Penggunaan Karbon Aktif Kayu Kesambi (Schleicera oleosa MERR) dalam Pengolahan Air Sadah
Abstract
Pengolahan air sadah menjadi air layak konsumsi masih menjadi tantangan tersendiri bagi semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat miskin dan terbelakang. Penerapkan teknologi pengolahan air yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan dan dapat diperbaharui sangat penting. Arang aktif kayu Kesambi yang diolah dari tanaman Kesambi tua kering dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air sadah untuk kebutuhan air minum. Penelitian ini bermaksud untuk memanfaatkan arang aktif kayu Kesambi dalam proses pengolahan air sebagai adsorben ion kesadahan. Aspek utama yang dikaji adalah penurunan konsentrasi ion kesadahan air setelah melewati kolom adsorben pada ketebalan arang aktif berbeda dan laju alir berbeda, serta mengetahui hubungan antara kapasitas adsorbsi dengan waktu adsorbsi. Arang aktif dari kayu Kesambi tua diproses melalui pirolisis pada 450-500 oC dan pencucian berulang kali. Proses filtrasi berlangsung dalam kolom yang berisi arang aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kosentrasi ion kesadahan makin tinggi seiring dengan meningkatnya ketebalan arang aktif; semakin cepat laju alir, penurunan konsentrasi ion kesadahan makin kecil. kapasitas adsorpsi makin besar bila waktu adsorpsi makin lama, adsorben telah jenuh ditandai dengan adanya penurunan kapasitas adsoprpsi secara signifikan. Persamaan regresi pengaruh ketebalan karbon aktif dan laju alir dan secara bersama-sama terhadap penurunan kesadahan air Y=151,480 + 8,580X1-3,902X2
Downloads
References
Badan Standardisasi Nasional. (2004). Air dan Air Limbah – Bagian 12: Cara Uji Kesadahan Total Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dengan Metode Titrimetri. Jakarta: Standar Nasional Indonesia SNI 06-6989.12-2004
Joko, Tri. (2010). Unit Air Baku Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Khalifa, M. & Bidaisee, S. (2018). The Importance of Clean Water. Scholar Journal of Applied Sciences and Research, 1(7), 17-20
Kılıç, Z. (2020). The importance of water and conscious use of water. International Journal of Hydrology, 4(5), 239‒241.
Lustiningrum, I. A. (2013). Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesaehatan, Universitas Muhamadyah
Manulangga, Oktavina. (2011). Studi Efektivitas Lamella Separator dalam pengelolaan Air Sadah. Tesis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November
Othman, N., Mohd-Asharuddin, S. & Azizul-Rahman, M. F. H. (2013). An overview of fruit waste as sustainable adsorbent for heavy metal removal. Applied Mechanics and Materials, 389, 29-35.
Popkin, B., D’Anci, K. & Rosenberg, I. (2010). Water, Hydration, and Health. Nutrition Reviews, 68, 439-458.
Sarifudin, K. (2021). Aplikasi Zeolite Alam Ende-Flores Teraktifasi untuk Menurunkan Kesadahan Air. Media Sains, 21(1), 93-101
Sembiring, M. T. & Sinaga, T. S. (2003). Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya). Medan-Indonesia: USU Digital Library
Skoog D., West, D., Holler. F.J. & Crouch, R. (2000). Analytical Chemistry: An Introduction. Singapore: Brooks Cole
Talan, J. P. (2013). Wajah Ganda Pembangunan Embung di NTT. Kupang: Satu Timor
Widyastuti, S. dan Sari, A. S. (2011). Kinerja Pengolahan Air Bersih dengan Proses Filtrasi dalam Mereduksi Kesadahan, Jurnal Teknik WAKTU, 09(01), 42-53.