DARI REDAKSI
Tahun 2020 ini Optimisme memasuki usia delapan tahun. Usia tergolong belia.
Namun, bukan usia yang masih belia itu, tetapi bagaimana ia bertahan hidup atau hidup
bertahan, terseok, kadang keok, toh ia siuman setiap enam bulan sekali. Salah satu kanker
akut yang memagutnya ialah minusnya naskah yang masuk ke redaksi. Jika ada yang masuk,
harus diobname (direvisi) secara besar-besaran. Pekerjaan semacam itu sangat menjemukan.
Awak Optimisme berusaha menjaga roh agar tetap mempertahankan kontinuitas.
Dalam edisi ini, Optimisme menghadirkan lima artikel dengan dua tema yakni bahasa
dan sastra. Dua tulisan sastra yakni “Perjalanan Hardo dari Kolong Jembatan Menuju
Bintang” tulisan Marsel Robot dan Karus Maria Margareta. Tulisan ini menganalisis tokoh
utama Hardo dalam Novel Perburuan karya Pramoedya Ananta Toer. Hardo merupakan
representasi tokoh pejuang pribumi yang tak tahan atas penindasan Nippon, si penjajah galak,
tengik, dan jutek itu. Hardo berusaha menyamarkan diri sebagai anak jalanan dan
meninggalkan rumah, meninggalkan keluarga demi berjuang melawan penajajah. Tema sastra
berikutnya berjudul: “D. Zawawi Imron Duta Madura Untuk Khazanah Sastra Indonesia
Modern”. Tulisan tersebut merupakan karya seorang guru yang sangat produktif dalam
menulis Yoseph Kono. Kono membahas seluk beluk kepenyairan dalam puisi-puisinya. Ia
menjelaskan secara detail gaya kepenyairan dan jiwa raga puisi Zawawi Imron. Pembaca
akan mendapatkan uraian lengkap dalam tulisan ini.
Optimisme menampilkan tulisan Telaah Wacana Kritis pada Teks Wacana Stund Up
Comedy Season 4 di Kompas Tv. Tulisan ini merupakan ringkasan skripsi Hendrikus A. A.
de Rosari. Tulisan ini dipandang layak masuk Optimisme, terutama kebaruan tema yang
digarapnya. A. De Rosari menelaah wacana struktur makro, superstruktur dan struktur
mikro pada teks wacana Stand Up Comedy Season 4 di Kompas Tv dengan menggunakan
analisis wacana kritis Teun van Dijk.
Artikel dari Frans Bustan dan Yohanes Bhae berjudul, “Menyingkapi Eksistensi
Manusia sebagai Homo Sapiens”. Tulisan ini menyingkap dan memaparkan eksistensi
manusia sebagai homo sapiens atau animal rationale, animal symbolicum, dan homo loquens
atau talking animal yang menyiratkan adanya hubungan maknawi begitu erat antara pikiran,
kebudayaan, dan bahasa. Eksistensi manusia sebagai homo sapiens atau animal rationale
ditandai dengan bahasa sebagai sarana bernalar.
Tulisan Maxzien I. Djawa Gigy Analisis berjudul: “Nilai Histori Nama Jalan (Gang)
di Kel. Batuplat, Kec. Alak, Kota Kupang”. Tulisan ini merupakan ringkasan skripsi. Masuk
dalam penilaian redaksi Optimisme karena kekhasan atau lokalitas tesis yang dimunculkan
dalam tulisan ini. Pemberian nama jalan selalu memuat memori tertentu dari masyarakat yang
memberikan nama jalan tersebut. Teori yang digunakan adalah teori Toponimi. Teori ini
merupakan sebuah teori yang secara khusus mengkaji riwayat asal usul nama tempat. Teori
Penamaan atau Toponimi bersifat konvensional, karena disusun berdasarkan kebiasaan
masyarakat dan bersifat arbiter karena kemauan masyarakatnya.
Akhirnya, setiap tulisan yang baik selalu menyediakan serambi, tempat
mendiskusikan kekurangannya. Di sanalah pembaca mengambil bagian untuk memberikan
menu tambahan pada tulisan-tulisan ini. Selamat membaca.

Diterbitkan: 2022-08-23

Terbitan Utuh

Articles