat seperti susu, bubur kacang hijau dan buah, sayuran. Setelah dilaksanakan dilakukan evaluasi terkait Pemberian Makanan Tambahan yang sudah dijalankan baik berupa sarana prasarana, respon peserta didik dan tidak lupa tanggapan orang tua yang cukup beragam serta puas dengan adanya program Pemberian Makanan Tambahan di sekolah.
Downloads
References
Handayani, L., Mulasari, S. A., Nurdianis, N., Masyarakat, F. K., & Dahlan, U. A. (2008). Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita Evaluation of Supplement Feeding ’ S Programme To Children Under Five Years Old. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 11(01), 21–26.
Kanak-kanak, P. M. T. (2005). Sulzkah B e n d a n g J u r n a l Xlmiah. IX(2).
Gigir, M.S., Amisi, M.D., & Mayulu, N. (2019). Hubungan antara status gizi anak usia 24-59 bulan di desa tiwoho kecamatan wori kabupaten minahasa utara. Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019
Leonita, E., & Nopriadi, N. (2010). Persepsi Ibu Terhadap Obesitas pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health), 1(1), 39–48. https://doi.org/10.25311/keskom.vol1.iss1.9
Loka, lola vita, Martini, Margaretha, & Relina, S. (2018). Hubungan Pola Pemberian Makan dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Pra Sekolah (3-6). Keperawatan Suaka Intan (JKSI), 3(2), 1–10.
Murniningsih, M., & Sulastri, S. (2008). Hubungan antara pemberian makanan tambahan pada usia dini dengan tingkat kunjungan ke pelayanan kesehatan di kelurahan Sine Sragen. Berita Ilmu Keperawatan, 1(3), 113–118.
Siagian, A., Jumirah, J., & Tampubolon, F. (2010). Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten Mandailing Natal. Kesmas: National Public Health Journal, 4(6), 262. https://doi.org/10.21109/kesmas.v4i6.165
SSGI. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 77–77.
Waroh, Y. K. (2019). Pemberian Makanan Tambahan Sebagai Upaya Penanganan Stunting Pada Balita Di Indonesia. Embrio, 11(1), 47–54. https://doi.org/10.36456/embrio.vol11.no1.a1852